Terlambat

1.3K 78 0
                                    

Rony memencet sandi apart Salma dengan buru-buru. Namun sandi itu ditolak. Diulanginya sekali lagi, namun sandi itu tetap salah.

Rony mencoba menghubungi Salma, tapi nomor gadis itu tidak aktif. Rony bergegas menuju lift. Tujuannya adalah lobby apartmen Salma.

"Maaf Mas, mbak Salma sudah pindah beberapa hari yang lalu, unitnya sudah dijual", jelas resepsionis kepada Rony setelah ia menanyakan perihal sandi yang gagal.

"Oke, makasih ya", ujar Rony sambil berlalu.

Pria itu kini berada di mobilnya. Memukuli stirnya. Pikirannya kalut. Kemana Salma pergi? Baik-baik saja kah dia? Bagaimana dengan anak mereka?

Rony butuh beberapa hari untuk menenangkan hatinya setelah mengetahui fakta Salma hamil anaknya dari Paul. Sayangnya hal ini justru membuat ia kehilangan Salma. Gadis itu, bukan, wanita itu kini sudah pergi entah kemana.

"Salma, kamu dimana, sayang", lirih Rony ditengah isak tangisnya. Kehilangan menderanya, dan dia sudah terlambat untuk membuat Salma tetap tinggal di sisinya.
***

Huekkk.. huekkkk...

Rony memuntahkan isi perutnya ke dalam wastafel. Kepalanya pening. Paul memandangi Rony dari pintu kamar mandi.

"Ron, kayaknya kondisi Salma sama kayak lo sekarang deh", ucap Paul.

Rony menatap nyalang. Keadaannya saat ini saja sangat tidak mengenakkan. Bagaimana dengan Salma-nya? Ya Salma-nya, wanitanya yang kini mengandung buah hati mereka.

Sudah satu bulan Rony dan Paul berusaha mencari keberadaan Salma. Tapi nihil. Wanita itu bak menghilang ditelan bumi. Tanpa kabar berita. Bahkan orangtuanya, tahunya Salma masih berada di Jakarta. Membuat Rony enggan membuka kenyataan tentang dia dan Salma.

Ting tong!
Suara bel menghentikan pikiran kedua laki-laki itu.

Paul beranjak membuka pintu apartnya. Ada Flo di depan. Gadis cantik berambut panjang itu melenggang masuk ke dalam apart milik Paul.

"Rony sakit apa Powl?" Tanyanya setelah duduk di ruang tamu.

"Masuk angin, bentar gue panggilin", Paul berlalu. Sebenarnya dia juga tidak sanggup bertatapan dengan Flo lama-lama. Rasa iba menyeruak. Flo yang tak tahu apa-apa, harus dikhianati oleh Rony.

"Sayang"

"Ron, kamu baik-baik aja kah?" Gadis itu memeluk tubuh Rony.

"Kamu kurusan, Ron"

Rony hanya tertawa. Rasa bahagianya muncul lagi setelah melihat Flo. Melupakan sejenak tentang Salma yang akhir-akhir ini menyita pikirannya.

Flo mendudukkan dirinya di samping Rony. Gadis itu mengelus rambut tunangannya dengan lembut, membuat Rony memejamkan mata. Ada sedikit perasaan tenang saat bersama Flo. Meski tidak senyaman saat ia bersama Salma. Membuatnya semakin merindukan wanitanya yang kini tenggelam tak ada kabarnya.

Dua bulan lagi Rony dan Flo akan menikah. Makanya Rony harus secepatnya menemukan Salma dan menyelesaikan urusan mereka. Dia tidak ingin masalahnya dengan Salma menghalangi satu langkahnya bersama Flo di masa depan.
***

"Ini Salma kan?", tanya Nabila sambil mengangsurkan sebuah foto di hapenya.

Paul menatap foto gadis dengan perut membuncit. Pernikahan Rony tinggal sebulan lagi, artinya kandungan Salma sudah berusia 5 bulan.

"Powl, Salma hamil anak siapa?" Cecar Nabila. Dia kaget setengah mati saat sepupunya mengirimi foto sahabatnya yang lama menghilang. Keadaan Salma sekarang sangat diluar nalarnya.

"Anak Rony, Nab", sahut Paul. Dia tidak mungkin lagi menutupi kenyataan ini pada pacarnya sendiri.

"Apa??! Kita harus bilang Rony, dia harus tanggung jawab!"

Paul menahan tangan Nabila yang hendak berdiri. Menggelengkan kepalanya pasrah.

"Udah telat Nab, Rony mau nikah sama Flo", kata Paul.

"Belum Powl, Rony baru mau nikah, bukan sudah nikah", bantah Nabila.

"Kamu mau gimana, aku sudah janji sama Salma, buat dukung apapun keputusan Rony, semua demi anak mereka. Dan Salma balik janji ke aku kalo dia bakal mempertahankan anak itu, meski tanpa Rony", jelas Paul.

"Meskipun itu harus mengorbankan perasaan Salma?!"

Paul menghela nafasnya. Nabila pun juga terengah. Dadanya sesak menyesali keterlambatannya peka atas keadaan Salma. Gadis itu kini menangis sesenggukan dipelukan Paul yang juga merasa bersalah.

Lo bukan malaikat, lo manusia biasa, Sal. Lo gak perlu berkorban untuk bajingan kayak Rony. Buat gue lo selalu berharga! Batin Nabila.
***

Cinta Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang