11: Jungwon Batal

755 61 11
                                    

YOU POV

Mataku memejam saat ku rasakan milik Jungwon yang sangat besar masuk begitu dalam di mulutku hingga menyentuh bagian kerongkonganku. Milik anak itu ternyata memiliki ukuran yang sangat besar sehingga memaksaku membuka mulut lebih besar agar gigiku tak melukai milik Jungwon yang telah menegang.

Jungwon tuntun kepalaku untuk terus bergerak memanjakan miliknya di bawah sana sambil memberikan perintah, "Tatap mataku, nuna!" yang mau tak mau aku turuti walau keadaanku sangat kacau saat ini. Air mataku sudah mengalir sejak tadi apalagi saat melihat wajah puas Jungwon di atas sana. Jungwon sesekali tersenyum manis hingga menampilkan lesung pipi di wajahnya, namun tingkah yang ia berikan padaku sangat tidak mewakili senyumanya yang manis tersebut.

Jungwon sangat dominan dan jauh dari ekspetasiku sebelumnya. Setelah meremas wajahku, lelaki itu ajak aku membilas tubuh kami sebelum menarikku keluar dari kamar mandi ini. Bahkan dengan santainya ia usir Niki yang masih tertidur nyenyak dari kamar tersebut. Walau dalam keadaan yang masih mengantuk, Niki pun tak berani menentang ucapan lelaki itu. Dengan penuh kekesalan, Niki keluar dari kamar ini bahkan dengan bantingan keras di pintu kamarnya.

Semakin membuat Jungwon naik pitam sehingga menempatkan diriku bersandar pada kasur dalam posisi duduk bersimpuh di atas lantai. Dengan leluasanya lelaki itu tempatkan diriku pada posisi yang tak pernah terbayang padaku sebelumnya, hingga berakhirlah diriku yang harus memanjakan kejantanan Jungwon dalam kondisi tak berdaya seperti ini.

Tidak, sebenarnya aku sanggup memberontak. Tapi aku lebih takut disetrum master ketimbang seks yang Jungwon inginkan saat ini. Aku juga ingin melihat sejauh mana anak ini ingin mengambil kuasa atas diriku. Jika ku rasa terlalu berlebihan mungkin bisa ku gunakan mulutku untuk sekedar meminta bantuan.

"Fuck! Nunaahh! Tahan gigimu!" pinta Jungwon yang langsung aku turuti dengan senang hati. Membuka mulutku semakin lebar lagi agar tak mengenai penis Jungwon saat ia terus gerakkan miliknya hingga masuk seutuhnya ke dalam mulutku. Terasa sesak, namun aku biasa melakukan hal ini dahulu saat bersama Minho. Sehingga aku gunakan momen ini untuk melatih diriku lagi setelah sekian lama tak aktif berhubungan seksual.

"Fuck! Aku bisa memberikanmu sensasi yang belum pernah kau rasakan bersama siapapun nuna! Sialan! Jangan pernah rendahkan aku seperti tadi!" kesal Jungwon sangat terasa dari remasannya di rambutku saat ini. Lelaki itu tak henti menghentakkan miliknya dalam mulutku yang berulang kali mampu membuatku hampir muntah. Saking gilanya lelaki ini sampai nekat menggerakkan miliknya terus menerus dan tak biarkan aku untuk sekedar menarik napasku.

Tanpa sadar aku menggeliat pelan sambil menatap Jungwon dari bawah dengan alis yang bertaut. Sadar atas rasa kesal yang aku rasakan, sontak membuat lelaki itu mengeluarkan penisnya untuk menampar wajahku pelan. Aku gunakan kesempatan tersebut untuk menarik napas sebanyak mungkin sementara Jungwon malah mendekat ke arahku untuk mencium bibirku. Lelaki itu cekik leherku sambil membawaku bangkit daei posisi tersebut, Jungwon dorong tubuhku hingga berbaring di atas kasur.

Dengan senyuman manis di wajahnya, lelaki itu tindih tubuhku yang perlahan membuatku teringat beberapa potong kejadian saat bersam Minho dulu. Fuck! Bisakah kau menyingkir dari pikiranku walau sehari saja Lee Minho sialan?!!

Tanpa sadar tangan kananku terulur menyentuh wajah tampan Jungwon sementara tangan kiriku sibuk menyeka air liur yang membasahi wajahku berkat memanjakan milik lelaki itu. Jungwon hanya terus diam memperhatikanku dengan pundak lebarnya itu, aku sangat menyukainya sehingga aku elus pundak lelaki itu yang mampu membangkitkan sisi dominan dalam diri Jungwon lagi.

Jungwon tahan kedua tanganku ke samping kepalaku, lelaki itu dudukkan dirinya di atas perutku walau tak menumpu seluruh berat badannya disana. Tapi yang jelas lelaki yang berusia lebih muda dariku ini terus memberikan aku senyuman yang manis. Memancing aku utarakan isi hatiku, "Jungwon, maafkan nuna." walau dalam diriku masih terus berpikir kalau Jungwon lelaki yang dapat aku pimpin. Nyatanya, lelaki ini tak berbeda dari lelaki dominan yang selalu ingin menundukkan dan membuat kacau diriki. Aku kecewa.

Baru Jungwon ingin menyatukan bibir kami lagi, Minho yang menjadi master dalam lingkungan ini malah memerintahkan. "HENTIKAN JUNGWON DAN BALIK KE KAMARMU!" dengan sedikit membentak yang mampu menambah kekesalan dalam diri Jungwon. Aku tanpa sadar menghembuskan nafas lega karena sejujurnya aku jadi tak mood melakukan hubungan seksual berkat perubahan yang Jungwon berikan padaku.

"JANGAN GANGGU KAMI, MASTER MINHO!" bentak Jungwon balik tak kalah keras. Aku yang ketakutan pun hanya bisa terdiam saat lelaki itu kembali memfokuskan perhatiannya padaku.

"KEMBALI KE KAMARMU ATAU SAYA BERIKAN SETRUMAN! TAK ADA HUBUNGAN SEKSUAL TANPA PERSETUJUAN SAYA DALAM LINGKUNGAN INI DAN SAYA INGIN Y/N FOKUS PADA PENYEMBUHANNYA. KELUAR DARI KAMAR ITU!" teriakan Minho itu mampu memancing air mata menggenang di pelupuk mataku. Perasaanku campur aduk tapi yang lebih dominan saat ini adalah perasaan bahagia yang aku rasakan. Entahlah, aku rasa aku sudah gila!

Sadar atas senyuman di wajahku, memancing Jungwon pukul tempat tidur yang berada di kedua sisiku dalam posisi wajah yang sangat dekat denganku. Aku tahu lelaki ini kacau sekali berkat hasrat yang terus menerus menahannya melakukan hubungan seksual padaku. Itulah sebabnya aku sama sekali tak ingin menahannya.

Jungwon bangkit dari kasur ini dan langsung menuju kamar mandi untuk mengambil seluruh pakaiannya disana. Sementara diri bangkit sambil mencari keberadaan tisu dalam ruangan ini. Tanpa kata Jungwon keluar dari kamarku dengan membanting pintunya penuh kekesalan sementara diriku langsung membersihkan tubuhku kembali di kamar mandi.

Saat aku sedang menyikat gigiku sambil memperhatikan pantulan diriku pada cermin di hadapanku, aku tanpa sadar memberikan sebuah pertanyaan untuk Minho yang terus memantau diriku.

"Minho, jujur saja. Apa kau masih mencintaiku atau kau malah ingin membalaskan dendammu padaku?" tanyaku yang tidak dijawab Minho walau lama ku menunggu. Aku yang kecewa pun hanya bisa melanjutkan kegiatanku dengan mengeringkan rambutku di dalam kamar mandi ini.

Cukup lama waktu yang aku habiskan untuk merawat diriku karena sebelumnya kegiatanku sempat Jungwon hentikan berkat hasrat yang ia rasakan. Walau sebenarnya hasratku sebenarnya juga harus ku tahan berkat perintah master yang begitu mendadak. Entahlah, perasaanku begitu campur aduk, itulah sebabnya aku terus menyibukkan diri hingga akhirnya aku keluar dari kamar mandi ini dan mendapati seorang lelaki tengah mendudukkan diri di pinggiran kasur milikku.

Sukses membuatku terkejut setengah mati apalagi saat menyadari lelaki itu yang perlahan berjalan mendekat ke arahku. Jantungku rasanya ingin copot saking terkejutnya dan tubuhku refleks membuat jarak saat lelaki tampan ini ingin membawaku ke dalam pelukannya.

"Kau merindukanku?" tanya lelaki itu dengan senyuman manis yang mengandung banyak sekali kenangan di dalamnya. Sadar atas ketakutan yang aku rasakan mampu menghentikan niat lelaki itu yang ingin menghampiri diriku.

"Ba-bagaimana bisa kau ada di dalam kamar ini, Minho?" tanyaku bahkan tak sanggup berbicara lancar.

"Kau lupa aku master dalam lingkungan ini? Aku memiliki berbagai akses dalam lingkungan ini, termasuk menemuimu secara diam-diam seperti ini!"

Tunggu dulu, apa aku bermimpi?

Kenapa ada banyak sekali kejutan dalam lingkungan ini?!!!!

Tuhan, dia benar Minho!

TBC

MINHO AKHIRNYA MENGAMBIL LANGKAH UNTUK MENUNTASKAN RINDU PADAMU

HARIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang