17 hujan

2.4K 235 14
                                    


Cuaca mulai kembali mendung dan oline bertambah ngantuk. Cuaca seperti ini hanya akan membuatnya bertambah malas.

"aunty kata mama kita pulang ke rumah oma opa aja" seru ella dari jauh membuat beberapa murid menatap ke arahnya.

"itu aja?"

Ella mengangguk dan tak lama beberapa anggota osis melewati keduanya. "halo kak" sapa ella ramah yang di balas juga oleh beberapa.

"kak erin" panggil oline membuat si empu nama yang sedari tadi tak menengok ke arahnya terpaksa berhenti lalu berbalik untuk menatap oline.

"iya?"

"mau pulang bareng?" tawar oline dengan senyum tipis.

"eidih gila udah di ajak pulang bareng aja nih"

"ya ampun manis banget sih olin"

"ajak kita juga dong dek"

Erina mengabaikan ocehan teman temannya yang tengah menggoda dirinya dan oline, "ada rapat" jawab erina datar.

"aku bisa tunggu"

"uhuiii di tungguin gak tuh"

"aduh mau juga"

"makkk mau olineee"

"kalian berisik deh! Gaperlu, pulang aja duluan" kata erina lalu melangkah pergi.

Oline menatap punggung erina dengan helaan kecewa membuat ella menepuk punggungnya. "semangat ya aunty" bisik ella.

"kerasukan apa erina?"

"tau tuh jadi judes gitu"

"biasanya lemah lembut dan penyabar ya"

"udah ayok nanti kita kena semprot buk ketos"

Setelah para anggota osis pergi oline hanya bisa menatap rintik hujan yang mulai turun dan ia pun akhirnya mengajak ella untuk menunggu jemputan di depan.

Ketika keduanya sampai di depan mobil milik ashel pun masuk ke dalam pekarangan sekolah.

"tu mobil mama" kata ella kini mendekati mobil ashel dan lebih dulu masuk ke dalam mobil.

Saat oline masuk di bangku belakang ia mengernyitkan dahi, tak biasanya hening dan tak ada sapaan dari wanita itu.

Mobil berjalan meninggalkan sekolah dengan keheningan. "mama kenapa?" tanya ella yang tak tahan di situasi diam.

"mama baik baik aja memangnya kenapa?" ashel bertanya balik membuat oline penasaran dan sedikit mencondongkan badannya untuk melihat ashel.

"kakak abis nangis?" tanya oline membuat ia dan ella khawatir.

Ashel hanya menggeleng dengan senyum tipis namun tak bertahan lama matanya kembali memerah dan menangis begitu saja.

"eh ma? Tepikan dulu mobilnya"

Oline kembali ke tempat duduk semula dengan pikiran mengarah ke satu orang. Ashel menepikan mobilnya masih dengan isak kecil.

"pindah ma biar aku yang nyetir" ashel mengangguk pelan lalu berpindah ke belakang karna oline menyuruhnya.

Mobil kembali berjalan dan oline dengan lembut mengusap pelan pipi ashel lalu memeluknya. "hikss maafin kakak hikss kakak terlalu rapuh sampai harus nangis di depan kalian berdua"

"nangis aja jangan ngomong dulu" ucap oline.

"tapi kan tapi hikss srott ah ingusannnnn" ashel tiba tiba merengek membuat ella tertawa pelan sambil menyerahkan tisu.
.
.
.
.

HUJAN ( ORINE ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang