Siang ini Shafira sedang off, karena itu perempuan manis itu bisa menikmati harinya berdiam diri di kamar setelah bebersih dan mengambil laundry nya.
Dari luar, pintu kamar nya diketuk oleh salah satu penghuni kost. Shafira yang sedang membuat laporan pekerjaan pun akhirnya beranjak dari ranjang nya, guna membuka pintu kamar nya.
"Kak, maaf ganggu." Seru Tasya ramah.
Shafira menggeleng sambil tersenyum. "Ayo sini masuk, ada apa?" Shafira mempersilahkan yang lebih muda untuk masuk, namun yang lebih muda menolak.
"Itu kak, jadi tadi Bapak kost dateng nyari kakak, tapi karena kakak nya tadi lagi keluar Bapak nya pergi. Katanya kalo mau bayar kost sama titip kunci kamar, bisa ke anak lelaki nya." Ucap Tasya mengingat pesan sang pemilik kostan.
Shafira mengangguk. "Oh iya, makasih ya Tas." Seru Shafira dan Tasya pun kembali ke kamar nya.
Shafira membuka dompet tabungan nya, gajian masih lama tapi ia harus bayar kost dan sore ini ia akan pulang ke rumah. Shafira berdecak, ia duduk di tepi ranjang nya.
"Pulang gak ya?" Shafira bingung.
"Kalo pulang masa gak kasih uang sih?" Shafira benar - benar pusing.
Gaji nya tidak kecil memang, tapi hampir dari setengah gaji nya ia berikan kepada orang rumah dan ia hanya memegang sisa nya. Tapi meski begitu, ia tetap harus memberikan uang.
Denting ponsel nya yang berada di meja belajar membuat lamunan nya buyar, ada pesan masuk dari Mama nya dan itu membuat Shafira semakin ingin menghilang dari bumi.
Dengan cepat, jari lentik nya berlari di atas keyboard ponsel nya. Iya. Hanya tiga huruf kemudian terkirim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kayanya gue harus cari sampingan deh.. gak mungkin gue pindah kost an. Cuma di sini yang murah. Shafira hampir saja menangis.
Setelah berfikir bagaimana ia melewati hari ini, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi bapak kost an. Persetan harga diri, harga dirinya sudah tidak ada jika berurusan dengan keuangan di rumah.
Menunggu balasan dari pemilik kost, Shafira memilih untuk mandi dan bersiap untuk pulang. Selesai mandi, ia hanya mendapatkan balasan yang sama sekali tidak menjawab rasa ketakutan nya. Bapak kost itu meminta Shafira untuk menghubungi anak lelaki nya langsung dan ia juga diberi kontak nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
