Kalingga 07

531 42 9
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen juseyoooo
Sorry for typo

.

.

.

Mahendra mengetuk pintu kamar Bian namun tak ada jawaban apapun dari dalam, sekarang sudah pukul sepuluh pagi namun Bian maupun Kaivan tak ada yang keluar kamar, Mahendra tak membangunkannya sejak pagi karena hari ini hari sabtu dan sekolah mereka menerapkan sistem full day.

Tok.. tok.. tok..

"Bian? Ayah masuk ya." Tanpa menunggu jawaban dari pemilik kamar Mahendra membuka pintu kamar Bian yang tak terkunci.

"Lahh masih pada tidur rupanya.." Mahendra tersenyum gemas melihat posisi tidur Bian dan Kaivan, kepala di kaki dan kaki di kepala mereka tidur dengan posisi terbalik.

Tatapan Mahendra fokus pada Bian yang tidur dengan bibir mengerucut lucu, sangat mirip dengan ibunya jika tak sengaja ketiduran di kantor.

"Ayah ngapain bengong di depan pintu?" Tanya Kevin di belakang Mahendra membuat ia terjengit kaget.

"Loh mereka masih tidur? Biar kev yang bangunin yah." Lanjut Kevin membuat Mahendra berbalik menghadap Kevin.

"Biar ayah yang bangunkan, kamu bisa pergi bermain dengan Kenan." Sahut Mahendra dengan mengusap sayang surai putranya, Mahendra hanya tak ingin memperburuk keadaan, ia tahu betul jika Kevin maupun Kenan membenci Bian sejak dulu.

"Tak apa ayah, aku dan Kenan telah memutuskan untuk memperbaikinya, kita bisa memperbaikinya sama-sama bukan? Kevin, Kenan dan ayah." Ujar Kevin membuat Mahendra berkaca-kaca, bayangan masa lalu yang selalu membuatnya merasa terbebani sedikit terasa ringan dengan pengakuan putra sulungnya.

"Kita perbaiki sama-sama, ayah yang salah bukan adik kalian." Mahendra merengkuh Kevin kedalam dekapannya, akhir dari penantiannya adalah hari ini, hari yang di tunggu-tunggu Mahendra adalah perdamaian, tanpa Mahendra sadari jika hal ini lebih di dambakan anak bungsunya.

'Ehemm'

Deheman lirih dari arah belakang membuat Mahendra melepaskan pelukannya pada Kevin dan terkejut lantaran ada Kaivan yang berdiri di belakangnya dengan Bian berada di punggung kokoh Kaivan.

"Lohh udah pada bangun, Bian kenapa Kai?" Tanya Kevin mendahului Mahendra.

"Gapapa, udah biasa kaya gini." Jawab Kaivan dingin.

"Om izin bawa Bian pulang, mau sarapan." Lanjut Kaivan berniat pamitan namun di cegah Mahendra.

"Sarapan di sini aja ya, om udah masak, Bian juga harus minum obat."  Ujar Mahendra lembut.

Kaivan menyerit heran, tumben-tumbenan nih bapak anak tiga jadi soft daddy.

"Kaiii ayo jalan, kenapa berhenti siii?? Laperrrr katanya mama masak ayam kesukaanku ayooo." Rengek Bian sembari menggoyangkan kedua kakinya.

Kaivan mengehela nafas lelah, Mahendra tertegun dan Kevin hampir menjatuhkan rahangnya, hei apa yang barusan mereka lihat?? Sisi lain dari Bian? Itu terlihat sangat menggemaskan, tapi tidak bagi Kaivan karena punggungnya sudah terasa pegal.

"Nahkan anaknya mau ikut sama saya, jadi saya permisi ya om." Ujar Kaivan sembari melangkah meninggalkan dua insan manusia yang masih memproses keadaan.

"Jadi gini ya rasanya di tolak?" Tanya Mahendra lirih sembari menatap Kaivan yang berjalan terseok-seok karena Bian berat.

.

Kalingga Biantara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang