Zoe mengamati pakaian latihan yang diberikan oleh Yuuki di saat waktu istirahat. Mereka sudah membuat janji di bangunan utama perkara seragam basket. Hal itu karena seragam resmi klub basket putri baru siap pekan depan—setidaknya sebelum kejuaraan itu dimulai. Alhasil, mereka harus menggunakan seragam tim basket putra sebagai pembeda dan beruntung Yuuki juga menyarankan hal yang sama. Bahkan, Yuuki yang meng-handle agar mereka memiliki enam seragam basket.
"Kuharap kalian cocok, tetapi aku sudah menganalisa hingga bisa kalian gunakan. Sisanya, kamu dan temanmu yang mengatur. Aku akan mengusahakan untuk datang, walau mungkin agak telat. Jadi, aku memberikan ini terlebih dahulu karena Ishana saat ini tidak bisa diganggu. Kelasnya dihujami ujian hingga pelajaran hari ini selesai." Yuuki menjelaskan tatkala paperbag berisi benda yang ia inginkan sudah ada di tangannya.
Zoe mengangguk paham. "Terima kasih, Senior. Sejauh ini, Senior selalu membantu."
Yuuki mengangguk dengan sedikit senyum yang merekah—lesung pipinya cukup samar kelihatan menyapa. "Tidak masalah. Aku akan membantu jika memang bisa. Jadi, teruslah semangat. Kalian pasti bisa dan selamat berjuang!" kata Yuuki yang memberikan bahasa isyarat semangat dengan lengannya.
Entah kenapa, semangat yang diberikan oleh Yuuki memang membangkitkan gairah dari dalam dirinya. Dengan malu, Zoe juga membalas dengan gaya hormat dan keduanya berakhir dengan tawa kecil—tanpa berkata-kata apa lagi kala keduanya saling berhadapan di lorong bangunan utama. Kesunyian tempat ini, memang berhasil menciptakan rasa yang sulit untuk dijelaskan. Zoe bisa berkesimpulan seperti itu karena ia merasakannya.
Hanya saja, mereka harus terpisah karena keduanya memiliki kesibukan masing-masing. Berjalan saling membelakangi dan kemungkinan akan bertemu. Zoe pun berharap ia bisa bertemu dengan Yuuki walau harapannya memang tak pasti, tetapi setidaknya Yuuki mengatakan akan datang.
Dalam pertandingan persahabatan tersebut, jelas ia akan mengerahkan kemampuannya bersama dengan rekan timnya.
Pertandingan yang akan dilakukan setelah pulang sekolah—sekitar pukul lima sore. Alhasil, setelah bel yang menandakan waktu bersekolah hari ini usai, tetapi diganti dengan kelas tambahan maupun kegiatan ekstrakurikuler, para anggota basket putri sudah bersiap. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran khusus kendaraan beroda empat—mobil yang sama ketika mereka melakukan latihan di pantai yang dikemudikan oleh Ishana.
Lihat, Ishana sudah tersenyum lebar dengan gaya cool di dalam mobil—dapat terlihat dengan jelas kala kaca mobil Ishana terbuka, "Hei, ayo cepat! Kita harus ke sana. Masih ada sejam sebelum kita memulai pertandingan itu!"
***
Galaxy High School berdiri indah dengan luas yang tidak bisa mereka perkirakan. Bagunan dominan warna krem pun ikut memberikan kesan memukai. Tidak lupa, jejeran pohon bonsai yang menemani setiap langkah untuk masuk ke area bangunan tempat olahraga basket. Bukan hanya pohon itu saja, terdapat beberapa tanaman hijau di sepanjang jalan. Zoe benar-benar merasakan kesegaran dan kenyaman secara bersamaan.
Akan tetapi, mereka sedikit tersesat. Tak tahu harus mengambil langkah. Ishana pun tampak menggerutu dengan fokus pada ponsel. "Di mana anak ini? Dia belum lagi membalas—"
"Ishana, hei! Ini aku!" Suara memanggil nama Ishana terdengar begitu melengking, membuat mereka berbalik. Pandangan pun tertuju pada seorang gadis yang telah mengenakan seragam basket, melambaikan tangan lalu menunjuk ke samping. "Lapangan basket di sana, Ishana! Kau akan ke lapangan futsal jika terus melangkah! Seharusnya kamu menghubungiku," kata gadis itu yang berjalan santai mendekat, tampak wajah Ishana yang berubah datar.
"Aku sejak tadi menghubungimu, sialan!"
"Benarkah? Sepertinya aku menaruh ponsel di lapangan. Ayo kalau begitu! Anak-anak yang lain sudah ada di sana," ujarnya yang langsung berbalik dan melangkah lebih dulu. Ia berjalan seperti penunjuk jalan. Akan tetapi, tiba-tiba menoleh kepala dengan senyum lebar. "Oh iya, aku lupa! Namaku Sasa Alasah. Panggil Sasa. Senang bisa melakukan pertandingan persahabatan. So, let's play! Because, I'm really curious about your abilities, friends!" ucapnya dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain!
Roman pour AdolescentsZoe memiliki minat besar terhadap basket, terbukti dengan dedikasinya sebagai kapten di Hakley Boarding School. Akan tetapi, Zoe tidak pernah membayangkan setelah memilih Universe High School untuk melanjutkan studi, ternyata tingkat patriarki begit...