𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐖𝐢𝐟𝐞:Program Hamil?

422 29 14
                                    

Typo tandai
_______________

Selamat membaca

_____________________
.
.


"Kau boleh marah dan mendiamkan ku berapa lama pun kau mau" Almer memegangi tangan wanita yang sejak tadi enggan melihat ke arah nya.

"I'll never let you go"

"Ya aku bisa pergi diam-diam tanpa memberi tahu mu" Balas Zara, ia melepaskan tangan nya paksa dari tangan Almer yang menahan nya.

"Zara, "

"Apa!?" Almer menarik tubuh Zara ke dalam pelukannya, tapi tentu saja Zara penuh berontak saat Almer mencoba mengeratkan pelukannya.

"Lepaskan, jangan kurang ajar!" Zara yang sedang emosi dan Almer yang keras kepala, Almer mengeratkan pelukannya agar tubuh Zara tak pergi kemana-mana,meski Almer harus berusaha keras untuk menahan Zara.

"Lepaskan aku, sialan!!" Zara berusaha keras untuk terlepas dari suaminya itu, mengingat Almer sudah mengakui Meysha sebagai istrinya membuat Zara merasa jijik, ia tak ingin pria ini menyentuhnya.

"Lepaskan aku!!!"  Tapi Almer tak bergerak, Almer mengenal Zara, Zara memang keras kepala, tapi Almer selalu punya cara untuk meluluhkan nya. Namun, perlu di catat jika itu terjadi pada saat dulu, saat Zara satu-satunya untuk Almer.

"Kita bicarakan ini, jangan seperti ini" Almer mengecupi kening istri pertama nya itu, tetap memeluk Zara agar wanita ini tidak menjauhinya.

"Aku tidak mau. " Balas Zara, sama sekali tak ada nada hangat, apalagi senyuman.

"Please"

"Ya aku tahu aku salah, setelah kita bicara, kau boleh mendiamkan ku semau mu" Almer meremas tangan Zara, biasanya rayuan seperti ini akan meluluhkan hati Zara. Mendiami Almer adalah salah satu bentuk kemarahannya.

Namun, untuk sekarang, semakin menyala dirinya, semakin terluka hati nya.

"Lima menit. " Kata Zara sebelum ia mendorong tubuh kekar Almer untuk masuk ke unit Apartemen nya.

Almer menghela napas, setidaknya Zara mau bicara dengan nya.

________________________

"Maaf" Almer menatap Zara yang sama sekali enggan menatapnya, meski Almer sudah menggenggam kedua tangannya.

"Tadi aku terpancing emosi dan.. Cemburu" Almer membuang napas. "Sebelumnya aku tidak pernah meninggalkan mu sendirian apalagi mengizinkan mu satu ruangan dengan pria lain"

"Ya salah siapa tidur dengan istri muda mu" Sarkas Zara, ia masih enggan menatap pria yang memohon pada nya saat ini.

Zara tak amnesia, Zara ingat jika dia mengizinkan Almer tidur dengan Meysha. Tapi ayolah! Tak bisakah seorang pria menjadi lebih peka, ya artinya tidak. Begitu saja Almer tidak mengerti!.

"Iya aku salah, aku egois--

" Aku mau program hamil sekali lagi. " Sahut Zara, Almer menatap nya, Zara tahu ini keputusan gila dan tidak tepat, sebelumnya ia berkali-kali mengikuti program dan pengobatan terbaik hingga ke luar negeri, namun hasilnya nihil.

Jika bukan karena wanita jalang Meysha itu, Zara juga enggan meminta hal sia-sia ini kepada Almer. Meski akan gagal, setidaknya Zara telah mencoba.

Zara tak akan menyerahkan Almer begitu saja ke Meysha, apalagi Zara sudah berjanji untuk membuat anak dari pembunuh Orang tua nya itu menderita. Jadi, jika Meysha berpikir Zara telah menyerahkan Almer pada nya dan mengikhlaskan pernikahan kedua Almer, yang benar saja? Rugi dong.

First WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang