Kalingga 05

570 45 11
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen juseyoooo

.


.


.


Mahendra tengah menyesap kopi di ruang tamu sembari menatap pintu utama, menunggu kedatangan putra bungsunya yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya padahal matahari telah terbenam, selain karena khawatir Mahendra ingin menanyakan alasan Bian tak sekolah hari ini, dari yang Kevin sampaikan Bian tak sekolah dengan izin sakit, namun Bian tak ada di rumah semenjak pagi, bahkan Mahendra menelfon bi Ratih apakah Bian memberinya kabar namun bi Ratih maupun pak Han tak ada yang tahu di mana Bian berada, Mahendra cukup khawatir karena sekarang tengah hujan deras dan Mahendra cukup paham jika putra bungsunya tak tahan dengan air hujan.

Pintu rumah terbuka membuat Mahendra bangkit dari duduknya, Mahendra menatap putra yang di tunggu-tunggunya telah pulang dengan keadaan basah kuyup.

"Biantara." Panggilan Mahendra membuat Bian menegakkan kepalanya yang sedari tertunduk.

Bian terkejut dengan keberadaan ayahnya, "bukankah seharusnya ayah belum pulang?" Tanya Bian dalam hati, secara lisan Bian hanya mampu mematung memandang ayahnya yang juga tengah menatapnya.

"Dari man-"

Brughh

Pertanyaan Mahendra terpotong karena Bian tiba-tiba saja terjatuh membuat Mahendra segera menghampirinya.

"Bian! Heyy bangun nak.. Bian." Mahendra merengkuh tubuh ringkih putranya, membawanya dalam gendongannya untuk pertama kali dalam hidupnya, persetan dengan bajunya yang akan ikut basah karena pakaian yang Bian kenakan basah.

"Kevin! Bantu ayah nak!" Terik Mahendra membuat kedua putranya berbondong-bondong menghampirinya meski yang di panggil hanya Kevin.

"Kenapa yah? Loh??" Kevin mengehentikan langkahnya saat melihat ayahnya tengah menggendong Bian.

"Ada apa dengannya ayah? Apa dia mati?" Tanya Kevin lagi.

"Kevin! Jaga ucapanmu, ayah minta kali ini aja tolong bantu ayah bawa adikmu ke kamarnya ya." Pinta Mahendra.

"Dia bukan adikku." Tolak Kevin.

"Baiklah kalo gitu bantu ayah, tolong ayah bukakan pintu kamar Bian." Mahendra tak ada pilihan lain selain minta Kevin ataupun Kenan membantunya, karena bi Ratih tengah izin cuti untuk beberapa waktu karena anaknya melahirkan.

Kevin berdecak namun tetap melangkah malas menuju kamar Bian, di ikuti Kenan yang kebingungan serta sedikit khawatir, apakah Bian pingsan lagi karena kemarin terkena lemparan bola basket yang di mainkannya.

"Ayah lihat, kamar anak ini di kunci." Ujar kevin malas sembari menunjukkan pada ayahnya jika pintu kamar Bian tak dapat di buka.

"Ayah akan bawa Bian ke kamar ayah, tolong panggilkan om Rendi ya sayang, ayah mohon." Ujar Mahendra dengan nada memohon.

"Ayah, biar Ken yang telfon om Rendi." Kenan menyela sebelum kakaknya protes.

"Terimakasih Ken, ayah ke kamar dulu." Mahendra segera bergegas menuju kamarnya yang kebentulan tak di tutupnya tadi karena lupa, Mahendra akan membawa Bian ke kamarnya setidaknya untuk mengganti pakaian yang Bian kenakan.

Kalingga Biantara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang