Bola saat ini berada di tangan Lily sebagai pihak Instutite Le Rusel. Dengan lihai, ia men-dribble bola—melewati setiap pemain yang hendak menghentikan kegiatannya. Terlebih, masalah pertahanan, mereka memang cukup unggul—walau sedikit di luar batas seperti Deppna yang mendapat injakan dari pemain nomor 12.
"Sial, apa yang kamu lakukan?"
Pemain nomor 12 tersenyum miring. "Memangnya, apa menurutmu? Jelas, menahanmu agar tidak menghentikan Kak Lily mencetak angka!" katanya dengan tenang.
Deppna kesal sekali. Rasanya ingin memukul gadis menyebalkan satu ini. Sungguh, mereka menahan dengan pola yang sama—jika Deppna memaksa, ialah yang akan mendapatkan pelanggaran. Benar-benar licik! Deppna lantas menoleh ke sisi lain, teman puntengah di hadang—Zoe sekalipun juga merasakan hal yang sama. Tetapi, ia bisa melihat Ishana yang berlari mendekat dengan pihak lawan lainnya dengan nomor punggung 2 ikut berlari.
Deppna melihat kegigihana Ishana yang ingin menghentikan aksi Lily yang sudah lebih dekat dengan ring. Bahkan, Lily sudah mengambil ancang-ancang untuk melakukan shooting di area free throw circle. Bola itu sudah melambung ke udara—diprediksikan memang masuk, tetapi Ishana dengan lompatan tinggi yang ia miliki—bak center klub yang memang selalu bisa diandalkan, berhasil beriringan dengan bola—bahkan Ishana dapat menangkis bola hingga berbelok arah.
Semua orang terpaku, pun mengira bola berhenti atau keluar, tetapi nyatanya Avanti dengan cekatan menangkap bola dan langsung mengopernya pada Zoe yang sudah berlari terlebih dahulu mendekat sisi lain kala ia sudah terbebas dari penjagaan lawan. Tidak ada yang menduga aksi saat bola sudah meleset ke ring lainnya. Bergegas, mereka yang semula terpaku, ikut mengejar—menahan bola yang sudah berada di tangan Zoe, tetapi Zoe lekas mengambil kuda-kuda. Ia yang berada di area three-point line, lantas melesatkan tembakannya—tanpa adanya penjagaan di setiap sisi hingga bola yang telah melesat di udara, nyatanya masuk seperti biasa—mencetak tiga poin.
Suara peluit terdengar, menandakan bola masuk dan memberikan bahasa isyarat jika pihak yang mencetak, mendapatkan tiga poin.
"Kapten Zoe! Kamu memang hebat!"
"Ya! Tiga poin pertama! Kapten Zoe, aku padamu!"
Mereka lantas memeluk Zoe dengan erat. Walau masih permulaan, mereka begitu senang karena skor ini, menjadi pemicu semangat mereka. Zoe juga yakin dengan hal itu, tetapi ia dan temannya juga harus mewaspadai beberapa hal ke depannya. Ia bisa merasakan, mereka—saat Zoe melirik ke arah Lily dan teman-temannya, seakan telah mempersiapkan diri untuk serangan balik.
Lily berbalik, menoleh pada temannya. "Aku yang akan mengawasi Kapten mereka! Kalau dia tetap bersikeras, aku akan menghancurkannya di lapangan ini!"
***
Ketegangan Tercipta di lapangan. Walau Institue Le Rusel begitu ketat akan penjagannya, Universe High School bisa mematahkan pertahanan dengan mempercayakan tim. Tidak peduli dengan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh Institue Le Rusel, Zoe dan kawan-kawan tetap bermain seperti biasanya. Alhasil, di quarter pertama dan kedua, Universe High School yang memimpin di lapangan dengan skor yang dimiliki yaitu 51, lalu ada Institue Le Rusel yang untuk saat ini terjebak di skor 41—selisih sepuluh angka.
Akan tetapi, belum ada pergantiaan pemain. Saat terjadi time out, Pelatih Joo hanya memberikan beberapa masukan untuk berhati-hati dengan sang kapten lawan, terlebih ini bagi Zoe, karena sang kapten lawan tengah mengincarnya. Pelatih Joo juga mengingatkan untuk mengubah formasi di lapangan, tetapi sampai di quarter ketiga, ia belum membiarkan Elakshi masuk. Kemungkinan nanti, di quarter terakhir.
Oleh karenanya, pertandingan terus berlanjut. Kali ini, perputaran bola ada di Institue Le Rusel yang di pegang oleh nomor punggung 12. Ia mengamati sekitar dan mendapatkan aba-aba untuk mengoper ke Lily, tetapi saat mengoper, Zoe terlebih dahulu mengambil bola—mematahkan operan lawan dan bergegas untuk kembali mencetak angka. Lily yang melihat itu, mengepalkan kedua tangan. Ia mengamati cukup lekat pergerakan Zoe seraya memberikan bahasa isyarat pada rekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain!
Novela JuvenilZoe memiliki minat besar terhadap basket, terbukti dengan dedikasinya sebagai kapten di Hakley Boarding School. Akan tetapi, Zoe tidak pernah membayangkan setelah memilih Universe High School untuk melanjutkan studi, ternyata tingkat patriarki begit...