Hao kembali ke rumahnya dengan kondisi sedang menangis, sudah 2 hari dirinya sedang tidak didalam mood yang bagus karena Hanbin, dia merebahkan tubuhnya dan nangis sekencang-kencangnya di dalam bantal hingga bantal tersebut basah.
"Aku membencimu Sung Hanbin!" ucap Hao.
15
Soobin sedang menyiapkan pesanan dan dia memberi pesanan itu pada seseorang yang berada di depannya.
"Antarkan ke meja nomor tujuh itu Yeonjun." perintah Soobin pada Yeonjun yang merupakan relawan barunya.
"Baiklah." ucap Yeonjun.
Pengunjung tadi pagi ialah Yeonjun, dia yang menjadi relawan dan bekerja di tempat cafe Soobin, hanya baru saja dia diuji oleh Soobin, dan dia ahli menjadi waitress dan langsung diterima oleh Soobin.
"Ini pesanan anda." ucap Yeonjun ramah pada pelanggan.
Diberi anggukan oleh pelanggan, Yeonjun pergi meninggalkan pelanggan dan berjalan menuju Soobin yang sedang mengatur mesin kasir.
"Kau bekerja dengan baik Yeonjun." ucap Soobin.
"Sudah pasti." sahur Yeonjun.
"Setelah cafe ditutup, mau minum?" tawar Soobin.
"Tentu." jawab Yeonjun.
16
"Jadi angka ini kita pindah ruas kan menjadi positif, dan hasilnya di tambah dan itu hasil dari X tersebut." jelas guru matematika yang sedang menerangkan mata pelajarannya.
"Hei Yujin, bukankah ini membosankan?" ucap Seungheon.
Yujin tidak mengubrish nya, dan fokus mencatat pada mata pelajarannya, dia menyukai pelajaran matematika, apapun itu tentang sains, dia menyukainya, mungkin seluruh murid membenci pelajaran sains, tetapi berbeda dengan Yujin yang sangat suka pelajaran sains, dia merupakan anak teladan dan selalu menjuarai kelas, itulah mengapa kedua orang tua angkatnya sangat menyayangi dia.
"Ahh dia memang anak rajin." ucap Seungheon sambil melanjutkan tidurnya di samping Yujin, Seungheon menidurkan kepalanya di meja.
Yujin melihat Seungheon tertidur di mejanya hanya menggeleng kepala, Seungheon tipe yang tidak terlalu suka dengan pelajaran sains dan selalu jarang menyimak pembelajaran tentang sains.
Dua jam pelajaran matematika yang mematikan itu telah berakhir, bel berbunyi menandakan bahwa pelajaran berakhir sekaligus menandakan bahwa bel pulang berbunyi.
Yujin dan Seungheon antusias pulang, mereka bertemu Jimin di gerbang sekolah, seluruh murid menuju gerbang sekolah untuk pulang.
"Hei kalian, ahh aku ingin berbincang, tapi aku harus pulang segera, maaf yah, sampai ketemu besok." ucap Jimin dan pergi meninggalkan mereka, dibalas oleh Seungheon dan Yujin sambil melambaikan tangannya.
"Kau sudah dijemput Yujin?" Tanya Seungheon.
"Belum." Jawab Yujin.
"Apakah masih lama?" Tanya Seungheon.
"Mungkin." Balas Yujin.
"Ahh masih lama yah? Aku ingin menemani mu, tetapi orang tua ku sudah di depan, maafkan aku yah." Jelas Seungheon.
"Tidak apa-apa, pulang saja, orang tua mu pasti menunggu." ujar Yujin.
"Kalau begitu aku pulang dulu yah." ucap Seungheon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papi's Wishes [Haobin]
FanfictionHao yang mempunyai latar belakangi tidak memiliki kedua orang tua karena tragedi kecelakaan, lalu dia bertemu dengan Hanbin dan hidup bahagia bersamanya selamanya. Hao memiliki keinginan yang selalu apa yang ia mau, tetapi Hanbin selalu melarangnya...