Ulang Tahun. Ulang Tahun?

2.5K 167 23
                                    

Ruangan kecil yang menjadi tempat menyambut tamu di unit Rony kini sudah berubah menjadi tempat pesta kecil-kecilan. Di sudut ruangan terdapat balon-balon berwarna biru dan putih. Juga tidak lupa tergantung banner yang bertuliskan " Happy Birthday Ron". Sementara itu, di atas pantry sudah ada dua kue ulang tahun.

Salma mencoba melunak. Demi memberi kenangan indah dalam hidup anaknya yang ingin merayakan ulang tahun dengan keluarga yang lengkap. Hari ini dia membelikan dua kue ulang tahun. Satu untuk Ron, dan satunya untuk Rony.

Terakhir kali ia merayakan ulang tahun lelaki itu saat Rony berusia 23 tahun. Sekarang 7 tahun hampir berlalu. Laki-laki itu kini akan memasuki usia kepala tiga.

Salma ingat, betapa ia dulu harus berbagi waktu dengan Flo, yang nyatanya selalu menjadi yang utama di hidup Rony. Dia yang selalu mencuri start pertama dalam hal apapun. Bahkan dalam merayakan apapun tentang Rony. Membuat Salma harus rela menunggu Rony melewati kebersamaannya dengan Flo, kemudian baru laki-laki itu menemui Salma di penghujung waktu. Menghabiskan sisa malam, hingga subuh menjelang.

Ah, miris sekali hidupnya. Salma tiba-tiba merindukan dua sahabatnya. Nabila dan Paul. Mereka yang selalu menguatkan Salma. Kedua orang baik itu sekarang hidup bahagia, dan Salma sangat bersyukur atas hal itu. Lain waktu ia berjanji akan menemui keduanya.

Salma bergegas mengusap airmatanya saat ia mendengar bel dipencet. Ia mengambil pop confety dan meledakkan isinya saat kedua laki-laki beda usia itu masuk berbarengan.

"Happy Birthday Ronnn!!!"

Ron berlari memeluk Salma. Keduanya saling menumpahkan rasa kasih sayang.

"Papi, ayo peluk mami", ujar Ron sambil meraih tangan Rony.

Rony melangkah ragu. Menatap Salma mencari jawaban. Keduanya salah tingkah. Rony maju memeluk Salma dan Ron. Tangannya merengkuh tubuh kedua orang itu. Sejenak hatinya menghangat. Rony merasa bahagia.

"Terimakasih Sal, terimakasih", bisiknya lirih ditelinga Salma.
***

"Lagi apa?" Tanya Rony saat melihat Salma tengah termenung di balkon. Sudah pukul 10 malam. Ron sudah tidur. Kelelahan usai berpesta tadi sore. Tersisa mereka berdua kini.

Salma menoleh. Matanya yang basah kini terlihat oleh Rony. Lelaki itu buru-buru menarik Salma masuk, dan membawanya duduk di sofa.

"Ada apa sayang?"

Sayang. Panggilan Rony untuk Salma kala itu.

"Selamat ulang tahun, Rony"

Salma akhirnya buka suara. Ia tidak tahu apakah ia menjadi yang pertama atau bukan. Tapi saat ini, dia satu-satunya yang mengucapkan selamat dihadapan Rony langsung.

Rony menggenggam tangan Salma. Bahagianya buncah kali ini. Wanita dihadapannya tidak lagi menunjukkan rasa marahnya. Namun masih banyak hal yang mengganjal pikiran Rony.

"Aku mau minta hadiah"

"Apa?"

"Penjelasanmu tentang semua yang terjadi selama ini, boleh?"

"Pelan-pelan saja, kita masih punya banyak waktu" sambung Rony.

"Mulai dari mana?"

Rony memulai tanya. Tentang apa yang selama ini menjadi buah pikirnya. Tentang Salma setelah pergi darinya. Kehidupan awal anaknya. Alasan mengapa ia bersembunyi dari Rony. Bagaimana bisa orangtuanya menutupi semua ini darinya.

Salma mengurai kata. Menjawab satu persatu tanya dari lelaki di hadapannya. Walau kadang terasa kelu baginya. Tapi ia juga tidak ingin lagi bermain teka-teki. Cukup sudah ia nelangsa atas perasaannya sendiri. Rony juga berhak tau apa yang selama ini ia alami.
***
Flashback 6 tahun yang lalu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang