Rahasia Salma

1.3K 67 0
                                    

🎶 Kita tak mungkin bersama
🎶 Tak ditakdirkan berdua
🎶 Takkan pernah menjadi
🎶 Satu dalam rasa

Salma menutup buku hariannya sambil terisak. Tidak pernah sesakit ini. Salma memang menjadi pemeran antagonis di hubungan Rony dan Flo. Tapi bukan kehendaknya jika jatuh cinta pada laki-laki itu.

Pikiran Salma melayang kembali, mundur pada beberapa waktu yang lalu. Saat itu dia sedang berjalan berdua dengan Rony. Mereka baru selesai menonton film di bioskop. Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan. Salma bahagia saat itu. Karena Rony berani menggenggam tangannya di tempat umum. Seolah menyatakan bahwa Salma adalah milik Rony-nya.

Namun, bahagia itu tidak bertahan lama. Saat mereka berbelok menuju resto, Salma merasa genggaman tangannya terlepas. Rony berjalan ke arah lain. Salma mengikuti langkah lelakinya, tapi kemudian dia memilih mundur.

Ada Flo, wanita yang lebih memenangkan hati Rony, tengah memilih-milih tas di sebuah gerai ternama. Rony memeluk Flo dari belakang. Keduanya pun saling merangkul. Tanpa sadar, tak ada lagi Salma di belakang mereka berdua.

Di waktu yang lain, Salma kembali menjadi pecundang dalam hubungan mereka. Saat itu, mereka berlima sedang jalan-jalan di puncak. Paul dengan Nabila, Rony dengan Florenza, dan Salma dengan bayangan lelaki yang ada di depannya.

Hujan mendadak turun. Salma hanya bisa mematung saat Rony melepaskan jaketnya dan menutupi Flo dari guyuran hujan. Keduanya berlari meninggalkan Salma. Hatinya saat itu nyeri. Bagaimana ia tidak terlihat dimata Rony, padahal malam sebelumnya laki-laki itu kembali tidur bersamanya. Mengucapkan kata-kata menenangkan bahwa ia akan selalu bersama Salma.

Nyatanya, untuk sekarang, atau bahkan selamanya, Salma hanyalah bayangan. Bukan. Salma hanyalah pelampiasan. Laki-laki itu sedang berbahagia dengan tunangannya, dan lupa akan janjinya pada Salma.
***

"Sal, lo sakit?" Tanya Nabila melihat bibir pucat Salma.

"Nggak, gue gak pake liptint aja", sahut Salma sambil meletakkan toples camilan di depan kedua sahabatnya.

Paul langsung meraih toples di depannya. Laki-laki itu tidak ingin menatap Salma. Ia takut rasa ibanya membuat Salma risih. Meski laki-laki, Paul lebih sensitif di banding Nabila mengenai hal-hal yang tidak beres seperti ini.

"Nyokap lo mana, Sal?"

Salma tercenung. Dia berbohong pada Nabila bahwa mamahnya akan datang. Padahal itu alasannya saja agar tidak menghadiri acara Rony dan Flo.

"Lagi keluar, ke rumah teman lama", sahut Salma asal.

"Gue lapar, kalian gak mau masak?", celetuk Paul.

"Yuk Nab, kita ke dapur, kasian Powl kelaperan", Salma mengajak Nabila ke dapurnya untuk memasak makan malam yang sudah lewat jamnya.

Paul menghela nafas setelah kedua gadis itu pergi. Ia menarik bantal sofa. Namun tidak sengaja gerakannya menjatuhkan slingbag Salma yang ternyata ada di balik bantal yang ditariknya.

Isi slingbag itu menghambur keluar. Paul buru-buru merapikan kembali barang-barang Salma. Namun pandangannya tertuju pada sebuah kotak memanjang yang juga keluar dari tas.

Tutup kotak itu terbuka separuh, menampakkan sebagian isinya. Paul tercengang. Dengan cepat ditutupnya kembali kotak itu. Lalu di masukkannya ke dalam kantong jas yang di pakainya.

Paul tidak berniat mencuri. Dia hanya ingin memastikan bahwa feelingnya selama ini benar. Ada rahasia besar di antara Rony dan Salma. Kedua sahabat yang disayanginya itu pasti punya penjelasan akan hal ini.
***

Cinta Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang