𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐖𝐢𝐟𝐞 : Annoying Photos

465 30 2
                                    

Typo tandai
_________________

~Part 4~
.
.
Happy Reading

________________________
.
.



Almer memegang tangan Zara erat saat ia semakin dalam pada istri tercinta nya itu, Zara memejamkan mata nya tak kalah ia merasakan Almer di dalam diri nya.

Zara menggenggam tangan Almer, napas Zara menjadi lebih berat di sertai desahan dari nya. Nyata nya Almer suka, ia suka apapun tentang Zara.

"Katakan, apa yang wanita tua itu katakan pada mu?"

"Dia menyakiti hati mu, hmm?" Almer menatap wajah Zara, istri nya nampak berkeringat karena aktivitas mereka, perlahan Almer mengusap keringat di wajah Zara dengan jari-jari nya.

"Tidak" Jawab Zara dengan senyuman tipis di wajah nya.

"Kenapa kau berbohong pada suami mu?" Almer membelai pipi Zara dengan lembut, ia berusaha mencari jawaban dari istri nya yang selalu merasa bisa mengatasi semua nya tanpa Almer.

"Sebenarnya dia mengatakan sesuatu yang membuat ku agak marah" Zara menatap mata cokelat Almer, pria itu menatap mata Zara untuk menunggu perkataan Zara selanjutnya.

"Dia bilang.. Aku.. Aku harus minta bercerai dari mu" Almer menatap Zara dengan tatapan tak terbaca, tapi Zara rasa tatapan untuk menyiratkan kemarahan dan rasa tak terima dari Almer.

"Selancang itu?" Zara mengiyakan nya dengan mengangguk pelan.

Almer menatap Zara dalam, perasaan nya tak pernah berubah untuk Zara, sama seperti mereka belum menikah hingga kini. Tahu Zara tak bisa memberi nya keturunan, Almer tidak hanya diam, mereka berusaha sebisa mungkin, tapi nihil. Selalu gagal dan tidak pernah ada hasil.

Almer menjauhkan diri dari Zara, Zara merasa agak lega dari sebelumnya, ia membiarkan Almer berbaring di samping nya.

"Aku akan bicara dengan Orangtua ku, "

"Kau harus punya anak. " Jawab Zara sebelum Almer melanjutkan pembicaraan nya, sekilas Almer menatap Zara yang berbaring di samping nya.

"Zara, "

"Memiliki anak atau tidak, itu bukan tujuan ku menikahi mu. " Almer menatap Zara yang sedang melihat ke langit-langit kamar mereka, Zara nampak tenang saat sesuatu membebani nya, itulah salah satu yang Almer sukai dari istri nya itu. Ketenangannya.

"Almer, kau dan keluarga mu tidak seperti ku" Zara menatap suami nya. "Kau berasal dari keluarga yang harus memiliki generasi penerus, "

"Jika saja kau sama seperti ku, jangankan tidak memiliki anak, tidak menikah pun kau boleh melakukan nya"

"Karena.. Sebatang kara. " Zara menatap lurus ke langit-langit ketika mengatakan hal itu, itu fakta yang agak menyakitkan tengah Zara, terkadang ia merasa tak pantas untuk Almer, tapi melihat cinta yang Almer berikan? Bagaimana bisa Zara menolak nya, ia menyerahkan seluruh hati nya pada Almer di tengah ketidaksempurnaan nya.

"Aku tidak ingin membicarakan nya" Almer memeluk tubuh naked istri nya, ia memeluk nya erat dan menghangatkan tubuh Zara dengan pelukan dengan tubuh kekar nya.

"Kau memiliki ku. "

"Trust me, kau tidak pernah sendirian" Almer dan Zara saling bertukar pandang, untuk kesekian kalinya Almer harus meyakinkan Zara bahkan ia tidak pernah sendirian, Almer bersama nya dan Almer adalah milik Zara.

"I'm only yours, I don't care about Meysha. " Almer menyentuh tangan Zara dan meletakkan nya di dada bidang Almer yang di tumbuhi dengan bulu-bulu halus.

First WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang