Bagian VI : Full Team!

35 13 6
                                    

Zoe memegangi pena dengan kuat—melampiaskan rasa takut yang menghampirinya. Hal itu karena puncak mengenai masalah klub basket putri akan ditentukan sore ini—sepulang sekolah di lapangan basket sekolah. Sialnya, mereka memiliki kendala—kekurangan anggota dan tidak ada seseorang yang ingin bergabung tatkala ia, Deepna, Avanti dan Elakshi sudah mengusahakan banyak hal. Nyatanya, kebanyakan lebih memilih menjadi cheerleaders daripada memasuki klub yang tidak tentu akan masa depan—nyali mereka seakan menciut.

"Astaga, aku harus bagaimana?" tanya Zoe pada dirinya sendiri. "Di mana aku harus menemukan satu anggota lagi?"

Rasanya sangat frustrasi. Ia tidak ingin kesempatan emas seperti ini berakhir begitu saja. Terlebih, Pelatih Joo memberikan syarat seperti sudah berpikir panjang mengenai ketidaksanggupannya untuk membentuk setidaknya satu tim dengan lingkaran sosialnya yang begitu kurang.

Mata indah Zoe pun terpejam. Jemarinya dengan spontan menyugar rambut dengan asal. Beruntung, kelas hari ini kosong walau guru yang mengajar dasarnya mengirimkan tugas melalui forum. Ia akan mengatasi itu dengan cepat setelah masalah basket selesai. Alhasil, Zoe memilih bangkit dari kursinya, berjalan melenggang meninggalkan kelas. Ia harus menemui Deepna dan Avanti.

Kepergiaan Zoe—bahkan setiap gerak-geriknya di awasi oleh seorang gadis yang ada di kelasnya. Gadis itu tampak gemetar dengan kedua tangan mengepal kuat. Matanya ikut terpejam kala pikirannya berpencar ke mana-mana. Bahkan sampai saat ini, ia memikirkan soal perubahan yang ingin dilakukan oleh salah satu teman kelasnya.

"Ya Tuhan, apa aku harus kembali bermain basket?"

Sementara Zoe, ia terus melangkah menuju tujuannya. Akan tetapi, setibanya di kelas kedua teman barunya itu, ia menemukan kondisi kelas yang kosong. Menurut informasi sekilas dari murid yang memiliki kelas kosong sama seperti dirinya, mengatakan jika seisi kelas tersebut memiliki jadwal kelas olahraga.

Ya, Zoe tidak tahu harus ke mana lagi, tetapi pikirannya tiba-tiba mengarah pada Elakshi—senior yang sudah resmi bergabung. Ia akan berdiskusi soal anggota terakhir didetik-detik terakhir yang ada. Zoe mempercepat langkah untuk ke kelas tahun ke dua yang berada di bangunan yang lain. Akan tetapi, Zoe yang menuruni anak tangga dengan beberapa murid yang ikut turun tidak sengaja menyenggolnya. Zoe tidak tahu pasti, tetapi ia mendarat ke lantai dasar dengan pendaratan yang buruk. Kakinya terasa nyeri.

"Hei, kamu tidak apa-apa? Maaf, kami tidak sengaja," kata seorang murid lelaki yang mendekat, bersama dengan temannya. Zoe hanya memberikan anggukan dan bahasa isyarat mengenai ia baik-baik saja, mengatakan apa terjadi hanyalah seperti angin yang lewat. Alhasil, sekumpulan murid lelaki tersebut perlahan meninggalkan Zoe yang masih duduk melantai, tidak ingin menerima bantuan karena merasa ia bisa—walau sedikit menahan kesakitan.

"Aku harus—"

"Hei, hati-hati! Kamu tadi baru saja jatuh, kamu—"

"Aku buru-buru. Maaf, aku harus pergi dulu. Terima kasih." Zoe bergegas meninggalkan seorang lelaki yang berjalan mendekat ke arahnya, bahkan telah mengulurkan tangan tetapi Zoe langsung pergi setelah mengatakan isi kepalanya.

Lelaki itu termenung mengamati punggung Zoe yang menjauh. Langkahnya terlihat tak beraturan, bahkan ia masih bisa mendengar suara kesakitan walau samar-samar. Lelaki tersebut ingin menyusul, jemarinya terulur untuk menghentikan. Akan tetapi, pundaknya ditahan oleh salah seorang teman. Mengingat, ia menyelami bangunan dominan kelas tahun pertama bersama dengan dua temannya—Troy dan Alevi Debaran.

"Seharusnya kamu tidak perlu peduli, Yuuki! Dia itu gadis aneh dan angkuh," sahut Troy yang menjadi sosok terhentinya lelaki bernama Yuuki Sagara tetapi lebih dikenal dengan nama Yuuki atau Kapten Yuuki yang ingin melakukan aksinya.

Hello, Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang