Melihat y/n makan adalah pemandangan indah, selain laut biru. Ketika dia menyantap segalanya dengan lahap, aku selalu merasa bangga, seolah-olah melihat anak burung yang aku besarkan tumbuh dengan baik hahaha
-------
Pukul dua belas lebih sepuluh menit, pria itu memandang layar penuh tulisan dihadapannya, tangannya bergerak kesana kemari. Suara 'tak tak tak' terdengar dari dua tangan lelaki yang sibuk dengan pekerjaannya itu
Gadisnya dengan kemeja merah menyender lengan kokoh kekasihnya, menikmati minuman sembari memfokuskan diri pada layar lebar didepannya. Law dengan kacamatanya berkali-kali berdecak perihal pekerjaannya, tetapi sang kekasih sedari tadi hanya tertawa dan mengusik wajah pria disampingnya itu
Dimulai dari menyentuh hidungnya, memainkan telinganya, serta menarik kencang pipi pria tersebut. "Honey," teguran singkat dengan suara beratnya namun nadanya terdengar begitu rendah, seolah berbicara dengan bayi kecil
Y/n menatap mata hitam kebiruan milik pria itu, "Jangan abaikan aku ya? Aku bosan," jelasnya. Law hanya mampu tersenyum ketika mendengar gadis itu menjawabnya dengan nada merayu yang kekanak-kanakan. "Kamu mau aku antar pulang?" Kata Law sembari mengambil telepon genggamnya
Dering telepon itu menyelimuti ekspresi wajah y/n yang mulai masam, gadis itu menyadari bahwa sebentar lagi dia tidak akan bisa menggoda kekasihnya. "Diam sebentar," tegur Law dengan halus. Pria itu melangkahkan kakinya keluar menuju balkon, dia bercakap-cakap cukup lama diluar sana
Y/n memposisikan dirinya, kakinya yang diistirahatkan dengan sebuah selimut yang menyelimuti tubuhnya, "Law, Law, Law, Law," ujarnya berulangkali, dalam satu sampai dua menit mulut kecil itu terus meneriakkan nama kekasihnya
Law membuka pintu balkon dengan raut wajahnya yang lelah, "Apa? Kamu lelah?" Jawabnya. Law tanpa basa basi mengambil tubuh kecil gadisnya dalam pelukannya, dia memindahkan si kecil yang mengganggunya, pasalnya kekasihnya tersebut selalu membuat keributan jika dia mulai mengantuk, lelah, ataupun bersedih
Meskipun Law tidak pernah terganggu dengan hal itu, namun sebenarnya ini sedikit menganggu, apalagi ketika pria itu harus berurusan dengan pekerjaannya terlebih dahulu. "Sweet dreams honey," kata Law sembari membenahi selimut dan rambut hitam kekasihnya
Pintu kamar itu ditutup, meninggalkan wanita itu didalam, dan membuat Law terbangun cukup lama didepan televisi, pria itu kembali memfokuskan matanya untuk menatap pekerjaan serta hal-hal lain yang harus dia urus.
------
Y/n keluar, melihat Law yang berantakan dalam tidurnya, kacamata yang tidak dilepas, laptop yang masih hidup, tumpukan kertas-kertas di mejanya, serta 3 kaleng kopi yang sudah tidak lagi berisi. Ketika wanita itu melihat kekacauan tersebut, dia mulai berpikir apa yang akan y/n lakukan kelak jika Law lebih sibuk dari ini?
"Bahkan dia belum benar-benar lulus, tapi waktunya sudah hilang sebanyak ini," gumam wanita dengan kemeja merah tersebut. Dia berjalan menuju dapur, membuat teh pagi hari, ditemani biskuit roti ikan yang tersedia didalam toples kaca
Dia menunggu cukup lama, sembari memandangi cahaya matahari yang mulai menyapa matanya, udara dingin yang diselimuti hawa panas mulai datang kepadanya. Tidak lama, setelah 15 menit berlalu, kacamata Law jatuh dari tempatnya, membuat pria itu menampakkan bola mata hitam kebiruan yang indah dengan pantulan cahaya
"Sudah makan?" Tanya dia, suara pria itu nyaris tidak terdengar jelas ditelinga gadisnya, membuat sang lawan bicara harus mencerna cukup lama perkataan apa yang keluar dari bibir milik pria itu. "Aku bertanya, kamu sudah makan?" Jelas Law. Wanita itu mengangguk mengiyakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Peony
Hayran Kurgu[Complete] "Maka aku akan mengabadikan kamu seperti makna peony, dan aku akan mencintaimu seperti bagaimana bunga itu tumbuh" kemudian wajah nya tersenyum, "jadi, mari kita hias gedung pernikahan ini dengan peony, dengan berkat bahagia, dan harapan...