Kalingga 19

347 38 13
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen
Sorry for typo

.

.

.

Bian berlari dari garasi rumah menuju paman Han yang menunggunya di gerbang utama, setelah langkah kakinya sampai pada paman Han, Bian memeluk erat paman Han sampai meninggoy. G.canda :)
Bian memeluknya karena sungguh ia rindu dengan paman satpam kesayangannya itu.

Setelah bertukar rindu dengan paham Han, Bian memasuki rumah dan terkejut untungnya terkejut biasa jadi jantungnya tak berulah, ia hanya terkejut dengan adanya keluarga Kaivan dan kedua saudaranya yang menyambut kepulangannya.

Bian tersenyum haru dengan apa yang di lihatnya sekarang, ia tak menyangka jika masih banyak orang-orang yang akan menyayanginya, ia sekarang merasa lebih tenang dan membuang jauh-jauh pikiran buruknya untuk segera meninggalkan dunia.

Kevin menghampiri Bian yang masih berdiam diri di depan pintu, mengusap sedikit air mata yang keluar dari mata indah adik bungsunya, meraih tubuh adiknya untuk ia dekap, memberi usapan lembut pada punggung adiknya.

"Maaf, kakak sungguh minta maaf."

Bian mengangguk ribut dan membalas erat dekapan kakaknya, ia merasa hangat entah karena kakaknya yang masih demam atau rasa kasih sayang yang tersalurkan di antara keduanya.

"Kog mas ngga di ajak si??" Kenan berprotes lantas ikut serta memeluk Bian dari belakang, kini Bian dalam dekapan hangat kedua saudaranya.

***

Bian menatap kamar yang ia rindukan, pesta penyambutan Bian telah selesai dan kembali pada aktivitas masing-masing, termasuk Bian yang kembali ke kamarnya, ia menatap sekeliling yang terlihat bersih dan rapi, entah siapa yang membersihkannya selama hampir dua minggu Bian pergi.

Bian tidur terlentang menikmati kasur empuk yang di rindukannya, namun ia kembali ke posisi duduk saat merasa sesak pada dadanya, sial sekarang ia susah tidur dengan posisi seperti itu.

Bian memegang dadanya, merasakan detak jantungnya yang telah rusak, "Bunda kangen banget ya sama Bian, bunda mau cepet-cepet ketemu Bian?"

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Bian buru-buru ia merubah ekspresinya dan tersenyum seolah tak terjadi apa-apa, rupanya Kevin yang membuka pintu dengan paper bag di tangan kirinya, Kevin berjalan mendekati Bian yang tersenyum padanya lantas menyerahkan paper bag yang ia bawa pada Bian.

"Jaket?" Tanya Bian saat ia mendapati adanya jaket ketika ia membuka paper bag yang di berikan kakaknya.

"Buat adek, lemarinya penuh hoodie jadi kakak beliin jaket biar beda." Jawab kevin, sekarang Bian tau siapa yang telah membersihkan kamarnya saat dirinya kabur dari rumah.

*Flashback

Kevin memasuki kamar Bian yang telah kosong hampir lima hari, karena pintu kamar tak terkunci Kevin dengan mudah memasuki kamar dingin itu.

"Kakak izin masuk ya." Ujar Kevin sembari menutup pelan pintu.

Kevin tersenyum saat mendapati kamar adiknya yang meski kecil namun terlihat nyaman dan rapi, kamar dengan paduan warna hitam dan putih hampir mirip dengan desain kamarnya, hanya saja kamar Kevin lebih besar dan lebih banyak barang.

Kevin tersenyum saat mendapati kamar adiknya yang meski kecil namun terlihat nyaman dan rapi, kamar dengan paduan warna hitam dan putih hampir mirip dengan desain kamarnya, hanya saja kamar Kevin lebih besar dan lebih banyak barang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*kurleb kek gini lah kamar si adek :v


Kevin menyibak gorden kamar Bian agar ada sedikit cahaya yang masuk, mengambil beberapa alat kebersihan dan sedikit membersihkan kamar adiknya, menata ulang buku-buku pelajaran yang sedikit berserakan serta memasukkan beberapa baju ke almari pakaian yang ia ambil dari tempat penjemuran.

"Lah apa ini? Kenapa isinya hoodie semua." Ujar Kevin yang terheran dengan isi almari Bian yang 75% nya hoodie, mana satu produk beda warna aja.

Kevin tersenyum kecil saat sebuah ide terlintas di benaknya, ia lantas kembali menutup jendela kamar dan segera meninggalkan kamar.

*Flashback off

Bian memeluk erat Kevin di hadapannya, hal yang tak pernah terpikirkan olehnya kini di lakukan kakak pertamanya.

"Makasih kak, makasihhh banget, adek suka, suka bangettttttt."

Kevin membalas pelukan hangat adiknya, dalam hati ia berkata akan berusaha menjaga adiknya bukan lagi berjanji karena ia cukup kesal dengan janjinya sendiri yang tak akan menyakiti Bian tapi ia ingkar dan malah membuat adiknya pergi meninggalkan rumah.

***

Bian terbangun di tengah malam karena ia ingin buang air kecil, sungguh tak tertahankan hingga dengan malasnya ia bangun dari tempat tidur, daripada ngompol kan lebih baik ia ke kamar mandi walaupun rasa malas lebih mendominasi.

Dengan mata setengah terpejam Bian berjalan memasuki kamar mandi.

Sret..

Brugh..

Dukk.

"Akhh.. anjir sial bajingan"

Baru dua langkah Bian memasuki kamar mandi dan ia sudah jatuh  terpeleset karena lantai yang basah, kepalanya terbentur dinding dan dadanya berdenyut nyeri karena terkejut dan sialnya saat ia akan berdiri ia malah memegang gayung berisi air dan air nya tumpah mengguyur kepala hingga tubuhnya.

"Anjing! Sial banget gue!" Bian murka dan ngambek pada semesta, tak perduli dengan air kencingnya yang telah membasahi celana, iya Bian mengompol dan sekarang ia sangat kesal karena jantungnya yang berulah dan kepalanya yang benjol karena terbentur.

Bian menangis saat di rasa dadanya semakin sesak bahkan ia tak mampu untuk sekedar bangun dari lantai yang bertambah basah karena air kencingnya, dengan sisa tenaga yang ia punya ia gunakan untuk bersandar pada dinding dingin kamar mandi.

"D-dingin sesakhh." Bian mencengkeram erat celananya yang basah sembari mengigit bibirnya kuat-kuat hingga terluka demi menahan rasa sesak di dadanya hingga ia tanpa sadar tertidur di kamar mandi yang begitu dingin.

***
Bian terbangun dengan rasa pusing yang teramat di kepalanya, dan ia merasakan sebuah cairan kental mengalir di hidungnya.

"Hah mimisan lagi, pasti gara-gara semalem kebentur." Bian mengusap cairan merah di hidungnya dan mencoba bangun dengan badannya yang lemas dan kepalanya yang pusing, Bian tau jika ini sudah pagi, terdengar suara alarm yang berisik dari kamarnya menandakan jika ini sudah pagi dan Bian tertidur semalaman di kamar mandi, sudah di pastikan jika alergi dinginnya akan kumat.

'hatciii

'hatcii!!!!

Kan, bersin menyebalkan itu balik lagi.

Bian segera keluar kamar dan mengambil baju ganti meski dengan langkah tertatih, setidaknya ia harus mandi karena mengompol semalam.

Selesai mandi Bian kembali ke kasur nyamannya, ia merasa sangat pusing dan lemas, bahkan ia tak memiliki tenaga untuk sekedar bersin, ia melihat jam dinding di kamarnya namun pandangannya buram karena pusing dan memutuskan melihat jam di ponselnya, rupanya baru jam lima pagi, masih ada waktu Bian untuk tidur sebelum jam makan pagi, ia ingin tidur sejenak karena setelah mandi badannya semakin terasa tak enak.

***

Annyeong yeorobunnnnn gimana kabar???
Haduhh Aul udah ya ga update hihihi miann :v
Terimakasih buat vote dan komen kalian 😭🫶
See u next chapter

감사합니다

Kalingga Biantara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang