Kalingga 12

378 34 8
                                    

Happy reading...
Jangan lupa vote dan komen
Sorry for typo

.

.

.

Bian terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia sedikit membuka bajunya dan berjalan ke arah cermin yang ada di kamarnya, banyak memar di tubuhnya hasil karya Devano dan teman-temannya, namun Bian malah tersenyum sembari menatap luka-luka di tubuhnya, ya setidaknya dia masih bernafas hari ini.

Menghiraukan luka-lukanya ia lebih memilih menuju kamar mandi, juga terlalu malas untuk mengganti plester luka di pelipisnya.

Setelah mandi Bian merasa lebih segar walaupun masih ada bagian tubuhnya yang terasa sakit, namun lagi ia tak menghiraukannya, ia mulai memasukkan buku-buku sekolahnnya dan baju jas khusus untuk anak-anak ekstra musik, hari ini adalah hari terakhir Bian mengikuti ekstra musik di semester pertama karena mulai minggu depan semua ekstrakurikuler di liburkan untuk menjalankan ulangan semester.

Seperti biasa Bian menyapa seluruh keluarganya ketika sampai di ruang makan, dan sarapan bersama dengan khidmat, selesai makan pagi Bian berangkat sekolah dengan Kaivan, udah janji soalnya.

"Bin! Kabin! Mampir warung mang Udin dulu ya!!?" Teriak Kaivan, mereka tengah mengendarai motor Scoopy milik mama Kaivan dan sama-sama menggunakan helm bogo, Kaivan berteriak agar suaranya terdengar oleh Bian, maklum saat menggunakan helm bawaannya pengen teriak mulu.

"Ngikut aja lah gue! Walaupun bentar lagi gerbang di tutup." Sahut Bian dengan kalimat terakhir terucap sedikit pelan.

Kaivan mengentikan laju motornya ketika telah sampai di warung mang Udin, padahal lima menit lagi gerbang sekolah akan di tutup namun Kaivan malah memesan kopi.

"Kaii nyicip dikit dong." Ujar Bian memelas sembari menatap gelas kopi milik Kaivan.

"Ga ada nyicip nyicip, nih udah gue pesenin milkshake yang cocok buat bayi kaya lo." Tolak Kaivan, ia menyodorkan gelas milkshake strawberry pada Bian yang langsung berbinar ceria, bukan maksud Kaivan pelit hanya saja Bian tak bisa minum kopi, pernah sekali Bian minum kopi milik Kaivan dan membuatnya hampir masuk rumah sakit dan semenjak saat itu Kaivan telah berjanji pada dirinya sendiri tak akan membiarkan Bian minum kopi walaupun hanya setetes.

Kopi Kaivan telah habis menyisakan bubuk sisa, milkshake Bian juga telah habis dan mereka tetap melanjutkan perjalanan ke sekolah dengan tenang meski mereka yakin gerbang sekolah telah di tutup.

***
Kenan tengah berjaga di gerbang sekolah, ia adalah anggota OSIS di sekolah dan sekarang waktunya ia bertugas menjaga gerbang utama.

"Kemana sih mereka, kenapa belum sampai juga?" Ujar Kenan lirih dengan tatapan yang masih fokus pada pintu gerbang.

Kenan tengah memikirkan kemana adiknya dan Kaivan pergi, padahal Bian berangkat lebih dulu darinya tapi baik Bian maupun Kaivan belum ada yang terlihat di sekolah.

"Ngapain sih lo mondar mandir kek setrikaan?" Tanya Ibrahim, teman Kenan yang lelah melihat Kenan mondar-mandir.

"Nungguin adek gue, kog belum sampai ya? Padahal dia berangkat duluan tadi." Jawab Kenan.

"Adek? Bian maksud lo? Udah beneran tobat lo manggil dia adek." Tanya Ibrahim dengan nada mengejek, namun dalam hati ia bersyukur temannya ini mau bertobat.

"Btw tuh adek lo lagi di jemur di lapangan, baru dateng lewat pintu belakang sama temennya." Lanjut Ibrahim membuat Kenan bergegas menuju lapangan sekolah dan benar saja adik manisnya tengah hormat pada tiang bendera dengan Kaivan di sampingnya.

Kalingga Biantara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang