Akhirnya Bertemu

1.4K 117 4
                                    

Salma memencet kode angka di depan unit Rony dengan brutal. Hasilnya error! Ternyata memang berubah. Bahkan kartu aksesnya pun tidak ada gunanya saat ini. Menyebalkan!

Wanita itu mulai memejamkan mata. Mencoba menahan genangan airmatanya. Juga berupaya memikirkan beberapa kemungkinan kombinasi angka yang menjadi sandi baru unit itu.

Salma memasukkan tanggal lahir Rony. Nihil! Tanggal lahir Ron, hasilnya tetap sama. Lagipula Rony mana tahu tanggal lahir anaknya sendiri. Jadi tidak mungkin. Angka kesukaan Rony juga sudah dia input tetapi pintu itu tetap tidak terbuka.

Salma menghela nafas frustasi. Menggenggam handphonenya lebih erat. Menghubungi satu nomor yang sudah ia simpan sekian lama, berharap nomor itu juga tidak berubah. Jika tidak, semua usahanya malam ini sia-sia sudah.

Terdengar nada dering tersambung dari loudspeaker handphonenya. Salma semakin erat menggenggam benda pipih itu. Batinnya berperang. Antara lanjutkan atau hentikan. Sebelum ia menekan tombol putuskan sambungan, telepon itu sudah diangkat.

"Hallo"

"Aku di luar, tolong buka pintu", sahut Salma.
***

Rony berdiri mematung saat pintu unitnya terbuka. Ada gadisnya di sana. Bukan, ada wanitanya di sana. Wajah yang selalu ia rindukan. Kini semakin anggun dengan balutan hijab berwarna hitam.

Salma tidak mau membuang waktu untuk bernostalgia dengan pria yang kini berada dihadapannya. Pria yang bertahun-tahun ia hindari namun tidak bisa benar-benar membuatnya pergi. Sekeras apapun usahanya, semesta selalu membuatnya kembali pada manusia bernama Rony! Sialan!

Salma mendorong tubuh Rony yang menghalanginya masuk. Lalu tanpa babibu ia berlari menuju kamar pria itu. Jangan heran. Salma hafal seluruh sudut kediaman Rony karena dialah yang bertahun-tahun membersihkan unit itu. Atas permintaan Maminya Rony. Juga sedikit rasa iba dari hatinya sendiri karena selama itu Rony tidak mengurus diri. Dan jangan lupakan fakta, ini masih unit yang sama saat keduanya masih terlibat cinta terlarang.

Klek. Salma membuka pintu kamar dan menyaksikan anaknya sedang tertidur di ranjang, yang pernah ditidurinya bersama Rony dulu. Dejavu, Salma segera menutup pintu itu kembali.

Saat ia berbalik, Rony sudah berada di belakangnya. Salma dengan reflek memukuli pria itu dengan tas yang dibawanya.

"Gila kamu! Gila!"

"Kenapa bawa Ron kayak gini!!!"

Salma kini memukuli dada lelaki itu dengan tangannya. Rony hanya diam. Menatap Salma yang kini menangis. Pukulan wanita itu tidak terasa apa-apa dibanding rasa bersalahnya.

"Aku.. akuu.. hikss.."

Rony memeluk Salma yang kini menangis tergugu. Ada rasa sesal dihatinya, sekali lagi ia membuat Salma menangis. Bukan ini yang Rony mau. Bukan keadaan seperti ini.

Perlahan diusapnya airmata Salma. Sekian tahun akhirnya Rony dapat menyentuh kembali wujud Salma. Asli. Bukan bayangan halunya. Ada jutaan rasa yang tidak dapat didefinisikan oleh Rony. Bahagia, menyesal, luka, dan marah menyatu jadi satu.

"Lepasin aku", lirih Salma meminta. Pelukan Rony pun mulai merenggang.

"Maafin aku Sal", ucap Rony membuat Salma kembali menatapnya.


Keduanya kini duduk bersisian dalam satu sofa. Meski begitu ada jarak kosong diantara keduanya yang diisi dengan dua bantal sofa.

Salma masih terdiam dengan mata bengkaknya akibat banyak menangis. Sedangkan Rony menatap wanita itu dari samping. Menyalurkan rasa rindu yang terpendam sekian lama.

"Kenapa baru sekarang?" Tanya Rony perlahan.

"Kenapa harus sekarang?" Salma bertanya balik.

Rony mengernyit. Harusnya ia yang meminta penjelasan. Bukan Salma.

Harusnya dia yang bertanya apa alasan Salma melakukan semua ini, bukan malah ditanya balik.

Selama ini dia mencari- cari wanita itu, sampai-sampai seperti mati rasa, ternyata Salma ada di dekatnya, bermain peran di belakangnya, bahkan didukung oleh orangtuanya. Seharusnya Rony yang marah. Meskipun semuanya terjadi karena ia yang salah.

"Kenapa harus sekarang? Maksudnya?" Rony mengulang pertanyaan Salma.

"Bukannya kamu bilang, nggak mau ketemu aku sampai mati, sekarang aku masih hidup. Apa setelah ini aku harus mati?"

🌻🌻🌻

Cinta Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang