3. single

291 34 0
                                    


Aldi harus sabar menunggu beberapa menit karena jalanan saat ini sangat padat mengakibatkan mobil Aldi tidak dapat bergerak. Ditambah lagi beberapa ratus meter ke depan ada lampu lalu lintas yang masih menampilkan warna merahnya. Aldi yang sudah terlambat hampir setengah jam tidak bisa berbuat apa-apa selain menatap jalanan yang kini tiba-tiba ramai.

Sembari menunggu mobilnya bisa bergerak, Aldi menyalakan musik untuk menenangkan dirinya dari hiruk pikuk jalan raya. Suara klakson dan mesin kendaraan membuat Aldi sedikit pusing dan mual. Lebih baik mendengarkan musik untuk membuat pikirannya lebih santai.

Di saat sedang menekan tombol play. Seketika lagu Radja terdengar jelas di pendengaran Aldi. Ia langsung mengingat sesuatu dan membayangkan wajah yang saat ini bikin dia penasaran itu. Wajah dengan senyum manis yang sangat sulit dia lupakan itu. Entah apa yang terkandung dalam senyuman itu, tapi jujur, senyumannya mirip sekali dengan Akila. Sungguh.

Cinderella pun tiba, dengan kereta kencana
Sepatu kaca hiasi kakinya
Semua mata terpana, akan kedatangannya
Pangeran pun jatuh cinta pada nya...

Seketika Aldi tersenyum mengingat poster yang ia bawa ke rumah. Sungguh di luar dugaan. Bagaimana bisa anak itu berpikiran membuat cerita seperti itu? Apalagi drama itu dilakukan secara live. Kalau untuk skenario film mungkin cukup menarik. Tapi, kali ini, drama seperti itu ditunjukkan secara langsung. Tanpa ada campur tangan editor dan lain-lain. Sungguh, Aldi cukup penasaran bagaimana cerita itu nantinya.

Tapi, alih-alih ingin menonton teater itu, Aldi sebenarnya punya maksud lain. Dia hanya ingin bertemu dengan Deren. Kalau suatu saat nanti mereka bisa bertemu, mungkin Aldi ingin memberanikan diri untuk mengajaknya bicara. Mungkin sekadar bertanya terkait perkuliahan. Atau pembahasan lain yang mungkin sesuai dengan usianya. Kalau seperti itu Aldi bisa menyesuaikan. Apalagi, dia tidak terlaly norak atau ketinggalan jaman. Sejauh ini, Aldi selalu mengikuti trend-trend yang ada.

Ketika Aldi menutup pintu mobilnya, seseorang datang dan langsung menepuk pundaknya. Orang itu adalah Gino. Saat ini Aldi sudah sampai di tempat kerja. Butuh waktu hampir 30 menit dia bisa lolos dari kemacetan di jalan raya. Untungnya, dia masih bisa memilih jalan kecil. Kalau tidak, mungkin butuh sejam dia untuk bisa sampai di tempat kerja.

"Tumben kau terlambat, ada masalah?" tanya Gino yang kini langsung menyamakan langkahnya dengan Aldi. Mereka bersama-sama masuk ke kantor dengan tangan Gino merangkul bahu teman kerjanya itu.

"Setidaknya pakai salam Gino, kita lagi di kantor, jangan terlalu seintim ini, nanti orang berpikir kalau kau tidak sopan dengan atasanmu." Aldi melihat ke sekitar. Banyak karyawan yang kini memerhatikan mereka.

"Baik pak Aldi," Gino langsung melepaskan tangannya. Merapikan dasinya kemudian sedikit berdehem untuk memperbaiki nada suaranya. "Selamat pagi Pak Aldi, tumben pak hari ini datang terlambat?" ulang Gino.

Mendengar itu, Aldi hanya tertawa dan terus melangkah. Senyumnya seketika membuat orang bertanya-tanya. Sebagai Manager Aldi sangat humble dengan anggotanya. Dia tidak pernah merasa sombong atau berlagak ingin dihormati. Bahkan, semua karyawan yang ada di sana sudah Aldi anggap seperti temannya sendiri. Karena, dia mau, semua anggotanya dapat bekerja dengan tenang dan senang hati.

"Sepertinya lagi bahagia pak?" tanya salah satu karyawan bernama Wati.

"Kita harus bahagia Wati," jawab Aldi dan terus melangkah. Sementara Gino yang berjalan di belakangnya hanya bisa tersenyum dan mengikuti langkah Aldi.

"Selamat pagi pak Aldi," sapa karyawannya yang lain bernama Sekar.

"Pagi Sekar, bagaimana kondisi ibu kamu? Sudah baikan?"

hi you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang