26. overthinking

55 11 6
                                    

Hi guys!!! aku akan berusaha update sesering mungkin yaaaa

Jangan risau, aku bakal selesain cerita ini kok😊

Love you guys!!!!
Jangan kapok sama aku yaaa T_T

=hi you!=


Seperti biasa, Aldi akan selalu dihampiri makhluk yang sejak pertama kali kerja sampai mereka sudah berbeda jabatan ini. Tak lain dan tak bukan, dia adalah Gino. Pria itu akan selalu menunggu Aldi sampai akhirnya mereka akan masuk menuju kantor mereka bersamaan. Tapi bedanya, kali ada Derbi yang bersama-sama dengan mereka.

"Kenapa wajahmu belakangan ini mendung sekali? Kau ada masalah?" tanya Gino penasaran. Sejak beberapa hari lalu ia juga ingin menanyakan hal ini kepada Aldi. Tapi, karena hidupnya kini sudah diganggu oleh Derbi, waktunya dengan Aldi sudah semakin berkurang. Ditambah lagi Aldi saat ini sudah sangat sering bersama dengan Deren.

"Aku baik-baik saja Gino," jawab Aldi datar. Dia sama sekali tidak ingin ditanyakan perihal masalahnya kali ini. Keinginan ayahnya yang meminta dia untuk menikah sungguh menggaggu pikirannya. Ia sudah tak bisa lagi mencari cara lain untuk bisa menolak tawaran itu. Ditambah lagi, ia baru tahu kalau usia ayahnya tidak lama lagi.

"Bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama? Kita sudah lama tidak nongkrong, Di," ajak Gino.

"Aku tidak bisa hari ini," jawab Aldi singkat.

"Kau mau jalan dengan Deren, ya?"

"Tidak."

"Lalu, kau ada kerjaan apa?"

"Gino, aku sedang banyak pikiran, bisakah pertanyaan-pertanyaan bodohmu itu kau simpan saja?" suara Aldi yang datar cukup membuat Gino terdiam. "Apa kau tak bisa cari orang lain untuk kau ajak berteman? Kau ini anti sosial atau bagaimana?"

Seketika itu juga langkah Gino terhenti. Begitu juga dengan Aldi yang saat ini tidak bisa mengontrol emosinnya. Orang-orang yang ada di sekitar mereka pun seketika langsung mengalihkan pandangan dan melihat 3 orang yang kini berdiri tak jauh dari lift.

"Kau tau? Sifat mu yang selalu nempel dengan ku ini membuat aku risih sejak dulu, kau bahkan tak pernah berinisiatif mencari orang lain untuk kau jadikan teman, kau sudah dewasa apa kau tak bisa menjalin relasi sendiri?"

Tangan Gino seketika mengepal keras. Matanya seketika memerah dan kini mulai berkaca-kaca. Ia masih setia menatap Aldi yang kini terselimuti dengan amarahnya yang belum juga mereda.

"Memang sebaiknya aku tidak berteman dengan yatim piatu sepertimu."

"Bukkk!!!!"

Sebuah pukulan keras berhasil membuat semua orang yang ada di sana memekik. Aldi kini tersungkur di lantai. Tangannya memegang sudut bibirnya yang merah.

"Mulutmu jauh lebih sampah dari yang ku kira," ucap Derbi. Ia baru saja mendaratkan tangannya ke wajah Aldi sehingga membuat Aldi tersungkur dan meringis merasakan perih di wajahnya.

Derbi meraih tangan Gino lalu menariknya masuk ke dalam lift. Mereka meninggalkan. Tatapan mata Derbi kini penuh kebencian terhadap Aldi. Ia terus melihat pria itu yang masih belum bangkit dari lantai sampai akhirnya pintu lift tertutup.

Suasan lift sangat hening. Tak ada satupun yang berani membuka suara setelah melihat Derbi berani melayangkan tangannya ke wajah Aldi. Semua karyawan yang ada di sana seketika tak berani melihat bahkan bertanya apa yang sedang terjadi.

Tangan Derbi yang tadi menarik tangan Gino kini masih setia menggenggamnya dan tidak akan melepasnya. Ia bahkan semakin mengeratkan genggamannya membuat Gino merasa sedikit tidak nyaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hi you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang