Bagian II : A Dream

68 14 14
                                    

Zoe tidak menyangka telah menjadi murid Universe High School. Setelah pengakuan dirinya yang memilih melanjutkan studi di sana, lantas saat ini ia telah mengenakan seragam kebanggaan sekolah tersebut. Tubuh mungilnya dibalut jas berwarna hitam dengan dasi bermotif-perpaduan hitam dan abu-abu dengan bawahan rok berwarna abu-abu. Tidak lupa sepatu pantofel dan kaos kaki putih yang wajib dikenakan oleh setiap murid.

Pagi ini akan diadakan apel-sebagai bentuk penyambutan murid tahun pertama. Kemudian, akan dilanjutkan pembagian kelas secara langsung yang dipandu oleh beberapa prefek-murid yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin, mewakili pengajar yang tidak bisa melakukannya. Seseorang yang terpilih menjadi prefek bukanlah murid biasa. Menurut pemahaman Zoe, hanya murid yang lulus beberapa tes dengan minimal memiliki prestasi sehingga bisa lolos menjadi prefek-eskstrakurikuler nomor satu yang dikenal terpandang.

Akan tetapi, Zoe tidak berminat untuk mencoba peluang menjadi bagian prefek, karena pandangannya ada pada basket-ekstrakulikuler yang selalu menjadi nomor satu di hatinya hingga sekarang. Bahkan, ketika di Hakley, Zoe menjadi kapten di tahun kedua hingga ketiga-membawa tim memenangkan hampir seluruh kejuaraan tingkat menengah pertama. Dalam hal ini, ketika di Hakyle, pada dasarnya kejuaraan basket masih cukup terbatas. Hanya di tingkat menengah atas yang mulai meluas-terkadang bisa mendapatkan peluang untuk mewakili basket ditingkat Nasional dan International.

Itulah kenapa Zoe begitu bergairah untuk kembali menjadi nomor satu dibasket-walau ia masih terpuruk ketika memutuskan kembali di Kota Ily. Hanya saja, Zoe merasa bertanggung jawab atas janji yang pernah ia buat kepada kedua orangtuanya untuk menjadi atlet basket profesional.

Zoe menghela napas, seraya matanya terpejam. "Aku berharap, tidak akan ada hambatan di perjalananku nanti," kata Zoe. Perlahan matanya terbuka. Ia mengamati sekeliling yang cukup ramai. Lebih tepat, beberapa murid ditahun yang sama dengan dirinya tengah mengantri masuk ke kelas I-B-kelas yang akan menemani Zoe hingga selesai tatkala hanya angka romawi awal yang akan berubah setiap tahun. Selebihnya, akan sama-termasuk teman sekelas.

"Tidak buruk," kata Zoe yang memasuki kelas yang tampak rapi dengan nuansa biru laut dan beberapa hiasan dinding yang cukup mengesankan. Terlebih, ada loker yang disediakan-pas dengan jumlah murid yang ada di kelas B.

"Woah, aku tidak menyangka akan di kelas ini. Lumayanlah!"

"Benar sekali. Ini keren! Di luar ekspektasiku. Omong-omong, kamu akan memilih ekstarkulikuler apa? Aku akan di Cheerleaders!"

"Hei, kita juga sama! Bukankah itu keren? Kita akan bisa menyaksikan tim basket putra yang sedang latihan dan mereka begitu mengagumkan. Katanya, setiap senin mereka mengadakan tanding beregu. Ayo kita nonton nanti! Aku penasaran dengan tahun pertama, kedua dan ketiga!"

"Oke. Ayo sepulang sekolah!"

Zoe bisa mendengar pembicaraan dua gadis yang berada di belakang yang tengah membahas sekilas mengenai basket. Kedua matanya berbinar, walau ia tidak mendengar perekrutan untuk tim baru, Zoe rasanya ingin langsung ke tempat latihan-bertanya mengenai hal-hal yang pasti. Mengingat, hari pertama sekolah juga termasuk hari perkenalan untuk tahun pertama yang ingin bergabung dibeberapa ekstrakulikuler atau klub yang ada di Universe High School.

"Tentu saja, aku akan ada di basket! Tanganku bahkan sudah gatal untuk men-dribble bola! Sial!"

***

Tidak ada pembelajaran lebih jauh mengenai materi tahun pertama untuk hari ini. Pengajar yang masuk sebagai wali kelas hanya memberikan beberapa hal mengenai hal dasar di Universe High School. Dilanjut perkenalan singkat dan berakhir Miss Lea meninggalkan kelas karena memiliki pertemuan mendadak. Sekilas, Zoe mendengar, Miss Lea memberikan akses kepada mereka untuk menjadi dekat. Akan tetapi, Zoe tidak bisa melakukannya. Sifat introvert dalam dirinya menguasa begitu saja, sehingga Zoe hanya fokus pada buku catatan yang ia coret-coret. Tahu-tahu, kelas berakhir. Sesingkat itu dan Zoe belum memiliki kenalan.

Hello, Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang