Typo tandai
____________________Selamat membaca
___________________
.
."Jika ingin menangis, menangis saja"
Langkah Zara berhenti mendengar ejekan dari sahabat suami nya itu, ia melihat ke arah Elkan yang tertawa atas candaan yang Elkan buat sendiri.
"Jika aku mau, aku bisa melempar makanan ini ke wajah mu" Balas Zara, ia meletakkan beberapa paper bag yang Zara bawa di atas meja.
Melihat Elkan yang mengambil handuk di depan kamar mandi, tubuh Elkan basah akibat hujan yang ia lewati tadi.
"Kau gila, tubuh ku sudah basah karena air hujan dan kau masih belum puas dengan itu?" Zara terkekeh ringan, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum untuk Elkan.
Sementara hujan turun semakin deras di sertai badai, itu tak masalah lagipula ada Elkan. Anggap saja ini seimbang dengan apa yang Almer lakukan padanya, meski Zara ikhlas, cobalah berpikir wanita mana yang mau membagi suaminya dengan wanita lain?.
"Zara, aku pulang duluan sebelum badai nya semakin parah" Elkan melihat ke arah Zara untuk pamitan sebelum pulang, tak enak juga jika hanya diri nya dan Zara yang berada di tempat ini.
"Kau yakin?" Zara meletakkan segelas air untuk Elkan di meja dapur, mengingat pria itu ingin segera pergi.
"Ya, kau lihat sendiri cuaca di luar seperti apa" Elkan bersiap untuk pulang, tapi Zara memiliki ide lain yang di luar nalar.
"Kau menginap saja di sini" Elkan menatap Zara, seperti nya Zara ingin Elkan mati konyol di tangan Almer.
"Zara? Kau ingin membunuh ku?" Zara mengangkat kedua bahu nya, meski ia mengerti apa yang Elkan maksud, ia pasti takut dengan Almer.
"Tidak usah takut, lagian Almer sedang bersama istri kedua nya" Zara menyesap minuman yang seharusnya ia berikan pada Elkan. "Tidur saja di ruang tamu"
Zara tahu ini ide gila, tapi setidaknya hal ini membuat dendam nya sedikit terbalaskan untuk Almer. Lagipun tak ada apa-apa yang terjadi antara dia dan Elkan, ini semata-mata untuk memenuhi pembalasan dendam Zara pada Almer yang sedang bersama Meysha.
___________________________
"Jelaskan, kenapa kau membiarkan Elkan menginap?" Zara yang pada awal nya sibuk dengan data-data pasien di meja nya, kini menatap Almer yang sejak lima menit lalu bertanya pertanyaan yang sama.
"Kau sudah bertanya Elkan, kan?"
"Itu jawaban nya" Balas Zara, ia melanjutkan pekerjaan nya lagi tanpa peduli dengan suami nya. Biar saja, lagipula saat Almer tidur dengan Meysha, mungkin saja Almer tidak memikirkan Zara.
"Zara, jawab pertanyaan ku!" Tegas Almer tak kala ia memegang salah satu tangan istri nya.
Zara menatap Almer setengah tak niat, padahal Almer sudah menelepon Elkan untuk bertanya kenapa semalam Elkan menginap, tapi tetap saja pria itu butuh jawaban Zara. Bukan karena durhaka, tapi Zara malas menanggapi pria yang semalam tidak bersama nya.
"Elkan sudah menjawabnya" Zara menatap Almer, lalu beralih ke arah lain.
Almer menghela napas dalam-dalam mencoba bersabar menghadapi istri pertama nya ini, Almer juga merasa bersalah karena membiarkan Zara sendirian, tapi bukan berarti Zara bisa mengajak laki-laki lain masuk ke tempat tinggal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Wife
RomansaMature+ Posisi yang seharusnya di gantikan oleh wanita baru pilihan suami nya, tapi seperti nya hal itu tidak berlaku untuk nya. Zara Elmeera Benazir, wanita yang begitu menyedihkan kehilangan keluarga nya dan mandul. Alasan itu cukup untuk membuat...