Sudah sebulan hidup dua sejoli ini hampa, air mata selalu jatuh tanpa izin. Yang bisa dilakukan hanyanya menjadi kuat dan terlihat baik baik saja agar sang kesayangan juga kuat menahan lukanya.
.
.
."Tae, kenalkan ini bogum, dia yang akan jadi investor di cafe kita"
"Anyoanseo kim taehyung immida"
"Anyong tae, panggil aku hyung saja, aku lebih tua sepertinya", ucap bogum ramah, dia langsung jatuh ke pesona indah namja dihadapannya
"Ah baiklah hyung"
"Jadi tae, sesuai kesepakatan, kita akan membuka cafe baru si area iteawon dan aku mau kau langsung menhandlenya.. kau bisa membawa bambam dan lisa serta beberpa orang kita untuk membantu disana", jin
Tae hanya mengangguk.
"Tae, untuk kelanjutan kerja sama ini, ada beberapa hal yang ingin ku diskusikan denganmu, sepertinya besok sore. Bisa kah kita bertemu sambil membahasnya dan sekalian makan malam"
Tae tersenyum.
"Baik hyung, kita akan akan membahasnya saat jam makan malam",
Bogum tersenyum, ternyata si cantik ini tidak terlalu sulit didekati. Tekat bogum menjadikan dia miliknya tentu semakin besar.
.
.
.Tae baru pulang pukul 11 malam. Dia langsung masuk ke apartemennya.
Brugh
Tubuh tae langsung diterjang oleh seseorang, dan tangisannya pecah. Tubuh tae menjadi semakin lemah dan ikut menangis. Memeluk tubuh kesayanganya yang tak sekuat dulu, badannya agak kurus dari sebelumnya.
"Abaam.. hikss hiksss aku tak kuah hiksssss tolong akuuu hikss hikssss sakiit hikssss"
"Hei sayang, jangan takut hikss abam ada disini", kaliamat yang selalu diucapkan tae untuk menenangkan dek kookieenya, dengan air mata yang terus mengalir tae mencoba menyeka air mata di pipi kesayangannya
Mereka saling bertatap, tangan tae mengelus kepala kesayangannya
"Adek sakit banget ya",
Kookie mengangguk heboh, mengadukan semua sakitnya kepada abamnya, heronya sejak dia kecil
"Adek masih kuat bertahan"
Kookie nenggeleng, air matanya mengalir deras
"Sakit sakiit sakiit bam.... hikss hikssss tolong aku bam... hiks hiksssssss aaaaaa hiksss" ucap kookie yang ambruk kelantai sambil terus memukul dadanya
"Abam, hikss hiksss apa aku tak pantas bahagiaa hikssss hikssss aku hanya mau hidup denganmu, hikss hiksss aku tak minta yangblain hikss hiksssss..... kenapaa sakit sekalii bam.. hikss kenapa kita begini hikssssss...
Hikss kenapa kita selulit ini, hikss hikssss... aku tak mampu bam.. hiksss toloong hiks hikssss baaaaammm sakiiit hiksss"
Tae pun duduk dilantai dan hanya bisa memeluk kesayangannya yang tengah menangis pilu.. dia pun ikut menangis
Tae juga tak tau jawabannya, kenapa begitu sulit untuk bahagai.. hanya ingin bersama kookienya saja... dia tak minta yang lain, tak mengeluh untuk semua penderitaannya selama ini, tapi memgapa semesta tak berpihak.
"Tae... hikss hiksss... 3 hari lagi, hikss hikss aku hikss hikss aku akan menikahi sobin hiksssss", ucap jk sambil menunduk...
"Hikss hiksss kookiee hissskkk bolehkah aku egoisss untuk memiliki mu, hiksss hiksss", runtuh sudah pertahanan tae
"Jangan tinggalkan akuuu hiksss hikssss... kookieee...hiksss aku akuu "
Mereka duduk berhadapan. Jk mencoba menyeka air mata kesayangannya. Menggenggam tangan tae.
"Kalau kookie tidak disini, jangan jauh jauh dari bambam, jimin dan suga ya bam.. kookie sudah nitipin kamu kemerka"
"Kalau capek disini, temui buna di busan ya... bilang sama buna, maaf kookie lagi lagi buat kamu nangis",
Tangis tae tambah keras
"Buna buna hikss hikss buna udhabga ada kookiee hikssss... tae ga punya siapa siapa lagi didunia ini selali kookie hiksss hiksss"
"Apa??, kamu bilang buna..."
"Iya aku bilang buna sudah bahagia karena ga perlu hina lagi, hiksss"
Ooh god... jk langsung memeluk tubuh ringkih didepannya
"Aa hiiks hikssssss, maaf maaaf abam hikss hikssss.... maaaf hiksssss"
"Kookiee... kapan menikah"
"Dua hari lagi sayang, hiks"
"Kookie tau ga, dulu tae bercita cita ingin menikahi kookie... trus kita hidup dengan keluarga kecil kita, hikss abam nyiapin pakainankerja kookie, hikss nyiapan makan kookie, hiksss trus kota ngobrol bentar sebelum kerja, hikss.. hikss", ucap tae sambil meremat tangannya
Jk hanya tersenyumz diapun punya minpi yang sama.. membangun rumah tanggang dengan abam tetenya
Jk kemabli memeluk tae. Mencoba berdaman dengan kenyataan. Jika memkasaan, tentu tae yang akan menjadi bulan bulannya dadynya.
"Mau masakin kookie makan ga, sama siapin baju kookie, sebeluk kita berpisah", ucap jk sambil tersenyum namun rasanya sangat pahit dan air matanya terus mengalir.
Tae menyeka air matanya dan memberikan senyum termanisnya. Dia mengangguk
"Ayah mandi dulu ya, bunda siapkan makan", ucap tae kemudian mengecup bibir jk. Ciuamn lembut penuh rasa sayang dan cinta.
"Ayah mandi dulunya bun", ucap jk berdiri dan membantu tae berdiri, satu kecupan dilesatkan di kwning indah tae.
Jk mwnuju kamar tae untuk mandi dan tae menuju dapur. Tae membuka pintu kulkas dan pecah sudah tangisnya. Haei terakhir dengan kesayangannya. Mengiklaskan kookie adalah jalan terbaik, dia tak sanggup melihat kookie yang semakin hancur dan tertekan.
Tersenyum getir, setidaknya dia akan merealisakikan mimpinya menyiapkan makan dan baju untuk kookienya sebelum mereka berpisah.
Sementara jk membungkam mulutnya dengan kepalan tinjunya agar isak tangis nya tak terdengar oleh tae. Melepaskan tae hiduo bahagia adalah satusatunya jalan agar tae hidup tenang. Dia ingin mereka bersama bahagia, namun dunia sepeerinya tak mengizinkan, dan jk akan mendahulukan kebahagian taenya. Melepaskan tae, dan berharap tae menemukan kebahagiaannya
Membayang suatu hari ada seseorabg yang akan selalu menggenga tangan tae,mwmbuat tae bahagia, jujur rasanya sangat sakit, namun jika oranf tersebut benar bisa membahagiakan tae. Jk rela.
Malam iniz setidaknya dia akan merasakan bagaimana tae menjadi istri yang menyiapkan kepergian suaminya.
Ah haruskan aku pergi untuk selama lamanya batin jk.
.
.
.Tae sudah duduk dikasur dan jk keluar dengan rambut agak basah.
"Ini bajunya yah, sini bunda keribgkan rambutnya"
Jk memasang celannya dan duduk diantara dua kaki tae. Tae mulai mengeringkan rambut jk lembut sekali. Mereka sama sama berharap waktu berhenti, namun tentu tak akan bisa.
"Sudah yah, ayo makan",
CUP
bibir tae dikucup
"Makasih bunda"
Tae mengangguk dan tersenyum manis. Dia tak mau menangis. Dia ingin memgenang momen ini. Jk pun berusaha untuk tak menangis
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim taegi & kookie❤
Teen Fictioncerita anak TK yang mencoba mengerti cinta dengan logikanya