Mencari Penjelasan

1.9K 117 26
                                    

Rony akhirnya pulang ke rumah orangtuanya. Setelah beberapa bulan terakhir dia menginap di apartemennya saja. Pikirannya kalut. Banyak pertanyaan yang ingin dilontarkannya.

"Papi mana Mi?" Tanyanya pada maminya yang sedang menonton tv di ruang tengah. Wanita cantik yang kini berumur hampir setengah abad itu menoleh.

"Sudah ingat pulang kamu?"

"Ayolah Mi, Rony lagi ada perlu sama papi"

"Di ruang kerja. Jangan bikin perkara, Ron", peringatan maminya ini bukan tanpa alasan. Karena dia tahu sekali anaknya. Kalo sudah pulang dan mencari papinya, tentu pasti ada masalah besar yang tidak dapat dia selesaikan sendiri.

Ron segera melesat menuju ruang kerja papinya. Saat dia masuk, papinya sedang memeriksa berkas-berkas perusahaan.

"Pi, Rony mau bicara" ujarnya sambil duduk di hadapan papinya.

Roy, papinya Rony, mengangguk tanpa melepaskan pandangannya dari berkas.

"Rony ketemu Bi Lastri hari ini"

Roy sontak mengangkat kepalanya. Memandang putranya dengan tatapan terkejut.

"Sekarang papi jelasin, kenapa Bi Lastri bisa bersama dengan anak Rony?!"

Roy menghela nafas berat. Lalu mulai menceritakan apa yang sebenarnya ia ketahui.

Flashback

5 tahun yang lalu

Roy sedang mengantar istrinya untuk cek kesehatan di rumah sakit milik keluarganya. Sambil menunggu pemeriksaan maminya Rony, Roy berjalan-jalan sekaligus memantau kondisi rumah sakit itu.

Tanpa sengaja matanya tertuju pada sosok gadis yang berdiri di depan loket pembayaran. Gadis itu tampak familiar. Roy pun mendekat.

"Salma, kamu Salma kan?"

Gadis itu menoleh. Lalu tersenyum mendekatinya.

"Apa kabar om?" Tanya Salma sambil menyalami Roy.

"Baik. Sedang apa kamu? Siapa yang sakit?"

"Ah, ini, mmmm..anak Salma yang sakit om"

Anak? Kapan dia menikah? Walaupun Roy tidak begitu sering bertemu Salma, dia tahu Rony dan Salma sangat dekat, tapi putranya sama sekali tidak pernah menyinggung perihal pernikahan Salma.

"Salma duluan ya Om, takut anak Salma nyariin", pamit gadis itu sambil berlalu.

Roy mendekati loket, dan meminta data pasien milik Salma pada pegawainya. Betapa terkejutnya ia saat melihat nama yang tertera di lembaran itu.

Ron Amaro Parulian. 1th.

Parulian bukanlah sembarang nama. Itu nama yang ia berikan pada putra tunggalnya, Rony. Mata Roy menelusuri lagi lembaran kertas data itu dan yang semakin membuat ia terkejut ada nama putranya di kolom nama ayah kandung pasien.

Roy buru-buru melangkah menuju ruangan anak Salma. Dalam pikirannya, gadis itu harus menjelaskan semua ini. Meskipun dengan cara memaksa.

Salma selalu berkelit, namun Roy dapat melihat binar cinta di mata gadis itu setiap mendengar atau menyebut nama Rony. Roy terus memohon pada Salma agar menceritakan hal yang sebenarnya terjadi selama ini. Pada akhirnya gadis itu luluh dan menguak rahasianya bersama Rony.

Setelah mendapatkan penjelasan dari Salma, Roy menyuruh Bi Lastri dan suaminya untuk pindah ke rumah yang ia beli untuk hadiah pernikahan Rony dan Florenza. Namun karena pernikahan itu gagal, rumah itu kini masih kosong. Roy berniat memberikannya pada Salma dan cucunya.

Setelah Ron sembuh, Roy membawa keduanya tinggal ke rumah yang sudah disiapkannya. Awalnya Salma menolak, namun Roy bersikeras. Tentunya ia harus bertanggung jawab. Akhirnya Salma mengalah, dengan syarat Roy tidak boleh memberitahukan keberadaan mereka berdua pada Rony.

Roy setuju. Selama Salma dan Ron masih berada dalam pengawasannya, sebisa mungkin ia membuat keduanya nyaman. Segala kebutuhan Salma dan Ron ia penuhi. Hal ini sebagai penebus kesalahan putranya pada Salma. Dan juga tanggung jawabnya sebagai kakek dari Ron.

Roy juga yang membuat Rony tidak pernah bisa menemukan keberadaan Salma. Bukan ia tega pada Rony, hanya saja Roy ingin menepati janjinya pada Salma.

Ia tahu betapa tersiksanya Salma dulu. Dia juga melihat betapa besar penyesalan Rony hingga memutuskan tidak menikah dan masih mencari Salma hingga kini. Tapi Roy tidak dapat memaksa Salma untuk mau bertemu Rony. Biar waktu yang menyembuhkan luka mereka. Setidaknya, kini dia sudah berusaha menjaga dengan baik dua orang itu demi putranya.
***

Rony menangis. Ia bersimpuh dihadapan papinya. Hari ini ia benar-benar merasa gagal sebagai manusia, sebagai anak, juga sebagai ayah.

"Maafin Rony, Pi", ujarnya lirih. Roy menepuk-nepuk pundak Rony.

"Sudah lah nak, apapun itu, kamu sudah mendapat balasannya. Rasa penyesalan itu selalu menyiksamu bukan?"

Rony mengangguk. Tidak ada satu haripun baginya tanpa memikirkan keberadaan Salma. Enam tahun! Bayangkan selama itu, dia merindukan Salma, membayangkan gadis itu datang dan memaafkannya.

"Dimana Salma sekarang, Pi?"

Roy tercenung. Bingung hendak mengatakan apa. Pada akhirnya ia hanya menarik laci dan mengambil sebuah buku tanpa suara.

"Baca dulu sebelum bertemu Salma", ucapnya pada Rony.

Cinta Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang