[🔞] HARIUM adalah lingkungan buatan manusia yang memiliki anggota bernama Heeseung, Jay, Sunghoon, Jake, Sunoo, Riki dan dirimu. Seluruh kegiatan, hubungan antar manusia hingga percintaan akan sepenuhnya diatur oleh seseorang yang menyebut dirinya...
Air mata tak henti mengalir membasahi wajahku saat Jake peluk erat tubuhku yang bergetar pasca hubungan badan yang kami lakukan. Entah sudah berapa kali aku dibuat pelepasan olehnya, namun entah mengapa tubuhku terasa begitu sakit selepas melakukan hubungan badan dengan lelaki itu.
Padahal aku pernah melalui fase bertemu seseorang yang lebih hyper dari Jake Sim. Ya, mantan pelanggan ku dulu bernama Mingyu bahkan pernah mengurung dan terus menggunakan ku selama tiga hari berturut-turut saking tak ingin membuang kesempatan menikmati tubuhku.
Entah mengapa saat bersama Jake Sim, tubuhku menjadi lemah dan mudah sekali jatuh sakit. Apa karena ukuran kemaluan lelaki itu yang luar biasa? atau karena permainan Jake yang terkesan kasar dan sangat agresif? Oh tuhan, kapan anggota lain mengambil sikap tegas atas kegilaan Jake ini?
Tubuhku sudah tak kuat lagi. Perutku terasa begitu sakit, pinggulku juga, ditambah lagi suasana hatiku yang begitu buruk berkat paksaan yang Jake berikan. Rambutku bahkan sampai basah oleh air mata yang tak bisa aku hentikan. Aku tak sanggup lagi, tubuh dan mentalku benar-benar Jake manfaatkan semaksimal mungkin demi memuaskan hasratnya.
Hampir diriku tenggelam oleh rasa kantuk dan lelah yang memenuhi. Hingga ku rasakan tangan Jake yang kembali mengelus permukaan vaginaku dari belakang.
Membuat rasa kantuk itu seketika menghilang tergantikan oleh perasaan takut dan tak nyaman atas sikap tak puasnya itu. Sudah ku pastikan, Jake tak hanya memeluk tubuhku walau hanya dari belakang. Lelaki ini sangat gila, tapi aku juga tak menyangka ia sampai mengelus selangkanganku lagi. Aku pikir ia sudah puas karena telah ikut berbaring sambil memeluk tubuhku dari samping.
"Menghabiskan waktu bersamamu, malah membuat nafsuku semakin tak terkendali, Y/n. Kau juga basah sekali, kau merasa belum puas atas permainanku barusan, sayang? Bagaimana jika kita lanjutkan ke ronde selanjutnya?" tanya Jake sedikit berbisik. Baru lelaki itu ingin menyatukan tubuh kami dari belakang dengan mengangkat sebelah kakiku. Jake sempat melihat ke arah jemari tangannya yang ternyata dipenuhi darah dari kewanitaanku. Sukses membuat lelaki itu terkejut setengah mati.
"Berdarah?!" kesal Jake. Aku yang tak kuat pun hanya bisa menangis semakin kencang sambil melihat Jake yang langsung berdiri dari kasurnya untuk berjalan menuju kamar mandinya. Aku pun ikut berdiri dari kasur ini dengan susah payah, berusaha aku buat gerakan agar darahku tak mengotori sprei Jake. "Jake, apa kalian punya pembalut untuk-" pertanyaanku langsung Jake sela dengan ucapan ketus, "Tanya anggota lain saja nuna, keluarlah dari kamar ini!" yang tak ku sangka akan ia berikan padaku.
Dari ekspresi wajahnya tergambar kekecewaan dan amarah yang begitu besar karena diriku tak dapat melayaninya lagi. Itulah sebabnya Jake buang aku di saat diriku tak berguna lagi untuknya. Bahkan untuk tetap bersamaku saat diriku berhalangan saja, dia tak mau!
Dengan air mata yang terus mengalir. Aku ambil handuk yang berserakan di lantai untuk menutupi tubuh telanjang ku ini. Tiba-tiba, Jake berteriak kencang sambil menatap salah satu CCTV di ruangan ini. "Master, bawa Sunoo ke kamarku!Aku ingin melakukannya sekarang, aku tak tahan lagi!" sukses membuatku terdiam sambil memandang Jake Sim tak percaya.
Jake pun terlihat memeriksa seluruh sprei kasurnya seumpama ada bercak darah lain yang tertinggal, hingga tiba-tiba pintu kamar ini terbuka dengan keras.
"Bisa-bisanya kau buang nuna setelah ia tak bisa melayani mu lagi, hyung!" sindir Niki tanpa aba-aba membawa tubuhku dalam gendongannya. Sementara Jake Sim hanya bisa duduk di pinggiran kasur sambil menunggu Sunoo dengan memanjakan miliknya sendiri!
"Jangan komentari hidupku bocah miskin! Masih untung kau diizinkan bergabung tanpa menyumbang sepeserpun!" ucap Jake sukses menghentikan langkah Niki. Niki yang tak terima atas ucapan Jake Sim pun berbalik lalu menendang sebuah vas bunga sampai terjatuh dan pecah berantakan.
Plang!
"Niki, sudahlah." pintaku sambil mengelus lengan Niki yang tidak tertutupi oleh apapun karena ia hanya menggunakan singlet dan boxer berwarna merah di tubuhnya yang amat kekar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Niki tatap mataku penuh arti sebelum aku memberanikan diri mengecup pipinya dengan lembut, "Sudah, tak usah dihiraukan." pintaku yang akhirnya Niki setujui dengan memberikan, "Urusan kita belum selesai hyung! Liat aja nanti!" setelah mengatakan itu pada Jake. Niki buka pintu kamar lalu menutupnya dengan bantingan keras setelah kami berhasil keluar dari kamar Jake Sim
Tak sengaja, aku dan Niki pun berpapasan dengan si cantik Sunoo yang diperintahkan Jake naik untuk menggantikan diriku. Langsung aku minta turun dari gendongan Niki terlebih dahulu sebelum aku peluk tubuh Sunoo begitu erat.
Aku tahu, kini giliran Sunoo yang akan mereka gunakan untuk menuntaskan hasratnya selama aku datang bulan, namun siapa yang tega melihat lelaki yang paling kita sukai berada dalam posisi seperti itu?! Aku tak terima, itulah sebabnya aku berusaha menahan Sunoo agar tidak mengikuti permintaan Jake.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kakak baik-baik saja kan? Istirahat yang-" belum selesai Sunoo berbicara, langsung aku cium bibir tembam Sunoo seiring tangisku yang semakin pecah. Perasaanku begitu berkecamuk, disatu sisi aku suka sekali mendapat banyak perhatian dan kasih sayang dari beberapa anggota lingkungan ini, tapi disisi lain, aku sayang sekali pada sosok laki-laki yang aku cium ini. Perasaanku begitu berkecamuk sampai tak kuat mencium bibir Sunoo lebih lama.
"Maafkan kakak, Sunoo. Seharusnya kakak yang melayani Jake tapi kakak tiba-tiba datang bulan sehingga kamu yang diminta menggantikan dalam beberapa hari kedepan." ucapku sambil menangkup wajah Sunoo menggunakan kedua tanganku. Sunoo yang melihat air mata di wajahku pun berusaha menyeka dengan jemari tangan yang lembut.
"Aku akan membawamu keluar dari lingkungan ini, kak. Kakak mau kan?" tanya Sunoo sedikit berbisik di telinga kananku agar tak didengar Niki. Langsung aku jawab pertanyaan Sunoo itu dengan anggukan kepala penuh keyakinan.
"Sunoo, i love you." ucapku, sukses membuat senyuman terukir lebar di wajah Sunoo yang babak belur. Aku utarakan perasaanku itu diakhiri mengecup bibir manis Sunoo sebelum ku rasakan Sunoo yang berbalik menangkup wajahku, "I love you too, kak. Istirahat dulu, okay? Jangan khawatirkan aku karena aku akan baik-baik saja, okay?". Belum aku jawab ungkapan Sunoo tersebut, Niki langsung menggendong tubuhku kembali untuk turun dari lantai dua ini tanpa mengizinkan aku membalas ucapan Sunoo tersebut.
"Datang ke kamar kakak nanti malam, Sunoo. Kakak merindukanmu!" ucapku sedikit berteriak sambil menatap Sunoo di belakang. Niki tiba-tiba sedikit menggerakkan tubuhku dalam gendongannya agar diriku berhenti menoleh ke arah belakang.
"Siapa yang mau ke kamar nuna? Aku ingin membawa nuna ke kamarku kok!"