Ingin Bertemu Salma

1.4K 105 3
                                    

"Ron, papi Ony mau tanya boleh?"

Rony menatap mata bocah lelaki yang kini berada dalam pelukannya. Ron mengangguk.

"Mami sekarang dimana?"

Ron perlahan melepaskan pelukannya pada Rony, lalu bocah itu menatap papinya.

"Papi gak tau?"

Rony menggeleng pelan. Perasaannya mulai tidak enak. Jujur, enam tahun terakhir ini sebenarnya Rony bukannya tidak berusaha mencari keberadaan Salma ataupun keduanya. Sudah berkali-kali ia menyuruh anak buah papinya untuk menemukan keberadaan wanita itu, tapi hasilnya nihil. Wanita itu hilang tanpa jejak, sehingga Rony tidak memiliki bayangan apapun tentang mereka.

Apa yang terjadi dengan Salma selama ini?
Bagaimana hidup mereka?
Berkecukupan saja kah?

Rony meniring penampilan anaknya dari ujung kaki sampai kepala. Baik dan layak. Tidak seperti anak yang kekurangan. Kulit dan rambutnya juga sehat. Hal ini sedikit membuatnya bernafas lega. Rony sangat berterima kasih pada Salma yang telah merawat anak mereka dengan baik.

"Papi gak tau, sayang, memangnya ada apa?"

Ron menggeleng. Bocah itu hanya tersenyum.

"Papi mau ketemu mami, boleh?"

"Boleh, pi"

"Ayo kita pulang" ajak Rony, ia menggandeng tangan anaknya. Ada perasaan bangga yang menyelinap saat tangannya digenggam oleh Ron.

Keduanya kini kembali ke mobil. Rony mengemudikannya kembali ke arah sekolah. Ron bilang rumahnya tidak jauh dari sana. Hanya beberapa belokan. Astaga. Selama ini ternyata mereka begitu dekat. Rony padahal sering menjemput Lea di sekolah, namun sama sekali tidak menotice keberadaan Ron di sekitarnya.

Rony membelokkan mobilnya ke dalam halaman sebuah rumah yang ditunjuk oleh Ron. Rumah bergaya american style dengan cat putih bersih. Ron berasa dejavu dengan rumah ini. Ada sedikit ingatan yang terlintas dipikirannya, namun samar. Dia mencoba mengingat-ingat sesuatu, namun kepingan puzzle itu belum ditemukannya.

Keduanya turun dari mobil. Rony membantu anaknya keluar. Bocah kecil itu segera berlari menuju pintu. Rony memencet bel. Jantungnya berdetak cepat penuh harap. Semoga Salma. Semoga dia yang membukakan pintu.

Ceklek!
"Ya Allah den,, kemana aja, bibi sama Pak Tri muter-muter nyari aden", seorang wanita setengah baya berseru saat melihat Ron muncul di hadapannya. Dia langsung memeluk bocah lelaki itu.

"Bi Lastri?"

Bi Lastri mengalihkan perhatiannya dari Ron saat mendengar namanya disebut seseorang. Pandangannya tiba-tiba membeku saat melihat siapa sosok yang berdiri dihadapannya saat ini.

"Den Rony..."
***

Rony menatap Bi Lastri penuh pertanyaan. Keduanya kini berada di ruang tamu rumah itu. Bi Lastri adalah pengasuh Rony saat kecil. Dia ikut keluarga Rony sejak usia remaja hingga akhirnya menikah dan berkeluarga.  Beberapa tahun terakhir, Rony memang tidak pernah mendengar kabar tentang Bil Lastri lagi. Terakhir, ia melihat wanita itu pada acara pernikahannya yang gagal.

"Den Rony apa kabar?", wanita itu menyuguhkan minuman ke hadapan tuan mudanya.

"Begini lah Bi, nggak ada yang istimewa" sahut Rony sambil tersenyum.

Bi Lastri memandangi Rony yang sekarang terlihat lebih kurus dari sebelumnya, saat terakhir mereka berjumpa. Laki-laki itu juga tidak seceria dulu, ada raut kedewasaan dan guratan kesedihan yang tertoreh secara bersamaan pada wajah tampan itu. Seketika hatinya ikut terenyuh.

"Salma mana Bi?", tanya Rony tanpa basa-basi. Toh Bi Lastri juga bukan orang lain di hidupnya.

Wajah tua itu sedikit terkejut dengan pertanyaan Rony, namun dengan cepat ia mengubah mimik wajahnya.

"Den Rony sudah tau siapa den Ron sebenarnya?"

Rony mengangguk. Ia sudah tau soal itu. Yang dia tidak tau itu soal Salma. Juga tentang bagaimana Bi Lastri bisa ada di rumah ini.

"Maafin bibi, Den. Bukan hak bibi untuk memberitahukan hal ini, juga tentang non Salma"

"Lalu siapa yang berhak bi?"

Bi Lastri menatap lekat pada lelaki yang dulu selalu digendongnya itu. "Den Rony lebih baik tanyakan pada Bapak dan Ibu saja, mereka yang lebih berhak menjawab tentang ini, Den"

Jderrr!!! Apa lagi ini? Kenapa harus bertanya pada orang tuanya? Rahasia apa sebenarnya yang Rony tidak ketahui? Sejak kapan orang tuanya terlibat dengan Salma? Bukankah mereka hanya tahu hubungan Rony dan Salma sebatas sahabat saja?

Isi kepala Rony riuh dengan berbagai pertanyaan, juga berbagai kemungkinan. Disesapnya perlahan teh hangat yang disajikan Bi Lastri.

"Lalu Salma?" Tanyanya lagi. Masih belum menyerah. Selama ia di sana, tidak ada tanda keberadaan Salma di rumah itu.

"Sebaiknya aden pulang dulu. Bukan maksud bibi mengusir, tapi lebih baik kalian tidak bertemu dulu"

Rahang Rony mengeras. Oke, jika Salma tidak ingin menemuinya. Ia sadar betapa banyak salahnya pada wanita itu. Tapi ada berapa banyak rahasia yang ditutupi darinya? Oleh orang-orang terdekatnya pula. Rony seperti merasa dikhianati.

"Rony pulang dulu, Bi. Tolong jaga Salma dan Ron baik-baik"

Laki-laki itu pun berlalu dengan sejuta tanda tanya dikepalanya.
***

Hai readers, apa kabar?
Sorry baru UP 😁
Akhir bulan lagi banyak kerjaan..

Selamat membaca 💙💙💙

Cinta Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang