"But sir, I don't have the right to do that. That's not my right, sir!"
(Tapi Pak, saya tidak punya hak untuk melakukan itu. Itu bukan hak saya, Pak!)"Yes, I know it's not your right. But I command you to do that, therefore you must be able to do it" Ucap seorang pria dengan ekspresi wajah serius.
(Ya, saya tahu itu bukan hak kamu. Tetapi aku memerintahkan kamu untuk melakukan itu, oleh karena itu kamu harus bisa melakukannya)"You're already a lot different from your comrades, Raffa. You are wise, quick-to-respond, and you are confident, therefore I command you to take what is not your right. Because, I believe in you Raffa!"
(Kamu sudah jauh berbeda dari rekan-rekanmu, Raffa. Kamu bijaksana, cepat merespons, dan kamu percaya diri, oleh karena itu aku memerintahkanmu untuk mengambil apa yang bukan hakmu. Karena, aku percaya padamu Raffa!)"So, how is Raffa? Do you want to take what is not yours?"
(Lantas, bagaimana Raffa? Apakah kamu ingin mengambil apa yang bukan milik kamu?)"But... Are you sure you chose me?" Raffa masih berlutut di hadapan pria itu.
(Tapi... Apakah anda yakin memilih saya?)"Sure, I chose you Raffa!"
(Tentu, aku memilihmu Raffa!)Raffa menghela nafas, ia memejamkan matanya sebentar. "Well, if you believe in me. I will do my best, thank you sir for trusting me!"
(Baiklah, jika anda percaya pada saya. Saya akan melakukan yang terbaik, terima kasih Pak telah mempercayai saya!)Disaat Raffa hendak melangkah mundur mendekati pintu, pria itu menghentikan langkah Raffa.
"You don't have to worry about your adoptive parents. Your side job is safe and I make sure no one knows about it!"
(Kamu tidak perlu khawatir tentang orang tua angkat mu. Pekerjaan sampingan kamu aman dan saya memastikan tidak ada yang mengetahuinya!)"Alright sir, I fully believe in you. In that case, let me excuse you first"
(Baiklah Pak, saya sepenuhnya percaya pada anda. Kalau begitu, izinkan saya permisi dulu)"Yes, of course please Raffa my son!"
(Ya, tentu saja tolong Raffa anakku!)Raffa tersenyum simpul, lalu ia keluar dari ruangan itu sambil menampakkan ekspresi wajah datar. Pandangannya tertuju ke depan, akan tetapi pikirannya terus berkeliaran kemana-mana. Ia pikir saat ia pindah ke luar negeri beban hidupnya akan berkurang, tetapi kenyataan nya ia dihadapi dengan sebuah kehidupan yang amat sangat besar dan harus di lakukan dengan kesadaran penuh.
"Gue kira hidup gue setelah pindah negera makin tentram, ternyata kenyataannya semakin mengancam!" Monolog Raffa mengenakan penutup wajah dan juga sarung tangan.
"Gue kangen berat sama Fiona, kira-kira dia lagi ngapain ya sekarang?" Raffa menaiki mobil ditemani dengan kedua rekan nya.
"Are you ready, Raffa?"
(Apakah kamu siap, Raffa?)Seketika Raffa tersadar, dengan segera ia mengangguk menjawab pertanyaan itu. Tanpa basa basi, mobil yang di tumpangi Raffa berserta kedua rekannya itu melesat cepat di jalanan kota Inggris.
"We will take care of the western part first"
(Kami akan mengurus bagian barat terlebih dahulu)Raffa membuka peta jalanan, kemudian menandai setiap titik di bagian barat.
"You are the leader of this group, we will obey all the directions and orders from you!"
(Anda adalah pemimpin kelompok ini, kami akan mematuhi semua arahan dan perintah dari anda!)"Alright, prepare yourselves!"
(Baiklah, persiapkan dirimu)Raffa menggulung peta tadi dan memasukkan nya ke dalam ransel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Criminal
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Kisah cinta yang berujung bahagia pasti sangat di impikan setiap orang, tapi nyatanya tidak semudah itu. Kehidupan di dunia ini penuh dengan tantangan dan saling memanipulasi, tidak lupa dunia ini juga dipenuhi dengan tipu daya cinta...