1. awalnya.

3.1K 183 0
                                    

Junkyu tersenyum menatap ke arah bunga teratai yang ia petik untuk ramuan herbal yang ibunya pinta untuk dirinya cari setelah pulang dari academy.

Ia menatap ke arah danau di jembatan itu,  lalu memilih bangkit dan pergi dari danau itu dengan tangannya yang memegang 5 petik bunga teratai warna merah muda.

Beberapa menit kemudian,  ia pun sampai di rumah nya.  Kemudian membukanya.

" Junkyu Pulang,  " ucap nya pelan.

Ia pun melepaskan alas kakinya dan mulai berjalan masuk ke arah dapur. Bau masakan yang enak dan menggugah selera menyapa indra penciuman nya membuat perut nya bergemuruh meminta untuk diberi isi.

" Ibu.  " panggilnya pada sang ibu yang nampak sibuk dengan alat masaknya. 

" Kyukyu,  bagaimana?  Apa Kyukyu dapat teratainya?  " tanya sang ibu.

Yang bernama Kim Jisoo. Seorang istri dari penasehat kerajaan di wilayah kerajaan T. 

Junkyu lekas duduk di kursi meja makan,  ia meletakkan tasnya di kursi dan meletakkan pula 5 petikan teratai yang ia petik tadi.

Junkyu tentu mengangguk mendengar ucapan sang ibu,  rambutnya bergerak ke sana ke mari membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

" Hum,  Kyukyu dapat teratainya ibu.  Tapi hanya ada 5 petik sebab banyak teratai yang bunganya masih kuncup. " ucapnya pada sang ibu.

Sedangkan Jisoo hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya maklum,  jujur saja ia tak bisa memarahi sang anak,  anaknya itu sangat menggemaskan.  Sebagai seorang ibu juga Jisoo tidak bisa melukai hati rapuh putra tunggal kecilnya.

" Tak apa,  yang penting sudah ada teratainya ibu sudah senang. Besok mungkin ibu akan mencarinya sendiri ke pasar pagi.  Semoga saja disana stok Teratai merah muda masih ada. " ucap Jisoo.

Junkyu mengangguk paham.

" Oh iya,  dimana ayah " tanya Junkyu yang tak melihat ayahnya sejak tadi pagi.

Jisoo menoleh, 

" Ayahmu dipanggil oleh Raja keenam ke kerajaan sejak dini hari.  Ntah untuk membahas apa,  itu rahasia.  " ucap Jisoo

Junkyu pun hanya menganggukkan kepalanya saja.

" Eum.. "

Beberapa menit kemudian pun hening,

Namun itu pun kini terhenti dikala Jisoo datang membawa semangkuk sayur sop ke meja makan.

" Yaa,  mari kita makan siang. " ucapnya pada Junkyu.

Junkyu mengangguk.

Kemudian mereka berdua pun fokus dengan makanan mereka masing - masing.

~

Sedangkan disisi lain ada dua orang yang saat ini sedang berhadapan satu sama lain.  Sosok yang terlihat lebih tua itu nampak tenang meminum teh herbal miliknya. 

Sedangkan sosok yang lebih muda itu nampak hanya diam tanpa melakukan apa pun.

" Junmyeon. " panggil si pria yang lebih tua itu.

" Iya, Raja. " jawab Junmyeon.

" Kau tahu jika aku dan ayahmu pernah memiliki janji satu sama lain?  " tanya nya.

" Tentu Raja.  Hamba sangat mengetahuinya.  " ucapnya

Raja nampak menghembuskan nafasnya pelan.

" Anakku Watanabe Hanbin,  sama sekali tak menyukai seorang lelaki.  Ia menyukai Putri Tunggal Raja Manoban yang merupakan putri tercantik di dunia. Kemudian kau juga,  kau menyukai putri dari tabib senior di kerajaan.  "

" Kalian sama - sama menyukai wanita,  membuatku dan almarhum ayahmu akhirnya menunda untuk menjodohkan kau dan mendiang Hanbin. "

" Namun ketika aku melihat wajah anak tunggal mu,  Kim Junkyu.  Aku merasa ini saat yang tepat untuk melaksanakan perjanjian itu Junmyeon. "

" Menantuku,  Lalisa bersimpuh padaku agar tidak menjadikannya seorang ratu di kerajaan.  Membuat penguasa di kerajaan kini kembali pada genggaman ku yang sudah renta.  "

" Dan kini umurku sudah lanjut,  Lalisa juga menyarankan Haruto.  Sebagai raja selanjutnya.  Namun ia belum memiliki pasangan.  Jadi, apakah boleh.  Jika anakmu menikah dengan cucuku.  Penasehat Kim? " tanya sang raja setelah berbicara tadi.

Sedangkan Junmyeon, yang merupakan ayah dari seorang Kim Junkyu itu menatap manik sang raja.

Junmyeon tersenyum,

" itu terserah pada kehendak anda yang mulia,  Raja Watanabe Hatashi. "

~

" Watanabe Haruto, ayo berpisah.  " ucap seorang gadis cantik.

" Jang Wonyoung,  apakah ini karena tingkah laku ibu dan juga kakekku?  " tanya si pria yakni Watanabe Haruto.

Wonyoung menggelengkan kepalanya,  ia menundukkan kepalanya menatap ke arah sepatu putihnya dan sepatu hitam milik Haruto yang bersentuhan.

Jemari lentiknya digenggam erat oleh Haruto. 

" Maaf..  A-aku tak bisa terus bersama mu lagi. " ucap nya

" JANG WONY—" " UMURKU TAK LAMA LAGI!! "

ucapan Haruto terpotong oleh teriakan keras dari Wonyoung yang kini menangis keras,  bahkan kini terbatuk darah dengan hidungnya pula yang mengeluarkan darah segar.

Wajah Wonyoung yang cantik alami itu kini sepenuhnya menjadi pucat.

" A-aku sakit Haru,  aku mohon hentikan semuanya sampai disini.  A-aku ingin pergi dengan tenang.. " lirih Wonyoung dengan nafas tersengal.

Haruto dengan segera merengkuh tubuh Wonyoung,  ia tak peduli dengan bajunya yang kini terisi darah dari Wonyoung.

" Pasti ada cara sayang, kau pasti akan sembuh. "

Brug!

Tubuh lemah Wonyoung kini jatuh,  dengan  Haruto yang menyangga tubuh si gadis yang kini diambang kesadarannya.

" Ka-kanker,  apa kah d-dapat sembuh hm?  " tanya Wonyoung dengan nafasnya yang mulai tersengal.

" H-haruto.. " ucap Wonyoung dengan nafas tersengal - sengal.

Manik Haruto maupun Wonyoung berkaca -  kaca,  kemudian Haruto mengangguk.

" Mari. " ucap Haruto.

Wonyoung tersenyum,  maniknya menatap pahatan sempurna sosok yang mengisi hatinya selama 2 tahun lebih ini.

" Aku selalu mencintaimu Jang Wonyoung,  kau memiliki tempat di hatiku." Ucap Haruto pada Wonyoung yang terkekeh renyah.

" Hum..  A-aku juga. " ucap Wonyoung.

Kemudian maniknya tertutup pelan,  diikuti hembusan nafasnya yang berhenti.

Haruto menangis, 

Wonyoung nya,  kini pergi.

c h a p t e r   p e r t a m a  e n d.

IMPOSSIBLE | HARUKYU [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang