06: your name

113 20 56
                                    

"Rahasia," jawabmu. Aku hanya terkekeh dengan jawaban itu, di batu ini aku menulis agar kehidupan kita berlalu dengan bahagia, agar akhir hubunganku denganmu tidak seperti sebelumnya.

--LAW POV--


Dia berdiri diatas pasir putih, memandang luasnya lautan, rambutnya terurai yang kian panjang itu berterbangan, tubuhnya yang kecil disandingkan dengan luasnya laut biru, disana ada birunya lautan dan kekasihku

Gadis itu tidak pernah merengek kepadaku, dia selalu dan selalu meyakinkanku bahwa dia baik-baik saja dengan apapun pilihanku. Karena itulah diatas batu itu aku berharap kamu abadi seperti makna peony, karena aku mencintaimu seperti bagaimana bunga itu tumbuh

Aku menginginkan hiasan paling indah di gedung pernikahan kita kelak, dengan sebuah peony yang penuh berkat bahagia dan harapan terindah

Melihat kamu tertawa karena ombak menyentuh kakimu membuat hatiku tergelitik, aku selalu menyukai bagaimana cara wanita itu tertawa

Kekasihku yang aku cintai. Dia akan menoleh hanya karena aku berdehem singkat, wajahnya akan merah ketika aku berbisik di telinganya, dia sederhana. Gadis itu seindah sebuah lukisan, memandang wajahnya kadang membuatku bertanya, pantaskah aku memiliki wanita seikhlas itu?

Memotret caranya tertawa adalah hobiku yang akan aku lakukan hingga mati. Y/n aku akan selalu menjadi saksi dari semua tawamu, jadi jangan pernah menangis. Salah satu harapanku adalah kamu akan tetap bahagia

Tangan kecilnya yang biasa memegang kuas menyentuh putihnya pasir, "Law, lihat ada kerang disini, mereka lucu sekali," ujarmu sembari mengangkat salah satu kerang yang kamu dapatkan

Entah sampai kapan aku akan menatap kerang itu, aku tidak akan menemukan dimana letak lucunya, "Iya, menggemaskan," sahutku. Gadis kecil itu harus berkaca betapa manisnya dia ketika menunjukkan kerang yang sama sekali tidak menarik

Kakinya berlari kesana kemari, tangannya bergerak menulis sebuah nama diatas pasir. "Ini namamu Law, lihat, Law adalah kekasihku," jelasmu. Aku terkekeh dengan kata-kata itu

Ide apalagi yang ada didalam pemikirannya, sebanyak apa kejutan menggelitik yang akan kamu tawarkan untukku y/n?

"Law, apa kita akan datang kesini lagi?" Tanya dia. Raut wajahnya nampak menunggu jawaban dariku, dia menanti dengan harapan terbaik yang pernah ada. "Iya, kita akan datang setiap tahun," jelasku

Kamu akan tersenyum menampilkan gigimu, ketika wajah yang nampak berseri itu menatapku seolah-olah hanya karena kamu tersenyum lelahku hilang.

------

Didalam mobil gadis itu memperbaiki riasannya, meskipun wajahnya tetap akan menawan tanpa lukisan wajah disana, namun karena y/n menyukai merias diri jadi apa salahnya

Aku selalu menyediakan tisu basah, bahkan pembersih wajah didalam dasbor mobil, mendengar suara melengking nya memujiku cukup membuatku puas. Setidaknya aku ingin menjadi satu tingkat lebih baik dibanding orang dari masa lalunya

"Apa yang ingin kamu makan?" Tanyaku. Dia menyisir rambut hitamnya yang panjang dengan hati-hati, kemudian wajahnya menoleh kearahku

"Apa saja," jawaban yang tidak menjawab ku sama sekali, gadis itu memang penuh dengan teka-teki. "Mau sup buatanku?" Tanyaku kembali, dia nampak berseri dengan tawaranku, jika senyuman itu sudah mengiyakan maka sudah jelas tujuan mobil ini adalah kembali ke apartemenku

Dalam perjalanan, aku hanya sibuk melihat jalan, serta memperhatikan sekilas apa yang wanitaku lakukan. "Law, aku mau punya kucing," katanya. Mendengar ungkapan itu aku melirik kearah ponsel yang dia mainkan, "Kamu alergi bulu kucing," wajahnya nampak tidak terima ketika aku menolak keinginannya

"Tapi lihat, wanita ini punya kucing lucu yang menemani dia dirumah, jika nanti kita menikah dan kamu akan sibuk bekerja, siapa yang menemaniku?" Tegasnya, y/n mengatakan hal itu sembari menunjukkan vidio di ponselnya, yang memperlihatkan kucing kecil lucu dengan majikannya

"Aku temani," wajahnya nampak tidak puas dengan jawabanku, betapa susahnya merayu keinginan wanita itu. "Aku belikan burung mau?" Nadaku merendah untuk menanyakan hal ini, jika gadis itu mengangguk aku akan memberikan burung beo sebagai temannya kelak

Bola matanya memutar dan alisnya berkerut, "Boleh, kalau begitu burung beo dengan warna kuning," lagi-lagi aku akan dibuat bingung dengan pilihannya. "Biru saja, biru menggambarkan lautan yang indah," bujukku

Y/n mengangguk mengiyakan, aku sedikit lega karena dia mudah dibujuk hari ini.

-----

Ketika memasuki apartemenku, dia dengan cepat melemparkan tubuhnya pada kasur dikamarku, tanpa kewaspadaan sama sekali, dia tidur dengan kemeja putihnya yang sedikit basah

"Ganti dulu kemejamu," ujarku sembari memberi kemeja merah milikku, ketika kemeja itu terpasang ditubuhnya, aku menyadari bahwa kekasihku memang sangat kecil

"Diam disana, aku akan memasak," pesanku sembari memasang celemek hitam. Dia menunggu dengan baik, hanya menonton televisi dan membuka majalah anak-anak yang ada disana

"Law, boleh aku menginap?" Entah sudah berapa kali aku dihadapkan dengan pertanyaan itu. "Tidak," dan aku akan selalu menolaknya

Y/n selalu memandang boneka hiasan berwujud baymax yang terpampang dikamar, hingga saat ini aku tidak tau apa yang gadis itu pikirkan ketika melihat boneka tersebut. Mata hitamnya yang jernih tersebut akan menatap lama dengan tatapan sayu dan menyedihkan, seolah boneka baymax disana mengalami tragedi besar

"Kamu terganggu?" Tanyaku, jika nyatanya dia terganggu aku akan menurunkan boneka itu dan memasukkannya pada kardus barang bekas. Y/n menggeleng, dia menatapku sembari mengumpulkan keberaniannya

"Dulu, aku punya gantungan dengan bentuk seperti itu," tanpa y/n ucapkan aku juga tau bahwa, "Dari Zoro?" Sahutku. Dia mengangguk, wajahnya nampak merasa bersalah, tapi aku juga tidak akan memarahinya

Lagipula, berada dalam hubungan yang membekas dan penuh cinta itu akan selalu menjadi kenangan, bahkan ketika tidak berakhir bahagia, meskipun aku sedikit cemburu dengan bagaimana narasi dan dialog dalam setiap bab kehidupanmu adalah Zoro

Aku meletakkan panci sup dimeja, mengambilkan gadis itu masakan hari ini pada sebuah mangkuk kecil cap ayam, dia menatapku dengan senyuman, "Makan yang banyak," ungkapku

Melihat y/n makan adalah pemandangan indah, selain laut biru. Ketika dia menyantap segalanya dengan lahap, aku selalu merasa bangga, seolah-olah melihat anak burung yang aku besarkan tumbuh dengan baik hahaha

.
.
.
.
.
.

Hallo, maap ya kalau update nya mundur banyak dan tydak mengabari apa-apa hehe, selanjutnya saya usahain tetep update dikala huru hara ujian ini deh, makasih udh baca, bubay, see u next chapter mwehe

Peony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang