08

22 3 0
                                    


Hari ini sangat berbeda dari hari - hari sebelumnya. Penyebab nya ialah Hangga si anak pemilik kostan. Shafira tidak berhenti tersenyum dan tertawa sejak bangun tidur, bagaikan orang stress. Lagu yang ia putar di spotify pun lagu seorang yang sedang kasmaran.

Sampai - sampai Lia dan beberapa orang di back office bingung karena tidak biasanya Shafira sebahagia itu.

Lili — kasir yang bertugas di shift pagi pun sampai terheran-heran karena Shafira tersenyum terus tiada henti.

"Mba Shafira kenapa?" Tanya Fallah yang merupakan staff purchasing.

Bagas si maintenance menggeleng. "Gue gak tahu. Tapi katanya si semalem surat pengunduran dirinya di acc sama bos. Mungkin itu kali Mba Fira berseri hari ini." Bagas mengambil sepotong donat yang baru tiba.

"Nih donat dari siapa?" Tanya Bagas begitu ia sudah melahap separuh nya.

"Dari Fira." Jawab Jessica yang kembali berlalu ke meja kerja nya.

"Mba Shafira beneran jadi keluar hari ini?" Tanya Bagas entah pada siapa, dan pada detik berikut nya lelaki dengan kacamata bulat yang bertengger di hidung nya itu sudah berjalan terburu menuju meja si perempuan — dengan tangan yang penuh dengan donat dan cangkir teh.

"Mba Shafira." Bagas memanggil Shafira ketika lelaki itu sudah dekat dengan si perempuan yang sedang terfokus dengan layar monitor.

Shafira menoleh. "Iya Gas?" Tanya nya.

"Mba beli donat sebanyak ini karena Mba mau keluar hari ini?" Tanya Bagas.

Kening perempuan itu mengkerut, ia terkejut. "Mba tolong banget ini mah, bisa diundur dulu gak tanggal nya? Kan kita belum ada weekly mini party, anak marketing juga masih ada project, kalo Mba pergi gimana?" Lia yang berada di samping Shafira tertawa keras mendengar nya, begitu juga Shafira yang mendengar penuturan dari si lelaki yang memasuki fase dewasa awal.

"Saya beli donat emang saya yang mau, keluar saya masih bulan depan kok. Jangan khawatir gitu ah." Seru Shafira sambil tersenyum.

"Mba lagian hari ini sumringah banget, sampe Pak Andre mau kirim Mba ke depan jadi resepsionis karena terlalu bahagia nya hari ini." Ujar Bagas.

Shafira hanya tersenyum tipis, dari arah belakang Bu Hera berkata. "Biarin aja Gas. Mungkin Shafira mau nikah makanya dia berseri hari ini, lagian lo pada gak sadar ya? Shafira udah beberapa hari ini dianter jemput sama orang yang sama, mana ganteng lagi." Shafira langsung menoleh.

"Ibu." Shafira kaget.

Bu Hera kembali meja kerja nya dengan senyum jenaka nya. "Waktu itu gue aja ngeliat Shafira sama cowo nya abis isi bensin tau - tau pas gue mau ke Katredal gue malah ketemu dia lagi makan rawon di Juanda — sama cowo yang sama." Bu Hera mulai bergosip membuat seluruh karyawan yang berada di back office ricuh.

Lia tertawa kecil menyaksikan itu semua. "Iya kan Bu, soalnya tuh Shafira kalo dari stasiun MRT pasti jalan kaki ke hotel, gak pake ojek lagi dia tuh. Sekarang mah, udah gak pernah naik MRT lagi dia Bu, udah gak pernah mau temenin saya mangkir di Lawson Sudirman, soalnya udah ada someone special nya." Timpal Lia yang membuat Shafira menendang kursi kerja Lia dengan pelan.

Pak Heru datang dari arah depan. "Guys, kita perlu employee vacation nih sebelum Shafira keluar. Tadi gue denger HRD sama GM mau adain EV selama satu minggu, jadi selama satu minggu nanti hotel cuti."

"Emang bisa ya Pak? Bukan nya kalo semua mesin dimatikan nanti pas dinyalahin lagi ada kendala?" Tanya Shafira.

"Hotel satu minggu cuti itu maksudnya cuti beroperasi tapi tetep ada staff yang masuk buat bersih area kan?" Tanya Bu Hera.

The Day We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang