𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐖𝐢𝐟𝐞: Egois?

361 33 0
                                    

Typo tandai
________________

Selamat membaca

_________________________
.
.

Almer merangkul pinggang Zara, ia tersenyum melihat keterkejutan Zara dengan sebuah Hotel yang telah Almer dirikan tanpa sepengetahuan Zara.

"Anggap saja ini sebagai pengganti Rumah yang tidak pernah kau minta. " Almer mengecup singkat kening istri nya, lalu mengusap pelan punggung Zara.

"Tapi, kenapa kau tidak pernah bercerita?" Zara menatap Almer, lalu mencubit pelan lengan suami nya itu, Zara merasa tak di anggap oleh Almer, meski ini demi kebaikan, tapi tetap saja Zara merasa tak terlibat dalam apa yang di lalukan oleh suaminya.

"Almer, kau membuat ku merasa sangat tidak berguna" Almer mendekatkan tubuh Zara ke tubuh nya, lalu menciumi kening Zara berkaki-kali.

"Apa yang kau bicarakan, hm?" Almer mengusap nya punggung istrinya, "Aku berniat memberi mu kejutan. " Tambahnya.

"Jangan pernah katakan kalimat tadi, aku tidak suka. " Ucap Almer, untuk beberapa detik ia menunjukkan tatapan serius pada Zara, Almer tak suka mendengar kalimat itu tadi Zara. Bagi Almer tentu saja Zara benar-benar segala nya untuk nya, terlepas dari kekurangan Zara.

"Tapi lain kali jangan menyembunyikan apapun dari ku" Zara menatap Almer, mencari keyakinan pada suaminya. Zara akui dia begitu bangga pada Almer, pria yang menjadi suaminya sejak enam tahun lalu itu bisa membuat usaha nya sendiri tanpa memberi tahu orang terdekat nya. Almer cukup hebat menyimpan rahasia nya bahkan pada Zara.

"Baiklah" Pria itu tersenyum memperlihatkan sederet gigi nya, ia menggandeng tangan Zara untuk melihat desain eksterior dan interior Hotel yang Almer bangun. Zamer's Hotel.

Zara begitu kagum dengan desain nya, perpaduan modern, middle east  hingga pantai tropis, sebuah pengabungan yang menakjubkan.

Almer melingkarkan tangannya di pinggang Zara, mereka menelusuri bangunan yang di dominasi warna putih itu dengan tatapan ramah oleh Kolega Almer yang menghadiri pembukaan Hotel nya. Zara mungkin merasa kebahagiaan penuh dalam hati nya, tapi Zara merasa tidak yakin hal ini akan terus terjadi pada hidupnya. Terlebih, sekarang Almer bukan hanya miliknya. Itulah yang akhir-akhir ini selalu Zara pikirkan.

_________________________________

Elkan mendaratkan bokong nya di kursi yang ada di dekat tempat Almer dan Zara duduk, pria itu baru saja tiba setelah mengambil mobil Almer yang Almer tinggalkan di Billiard Center , Elkan nampak nya bekerja keras hari ini pada pria beristri dua itu.

"Tadi istri mu.. Maksud ku istri kedua mu, "

"Dia mencari mu" Elkan bicara tanpa dosa di hadapan Zara, ia bahkan tersenyum pada Pelayan yang membawakan Martini untuk nya.

"Aku rasa kejadian itu benar, akui saja" Ucap Zara tanpa menatap Almer, sebagai catatan saja jika Zara masih agak cemburu dengan apa yang ia lihat antara Almer dengan Meysha.

Almer menghela napas berat, baru saja Zara baik-baik saja setelah mereka menyelesaikan masalah dengan cepat, tapi bisa-bisa nya Elkan datang dan kembali membuat apa yang sudah Zara lupakan kembali Zara ingat.

"Zara, aku sudah menjelaskan nya kan?" Almer menatap Zara yang memilih menghindari tatapan sang suami. "Tidak ada apapun yang terjadi antara aku dan Meysha."

"Ayolah, cukup akui saja apa susah nya?"

Elkan menatap pasangan yang mulai memanas itu, memanas untuk segera bertengkar. "Memang nya apa yang terjadi?" Elkan kembali membuka suara setelah ia menyalakan api yang hampir padam.

First WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang