12 hujan.

2.7K 253 7
                                    


Oline terkapar di lantai dengan keringat membanjiri tubuhnya, hari pertamanya masuk balet ternyata lebih melelahkan dari yang ia kira.

Di tambah ia tak bersemangat setelah mengetahui erina ternyata bukan anak eskul balet atau masuk kelas musik sejenisnya. Dia hanya mampir jika bosan dan itu membuat oline benar benar kecewa.

Setelah beberapa menit ia mengatur nafas, ia pun keluar dari kelas balet dan tak sengaja berpas pasan dengan erina.

Erina menatap penampilan oline benar benar berantakan dengan rambut yang semula di cepol terlihat beberapa tak rapi. Di tambah keringat nya yang hampir membanjiri seluruh baju dan rambutnya.

"oline? Kok udah keluar? Udah selesai memangnya?"

"aku gak sanggup jadi keluar" jawab oline lesu namun sedikit senang setelah melihat gadis yang sedari tadi ia cari.

Erina menggeleng gemash, "lalu abis ini mau kemana?"

Oline nampak berfikir dan sepertinya ia tak punya tujuan lain selain seni atau olahraga. "mau liat liat eskul yang cocok dulu deh" jawabnya kini sedikit lebih santai dengan nafas teratur.

"Oi oline" panggil seseorang membuat oline dan erina menengok di sebelah kanan lorong.

Terlihat regie levi lily serta anak anak basket berjalan dengan seragam basketnya. "udah kelar latihan lin?" tanya lily ketika mereka berhenti di depan erina dan oline.

"lo sendiri?" tanya balik oline dengan alis terangkat, lily yang paham maksud oline pun menjawab, "kegiatan anak gamers cuma sejam itu pun malam jadi nyantai"

"eh waketos kita makin cakep aja ni" goda gadis di belakang levi yang langsung mendapat sorakan dari teman temannya.

"wuuu kimmy buaya guys jangan mau rin"

Erina hanya terkekeh menanggapi candaan mereka sedangkan oline baru tau mengapa gadisnya ini tidak masuk eskul. Salahkan ia yang tidak mengikuti mos dan tak pernah ingin tau.

"gue sendiri out gak sanggup" jawab oline.

"lah kenapa?" tanya regie penasaran.

"kan udah dia bilang gak sanggup dodol" saut kimmy.

"lo masuk tim basket aja lin soalnya masih kurang dua orang" ujar levi.

"nanti gue pikirin deh,

"yaudah yuk cabut bentar lagi latihan" sembilan gadis itu pamit pada oline dan erina.

"aku ke ruang osis dulu ya lin" kata erina hendak pergi namun di tahan oleh tangan oline di lengan kirinya.

"nanti ke kantin bareng mau?"

Erina hampir tertawa melihat wajah oline yang gugup dengan senyum kikuknya, "haha iya, kalo mau jemput di ruang osis" balas erina sembari mengacak gemas rambut oline.

Ke adaan jantung oline saat ini : suabdianixbekaodhwkisnekw.

"o oke" oline perlahan menarik tangannya dan menatap punggung erina yang semakin lama semakin menjauh dan hilang.

"wow ternyata lo bohong" oline terperanjat kaget namun dengan badan lemas ia hanya sedikit terkejut dan berbalik menatap datar sosok di depannya.

"berani lo boongin kakel lo sendiri hmm?" seringai dewa menatap oline dengan tatapan yang menurut oline menjijikkan.

Tanpa menjawab oline memilih melangkah ke sisi lain untuk menghindari dewa, namun lengan nya langsung di cekal kuat oleh dewa dan tubuh oline di tarik kebelakang cukup keras hingga menghantam tembok.

Oline hanya bisa mengepalkan tangan menahan emosi dengan rahang yang sudah mengeras siap menghantam wajah dewa dengan kepalannya.

"karna lo udah bohongin gua jadi lo harus dapat hukuman ya manis" ucap dewa tersenyum penuh arti sambil melangkah mengurung tubuh oline untuk ia rapatkan di dinding.

HUJAN ( ORINE ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang