Jihoon kini sedang berada di kamarnya, melamun sembari memikirkan perkataan junghwan tadi pagi, iya, jihoon ternyata mendengarkan apa kata junghwan, anak itu ternyata tidak sebebal yang kita kira.
"Apa yang dibilang junghwan benar, ya?" gumam jihoon dengan tatapan kosongnya.
Namun sedetik kemudian pria mungil itu berceletuk, "Ah! kenapa aku memikirkan perkataannya? dia aja ngga tahu bagaimana rasanya jadi aku!" sahutnya kemudian membaringkan diri dikasur.
Jihoon memandangi langit-langit kamarnya, tiba-tiba saja bayangan wajah adiknya muncul membuat jihoon tersentak dan langsung bangun, "Apa junghwan benar? tapi," jihoon tidak melanjutkan ucapannya dan lebih memilih untuk membuka lemari bewarna cokelat yang berada disamping kasurnya.
Jihoon membuat lemari itu dan membongkar segala barang yang berada didalam nya, "Dimana aku meletakkannya?" cemas jihoon dengan masih mengacak-acak isi lemarinya.
Setelah perjuangan yang sangat lama, 10 menit. jihoon akhirnya menemukan apa yang dia cari sedari tadi, jihoon mengambil benda itu dengan perlahan, tangannya bergetar saat sudah memegang nya.
Jihoon membawa benda itu menuju kasurnya, lalu mendudukkan dirinya ditepi kasur dengan meremas benda itu, jihoon menatap 'bingkai usang dan berdebu itu dengan tatapan lirihnya, kemudian tangannya mencoba membersihkan debu-debu yang berada diatas foto didalam bingkai nya.
Pandangan jihoon semakin mengedar ketika foto itu terlihat jelas dimata jihoon, seorang wanita tua yang memakai kebaya hijau dan dengan senyum simpulnya, seorang anak perempuan yang berusia sekitar enam tahun yang tengah berada digendongan seorang pemuda laki-laki yang memakai seragam SMA, jihoon memegang erat tepi bingkai itu dengan mata yang terpejam, dada nya sangat sesak saat melihat bingkai foto itu, foto ibunya dan adiknya, dan juga, jihoon.
Jihoon memandang kearah dirinya yang memakai seragam SMA itu, itu dirinya, tujuh tahun yang lalu, jihoon seketika berkata, "Jihoon! kenapa senyumanmu begitu manis? kenapa kamu ngga bisa menunjukkan senyum itu lagi sekarang?" tanya jihoon pada jihoon yang berada dibingkai.
Air mata jihoon mulai turun menjatuhi foto dibingkai itu, jihoon merutu dirinya sendiri, mengapa dia begitu lemah? mengapa dia seperti ini? mengapa dia tidak bisa menjaga keluarganya? mengapa?
"Mama, adek," jihoon berucap sembari mengelus foto ibunya dan adiknya.
"Mama, maaf jihoon ngga bisa menjaga adek dengan baik, jihoon tahu jihoon adalah seorang kakak yang jahat sama jihan, disaat jihan lagi dirawat jihoon malah ngga ada, maaf ma.."
"Maa, kalau boleh jujur jihoon sangat tersiksa hidup menjadi pelacur , benar yang dikatakan junghwan ma, jihoon kehilangan arah semenjak kehilangan mama dan adek, jihoon ngga tahu harus pulang kemana, jihoon mau sesekali didengar, tapi mereka hanya mampu memberikan cacian dan makian sama jihoon, jihoon sakit, ma."
"Kalau jihoon menyusul mama sama adek apa jihoon masih kesakitan, ma? jihoon takut untuk keluar dari zona pekerjaan jihoon, jihoon takut mereka masih membenci jihoon seperti dulu,"
"Maaf jihoon melakukan itu dulu ma, dan maaf karena jihoon telah melangkah sejauh ini dijalan yang salah."
Begitu kalimat terakhir yang diucapkan jihoon sebelum kemudian laki-laki manis itu kembali terisak oleh tangisnya sembari memeluk bingkai foto itu dengan erat, sangat erat, seakan menunjukkan kerinduan yang begitu mendalam disana.
...
Sore ini junkyu sedang olahraga sore yaitu jogging dengan salah satu temannya, sebut saja dengan mashiho. pasti kalian bingung kan mengapa disaat musim dingin kedua serangkai ini malah jogging? kalian pasti berpikir mereka gila, ini semua ide dari mashiho, anak itu memang senang mencari penyakit, junkyu sudah berusaha menolak ajakan mashiho namun tetap saja ia dipaksa, mashiho terlihat sangat bersemangat jogging sore ini, sangat berbeda dengan junkyu, baru dua kali memutari taman kota sudah kelelahan bahkan beberapa kali meminta istirahat pada mashiho, dan lagi udara sore ini juga cukup dingin lebih dari biasanya.
Salju kemarin sudah mulai cair lagi karena salju hanya turun satu kali sampai hari ini, namun tetap saja, ini adalah siksaan bagi junkyu, anak itu bahkan sudah memakai jaket tebal dengan kupluk dan syal, ini tidak seperti orang yang jogging, sedangkan mashiho? anak itu sepertinya adalah laki-laki es karena ia hanya mengenakan pakaian jogging seperti biasa, hanya kaos dan celana training.
"Mashiho!!" teriak junkyu dari arah belakang, mashiho hanya berdecak kesal, lambat sekali junkyu ini sudah seperti siput berjalan, junkyu sangat ketinggalan beberapa meter dari mashiho, ini antara junkyu yang memang jompo atau mashiho yang terlalu bersemangat.
"Apa!? cepet dong, lama banget sih anjir, lo lomba ama siput juga jadi juara dua kalau begini caranya!" kesal mashiho.
"Bukanhh gueeh, hahh haahh," junkyu berusaha keras mengatur nafasnya agar tidak mati karena kehabisan nafas.
"Nih minum!" wah, walaupun galak-galak ternyata mashiho perhatian juga ya dengan junkyu, jadi salting.
Sementara junkyu masih ngos-ngosan, "makasiihh," ujarnya kemudian mengambil botol mineral milik mashiho lalu meneguknya dengan brutal.
Mashiho terkejut lalu dengan cepat merampas botol mineral yang masih diminum junkyu sembari berkata, "Eh monyet lo tuh sadar diri dong, lo liat nih tinggal seperempat padahal tadi gue kasih masih penuh ya anjing!"
Junkyu hanya tersenyum jahil, "Yaudah sih perhitungan amat lo, itu gue beli satu ruko juga bisa kali,"
Mashiho mengerlingkan matanya, malas sekali dengan sifat flexing seorang kim junkyu, "Lo dari taun kemaren juga bilang begitu pas ngabisin seblak gue, teh pucuk gue, cokelat gue, semua aja lo bilang beliin satu ruko padahal sempak aja masih minjem punya gue!" gerutu mashiho.
Junkyu yang mendengar penuturan dari jihoon reflek membekap mulut mashiho, "Lo diem lah! mana segala teriak-teriak si anjir," panik junkyu.
Mashiho memukuli tangan junkyu yang masih membekap mulutnya, junkyu masih memeriksa sekeliling hingga lupa dengan mashiho yang mulai tersiksa tidak bisa bernafas.
Disaat mashiho mulai lemas lah junkyu sadar, "Eh maap-maap hehehe," junkyu tersenyum dengan wajah tanpa dosa lalu melepaskan bekapan nya pada mulut mashiho.
Setelah itu mashiho batuk-batuk dan sesekali melepeh ketanah, "Anjing ya junkyu tangan lo bau tai ayam babi! mana ada pedes-pedesnya lagi ─ huwekk!"
Junkyu hanya tertawa mendengar mashiho berkata demikian, "Lagian sih lo gede amat suaranya, lo niatnya emang mau satu dunia tau kalau gue miskin apa gimana?"
"Emang itu tujuan gue," ujar mashiho lalu meninggalkan junkyu.
"Bangsat! woy mashiho! tungguin lah," teriak junkyu mengejar mashiho, sepertinya teman kecilnya itu merajuk.
Setelah berhasil mengejar mashiho junkyu kembali bersahut, "Kita pulang aja dah anjir, gue udah kedinginan banget dah ini lo mau gue mati kedinginan apa gimana nyet?" tanya junkyu.
Mashiho menoleh kearah junkyu, "Kalau gue mau lo mati ngapain gue repot-repot ngajakin lo jogging? mending langsung gue bunuh aja lo pake piso,"
"Serem amat anjing, udahlah! ayo kita pulang, lagian orang waras mana yang mau jogging pas lagi musim dingin anjing!? cuma lo doang! itupun lo udah ngga waras,"
"Berisik amat monyet!"
"Tau ah mashiho anjing! pokoknya gue mau pulang sekarang, gue bisa mati disini gue belum mau mati konyol!"
"Bacot tai, lo ngga bakal mati perkara jogging doang sat,"
"Serah lo dah mashiho, intinya gue mau pulang sekarang, BYE BITCH!!" bentak junkyu diakhir kalimat lalu dengan cepat berlari meninggalkan mashiho.
"Dasar anak anjing ngga ada adab," gumam mashiho
...
haloo, jangan lupa votenya ya, jihoon jadi sadboy dichap ini, #savejihoon
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] heaven and back; kyuhoon
Fanfiction❝Aku adalah mantan pelacur, junkyu.❝ ... Sampai suatu ketika, junkyu sadar, bahwa dirinya telah jatuh kedalam pesona park jihoon, seorang mantan pelacur.