Semua orang tahu, Institute Le Rusel saat ini telah dikalahkan oleh Universe High School berkat rebound yang dilakukan oleh Ishana. Berkat dua poin itu, Universe High School lolos ke babak final—ajang terakhir untuk menjadi juara Women's Eiland Cup. Perkara siapa yang dilawannya, mereka belum tahu, karena pertandingan antara Akademi Lanakila dengan Sky High School akan berlangsung setelah ini. Jelas, mereka akan menyaksikan pertandingan itu sebagai bahan acuan untuk final besok.
Namun, Universe High School mendapatkan sedikit kesialan. Lebih tepatnya, pada Zoe yang mendapati cidera. Beruntung, bagi Zoe ini tidaklah seberapa dan ia tetap memaksa untuk mengikuti pertandingan besok. Zoe membuktikannya dengan berusaha untuk terlihat baik-baik saja walau dalam hati, ia serasa ingin mengumpat. Jelas, tak mungkin ia lakukan itu.
Sungguh, Zoe begitu kesal dengan Lily yang berasal dari Institue Le Rusel yang telah membuatnya tampak menyedihkan. Saat kekalahan yang mereka dapatkan, Zoe hanya melihat Lily yang mengamati amat pilu ke arah papan skor. Bukti jika ia memang kalah, bahkan seberusaha apapun dirinya. Mereka sempat bersitatap, walau gadis itu langsung mengalihkannya dan berlalu begitu saja—benar-benar meninggalkan area lapangan dengan kepala yang menunduk.
Itulah yang dirasakan jika kalah. Walau timnya sering menang, bahkan saat di masa Sekolah Menengah Atas, Zoe juga pernah merasakan kekalahan. Waktu itu ketika awal mula ia ditunjuk sebagai kapten. Ada rasa bersalah, sedih dan kecewa mendalam terhadap diri karena tidak bisa mendorong tim untuk memenangkan sebuah pertandingan, tetapi dari kisah itulah yang membuat Zoe semakin berjuang. Bukan hanya seorang diri saja, ia berjuang bersama dengan teman-temannya.
Teman yang begitu menyenangkan dan penuh sportif. Itu yang Zoe lihat dari mereka berlima. Saat semua orang di sekolah menutup mata, dibubuhi sedikit drama, mereka akhirnya ingin mengambil peran untuk menulis akhir yang indah untuk basket. Dedikasi besar yang diciptakan agar tidak adanya patriarki pada basket dan Zoe sangat senang mengenal mereka.
"Zoe, kali ini, kamu tidak boleh ke mana-mana, oke? Kita menyaksikan pertandingan terakhir sebelum pulang," kata Gaye yang menunjuk Zoe menggunakan botol air minum. Sang empu yang ditanya mengangguk dengan senyum bahagia, pertanda setuju. Lagipula, ia memang cukup penasaran dengan Akademi Lanakila—sekolah yang sebenarnya menjadi rekomendasi dalam olahraga basket karena beberapa pemain basket nasional terbentuk dari sana.
Mereka pun tampak cukup riuh. Deppna bahkan tidak ingin berhenti bersorak untuk kemenangan mereka tatkala tidak ada dari pihak sekolah yang mendukung. Tampak menyedihkan, tetapi itulah fakta yang harus mereka ketahui.
Pelatih Joo yang masih ada di sana—berhadapan dengan lingkaran klub basket putri, tersenyum tipis. Tidak berselang lama, suara tepuk tangan ia ciptakan begitu saja. Berakhir menyentakkan keenam gadis yang tengah bersiap-siap untuk berpindah ke area tribun penonton, namun tidak ada yang berbicara. Rasanya, mereka hanya ingin mengamati Pelatih Joo yang tanpa di sadari, mengambil beberapa langkah untuk mendekat.
"Kalian luar biasa. Latihan dengan waktu sedikit dan bahkan dikelilingi oleh tekanan, kalian bisa melewatinya. Saya sudah mengakui jika kalian memang bisa membawa perubahan saat Zoe berani menantang Troy! Walau begitu, hasil hari ini adalah berkat usaha kalian. Walau besok kalian masih harus berjuang, tetapi sampai sejauh ini, kalian luar biasa dan tidak mudah dilalui oleh banyak orang," jelas Pelatih Joo yang berhasil membuat keenam gadis itu terkejut. Apa ini bagian dari Pelatih Joo yang ingin menggali rasa simpati mereka setelah apa yang diperbuat kemarin? Namun, keenam gadis itu tidak mengerti.
Mereka mencoba untuk tidak mengambil pusing karena ini adalah hari bahagia mereka. Bahkan jika Pelatih Joo belum memberikan pengakuan, mereka tidak peduli, karena mereka hanya mengusahakan sesuai dengan kemampuan mereka, pun Tuhan berkehendak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain!
Fiksi RemajaZoe memiliki minat besar terhadap basket, terbukti dengan dedikasinya sebagai kapten di Hakley Boarding School. Akan tetapi, Zoe tidak pernah membayangkan setelah memilih Universe High School untuk melanjutkan studi, ternyata tingkat patriarki begit...