03: ibumu

101 13 11
                                    

Ibunda Law ada disana.

-------

Tatapan yang seperti menilai, mata hitam kebiruan yang sama seperti milik Law, rambut cokelat panjangnya yang terurai, seperti wanita paruh baya dengan kecerdasan dan harta berlimpah. Untuk pertama kalinya aku merasa terintimidasi oleh wanita

Wajah Law yang menahan tawa membuatku ingin memukulnya, mengapa dia tidak bilang jika ada ibunya disini, aku datang tanpa persiapan apapun. "Kekasihmu?" Tanya wanita paruh baya tersebut

Law mengangguk mengiyakan, sepertinya hubungan keduanya cukup baik. "Kamu mencintai Law?" Kalimat retoris keluar dari mulut ibunya

Aku mengangguk, "Iya, sangat," tambahku. Ibunda Law beranjak pergi setelah mencium kening putranya, dia meninggalkan kami berdua di apartemen Law, wajah cantik itu tersenyum sebelum keluar, kemudian berpesan, "Jangan melewati batas Law."

Pergelangan tangan Law bergerak naik turun seolah mengisyaratkan padaku agar mendekat kearahnya, "Kenapa?" tanyaku ketika pria itu duduk sejenak setelah berdiri cukup lama

"Sedikit pusing," jelasnya. Aku mendekat kearahnya sembari menaruh satu persatu bekal bawaanku dimeja ruang tamunya, "Sudah makan?" tanyaku pria itu mengangguk sejenak

"Dari ibumu?" Sambungku, Law mengangguk kan kepalanya menyetujuinya. "Kalau begitu bekalnya aku makan sendiri saja," kataku

Wajah pria itu terlihat tidak terima dengan perkataanku, "Itukan milikku," kata Law sembari meraih bekal dimeja dan mendekapnya, pipinya mengembung serta alisnya berkerut. Sebenarnya dia ini pacarku atau anak kecil mengapa sikapnya ada-ada saja.

"Kapan kamu luang?" tanya Law, aku mengupas buah-buahan sembari melihatnya, "Bulan depan," jawabku. Law kemudian menyimak bukunya sembari memposisikan kacamata yang bertengger diwajahnya tersebut

"Bulan depan aku tidak bisa," jelas Law. Aku berdiri mencuci tangan setelah mengupas buahnya, "Ya..kamu memang sibuk," kataku

Law menutup buku pelajaran ditangannya, dia menaruh buku kedokteran tersebut, melepas kacamatanya, dengan helaan nafasnya yang terdengar kecewa pria itu berkata, "Aku merindukanmu"

"Kemarilah," sepatah kata dariku berhasil membuat Law berdiri dari duduknya pria itu datang padaku dengan tangan terbuka yang siap untuk mendekap tubuh kecilku, hangat dan nafas Law terasa jelas

Punggung yang meringkuk memelukku tersebut aku beri tepukan ringan, "Sudah?" tanyaku

Law menjauhkan tubuhnya melihat wajahku, bibirnya yang kering menyentuh rona merah bibirku, aku hanya diam ketika pria itu melakukannya. "Bagaimana jika aku jadi sakit karenamu?" kataku

Pria itu curang karena menampilkan senyumannya, "Nanti aku yang merawat mu," sombong sekali jawaban itu.

-------

Tepat pukul 12 malam, y/n pergi. Wanita itu dengan wajah linglung berlari menuju tempat parkir, telepon kekasihnya berdering karena panggilan darinya, "Kenapa?" tanya laki-laki didalam telepon

"Ada ular didalam rumah," jawabnya. Law tertawa dia mengatakan akan pergi kesana, namun dalam telepon pria tersebut tidak berhenti terkekeh

"Harusnya pemadam kebakaran, bukan aku," kata Law ketika sampai menemui y/n. Wajah masam wanitanya tidak berhenti membuat Law menggoda, pasalnya y/n terlalu panik hingga menelpon Law bukan pawang ular

Rambut hitam panjang yang berantakan tersebut dibelai oleh Law, "Aku sudah memanggil damkar," jelas pria itu. Y/n menyenderkan kepalanya di bahu pria tersebut

"Kamu sudah sembuh?" ujar y/n, manik hitam kebiruan milik kekasihnya menangkap gambaran lucu pada gadis kecilnya, "Sudah," jawab Law

Y/n menghela nafasnya. Tidak lama setelah itu pemadaman kebakaran datang, dua pria tua paruh baya tersebut diarahkan oleh Law hingga ke kamar apartemen y/n. Kekasihnya menunggu didepan pintu apartemen

Sedangkan Law masuk ikut mencari dimana ularnya pergi, y/n menemukan ular hitam yang panjang dikamar mandi, namun sekarang sepertinya ular tersebut telah berpindah

Pencariannya cukup lama, hampir satu jam tiga orang pria yakni 2 anggota damkar, dan kekasihnya terjebak didalam apartemen kecil tersebut. "Sudah ditemukan?" tanya y/n ketika melihat Law keluar dengan banyak keringat, pria tersebut terlihat seperti habis berlarian

"Sudah," ungkap Law

"Aku takut tinggal dirumah," kekhwatiran gadisnya berhasil membuat Law menatap lembut padanya, "Hari ini tidur di hotel saja, besok aku akan menjemputmu pulang," jelas Law

Y/n memandang wajah pria dihadapannya dengan raut sebal, "Dimana-mana disaat seperti ini harusnya kamu mengajakku ke rumahmu bukan menyuruhku tinggal di hotel," kritik y/n

Bibirnya tersenyum, "Tidak baik jika kita berada dalam satu ruangan tanpa pengawasan sama sekali," jelasnya

"Tapi aku tidak keberatan membawamu pulang menemui ibuku," tambah Law dia mengatakannya dengan nada menggoda yang cukup menyebalkan

"Aku juga tidak takut menemui ibumu," sarkas y/n jawaban darinya sepertinya adalah jawaban yang diharapkan kekasihnya

Pasalnya seolah-olah tidak ada yang terjadi keduanya kini duduk berdua didalam mobil milik Law, pria tersebut mengendarai mobilnya cukup jauh

Dua jam perjalanan ditempuh, hingga akhirnya sampai didepan mansion tua yang terawat, setelah gerbang rumah itu terbuka Law menginjak gas mobilnya dan segera memarkirkan mobil tersebut

Wajah bertanya-tanya y/n semakin parah karena kali ini selain linglung, dia juga grogi, "Kamu bercanda ya?!" Nada tinggi bergetar tersebut membuat Law menarik senyum licik sembari membuka pintu mobil untuknya

"Kamu bilang tidak takut," ujar pria yang dengan santainya memapah gadisnya pergi kedalam rumah keluarga besar Trafalgar.





Pendek ya? Wkwkw saya juga ngerasa ini pendek, maap, bab selanjutnya panjang deh
(⁠´⁠ε⁠`⁠ ⁠)

Peony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang