2. famous

340 37 0
                                    

Deren Pratama. Mereka sering memanggilnya Deren. Mahasiswa tingkat 3 yang cukup menarik perhatian. Selain karena wajahnya yang cukup menarik, dia juga orang yang pintar dan ramah. Tidak sedikit dari mereka ingin berteman dengan Deren. Apalagi, saat ini Deren sebagai pemimpin teater yang akan mereka adakan minggu depan. Bukan hanya itu, Deren juga sebagai pemeran utama dari penampilan itu. Keren bukan?

Sudah pasti banyak mahasiswi bahkan mahasiswa sangat menyukai Deren. Banyak diantara mereka yang selalu mengkhayal bisa menjadi kekasih pria itu. Tapi, harapan itu harus mereka kubur dalam-dalam. Karena kabarnya, Deren tidak percaya lagi akan cinta. Entah itu benar atau tidak, tapi memang selama kuliah, Deren tidak pernah dikabarkan menjalin hubungan dengan siapapun. Baik dari teman satu angkatan, adik tingkat, maupun kakak tingkat. Tidak sedikit juga dari mereka mulai mendekati Deren. Tapi, Deren langsung menolaknya.

Pada saat masa penerimaan mahasiswa baru, Deren mendapat secarik kertas berisi surat cinta. Sekarang tahun berapa sih? Bukannya menyatakan perasaan pakai surat cinta itu sudah sangat jadul? Tapi kenapa orang-orang masih mengirim hal begitu.

Tak hanya itu, Deren juga mendapatkan pesan dari nomor tak dikenal. Orang itu menyatakan perasaannya. Dan yang membuat Deren semakin terkejut, si pengirim pesan itu adalah seorang pria. Sampai saat ini, dia tidak tahu siapa pria yang berani itu dan sampai saat ini juga pesan itu masih belum dia hapus. Dari mana dia tahu kalau pengirim itu seorang pria? Karena orang itu sendiri yang mengakuinya.

Ada satu hal yang belum diketahui orang-orang tentang Deren. Dia juga mengubur itu dalam-dalam jangan sampai semua orang tahu akan dirinya. Satu hal itu yang membuat Deren kini sudah tidak mau mengenal cinta. Karena baginya, cinta hanya bisa menimbulkan rasa sakit. Karena Deren masih belum siap untuk menerima rasa sakit itu lagi, maka dia memutuskan untuk sendiri dulu dan fokus pada kuliahnya.

Faktanya adalah Deren seorang gay. Hanya satu orang yang mengetahui kalau Deren adalah gay. Tapi orang itu memilih diam dan tidak mengatakan ke siapapun. Bahkan Deren sendiri tidak mengenalnya. Bisa dibilang, rahasia itu terkunci rapat-rapat. Mungkin suatu saat nanti orang itu akan memberitahunya. Tapi tidak sekarang. Karena masih banyak hal yang harus mereka lakukan terutama masa perkuliahan.

Saat sedang memimpin latihan, Deren terpaksa harus menahan emosi karena informasi yang dia dapat dari Satya. Panitia acara yang memegang bagian logistik. Surat yang ada di tangannya membuat Deren terpaksa meninggalkan latihannya dan mengikuti Satya menuju ruang kemahasiswaan. Di sana dengan wajah yang tegas dan penuh dengan emosi langsung menjumpai staff kemahasiswaan dan meletakkan surat itu di meja beliau.

"Maaf sebelumnya bu, ini maksudnya bagaimana?" tanya Deren. Semua mata kini langsung tertuju pada pria itu karena suaranya yang sudah mengisi seluruh sudut ruangan. "Bukannya minggu lalu sudah diterima? Mengapa tiba-tiba acara kami harus ubah tanggal?"

Staf kemahasiswaan yang merupakan seorang wanita itu pun berdiri kemudian menatap Deren dengan tatapan tidak suka. "Kamu tidak ada sopan santun ya?" tanyanya. Matanya kini terbuka lebar dan juga mencoba untuk menahan emosinya melihat mahasiswa yang ada di hadapannya saat ini.

"Acara kami kenapa harus ganti tanggal bu? Sebelum acara arsitektur ada, kami duluan yang minta surat izin buat pakai auditorium, mengapa kami yang harus mengalah? Seharusnya mereka yang mengalah dan cari tanggal lain!"

"Acara itu lebih penting dan tidak bisa diundur lagi, karena minggu depannya itu auditorium sudah tidak bisa digunakan."

"Bukan salah kami, siapa suruh mereka terlambat minta izin? Seharusnya mereka yang ibu salahkan, mengapa malah acara kami yang dikorbankan?"

"HEY! Kau bisa sopan tidak, kalau bicara ke yang lebih tua?" sambar salah seorang staf lain dan mendekat ke Deren. Mereka saling bertatap-tatapan mengirim energi satu sama lain.

hi you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang