Communication

60 8 0
                                    

6

Yujin, Seongheon, dan Jimin berjalan menuju kedai toppoki setelah jam pulang sekolah tiba pada pukul 4 sore, dipimpin oleh Jimin karena ia yang mengarahkan ke kedai tersebut, Yujin sudah mendapatkan izin dari Papanya, Hanbin.

"Jangan terlalu malam sayang, nanti papimu khawatir, hati-hati yah pulangnya, selamat bersenang-senang dengan teman barumu." Isi pesan dari Hanbin pada Yujin.

Setibanya mereka ke kedai tersebut, Jimin langsung menyapa pemilik kedai tersebut dengan akrab, membuat Seungheon dan Yujin terdiam, mereka kaget betapa akrabnya Jimin dengan pemilik kedai.

"Hei buchaechum." sapa pemilik kedai dan menepuk tangannya dengan Jimin seperti sudah sangat akrab.

"Hei juga ninja bermesin." sahut Jimin.

"Kau membawa pengawal mu itu?" Tanya sang pemilik kedai.

"Ahh mereka temen SMA baruku."

"Ahh begitu, kenalkan aku Won Hajoon, paman Jimin." ucap Hajoon sambil mengulurkan tangannya, dibalas oleh Seungheon, dan Yujin.

"Aku Seungheon."

"Yujin."

"Kalian sudah akrab dengan Jimin hm? akrablah dengannya, dia perempuan tetapi tomboy, dia bahkan juara satu Taekwondo." Jelas Hajoon.

"Wahh benarkah? Hebat sekali." ucap Seungheon kagum.

"Ya, walaupun itu tingkat sekolah dasar." ucap Hajoon.

Seungheon yang sudah kagum kini memasang muka masam, Jimin hanya tersenyum nyengir mendengarnya, berbeda dengan Yujin yang memasang muka datarnya.

Mereka bertiga duduk dan memesan toppokki buatan paman Jimin.

"Pedas atau tidak?" Tanya Hajoon.

"Sangat pedas! Kalian suka pedas kan?" Tanya Jimin.

"Aku suka, suka sekali sangat pedas!" ucap Seungheon.

"A-aku tidak suka pedas." ucap Yujin.

"Ah begitu kah? Paman! Berikan satu toppokki yang tidak pedas!" Teriak Jimin pada pamannya yang sedang berada di dapur.

"Ya!" Teriak Hajoon.

Mereka menunggu toppokki mereka tiba sambil berbincang-bincang apa yang akan mereka bahas.

"Hei kenapa pamanmu memanggilmu buchaechum?" Tanya Seungheon.

"Karena sewaktu kecil aku dulu menari buchaechum, ibuku menyuruh mengikuti kegiatan tari, kau tau kan pamanku bilang aku tomboy, oleh karena itu dia memanggilku buchaechum, hanya panggilan itu yang membuat dia mengingat padaku." Jelas Jimin.

"Ahh aku mengerti, ibumu sama seperti ibuku, dia menyuruhku untuk terus bermain bola seperti anak cowok lain pada umumnya, padahal aku lebih suka kegiatan menggambar sesuatu." Jelas Seungheon.

"Kau bisa menggambar? Apakah kau bisa menggambar kedai pamanku?" ucap Jimin.

"Tentu saja, itu mudah, nanti kubuatkan." ucap Seungheon.

"Wah kedai pamanku digambar oleh seorang artist." ujar Jimin.

"Bagaimana denganmu Yujin? Apakah ibumu menyuruhmu melakukan hal yang kau tidak sukai?" Tanya Seungheon.

Yujin terlihat panik ketika ditanya, membuat Seungheon dan Jimin menatapnya dengan bingung, dia mengingat bahwa dia tidak punya ibu, hanya mempunyai kedua ayah angkatnya yang mengurusnya.

Papi's Wishes [Haobin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang