#11

484 17 0
                                    


    Saat ini jeno sedang duduk berdua bersama nana, ia hanya berdua karena kio tertidur setelah menangis dan memeluk erat sang papa

   "Ikut aku ya besok, aku bakal langsung nikahin kamu sesuai sama ucapan aku dulu" Ucap jeno menggenggam tangan mungil nana yang nampak tenggelam di dalam tangan besarnya

   "Ucapan apa kak? " Tanya nana bingung, ucapan apa yang dimaksud jeno dan apa kaitanya dengan pernikahan nya nanti

   "Aku udah janji kalo aku udah nemuin kamu, masa saat itu juga aku bakal langsung nikahin kamu sayang" Jawab jeno menatap lembut wajah putih bersih milik nana

   Sedangkan nana merasa senang jika jeno mau benar-benar bertanggung jawab walaupun itu terlambat

  "Kamu mau kan? " Tanya jeni memastikan apakah nana mau menikah dengan dirinya

    Saat mendapatkan anggukan kepala dari nana jeno langsung memeluk erat calon istri nya, dan ia berjanji untuk menjaga nana dan kio semampu jeno

     "Oh ya na, aku ngangkat seorang putra dua, mereka kembar tak identik" Ucap jeno yang memberi tahu tentang kedua putra angkat nya kepada nana

  "Kakak ngangkat anak? " Tanya nana yang terkejut atas ucapan jeno

   "Iya na" Jawab jeno dengan yakin

  "Karena apa kakak ngangkat anak?" Tanya nana lagi yang penasaran apa alasan jeno mengangkat seorang putra

   "Waktu itu aku pulang kerja, aku hampir nabrak mereka berdua yang saat itu masih berusia tiga tahun, aku bawah pulang mereka berdua kerumah mama sama daddy, karena waktu itu aku belum pisah rumah sama mereka, aku Tanya ke kedua anak itu, kenapa mereka ada di jalanan, dan kamu tau na apa jawaban mereka, mereka di buang oleh kedua orang tuanya, disitu aku lagsung kasihan sama mereka, dan aku langsung meminta izin ke mama dan daddy, disitu mereka setuju, dan aku langsung mengurus surat-surat tertentu buat ngangkat mereka berdua "jelas jeno kepada nana

   " Kasihan mereka kak"ucap nana setelah mendengar penjelasan jeno mengenai kedua putra angkatnya

   "Berarti usianya lebih tua mereka yaa kak dari pada kio, kalo dipikir kio aja baru lima belas tahun, dan bentar lagi mau enam belas tahun, dan mereka berarti udah delapan belas tahun" Ujar nana yang menghitung jarak umur kio dengan kedua putra angkat jeno yang sebentar lagi juga akan menjadi putra angkat nya

   "Iya mereka mau naik kelas duabelas, dan kio berati mau masuk satu sma ini dong" Lanjut jeno yang juga menghitung jarak umur Putra nya

    Dan sore ini dihabiskan oleh nana dan jeno untuk melepaskan rasa rindu yang membuncah masing-masing

                     *************

  "Bunda selamat pagi" Sapa kio dengan riang dan langsung memeluk sang bunda dengan erat, dan nana langsung membalas pelukan putra mungilnya dan tak lupa mencium pipi gembul sang putra

  "Papa gak disapa nih dek" Ucap jeno yang seakan tak terlihat oleh sang putra

  "Hihihi selamat pagi juga papa" Sapa kio kepada jeno, dan langsung menghampiri sang ayah, sedangkan nana masih melanjutkan acara memasaknya

  Jeno pun mengangkat kio untuk ia dudukan diatas pangkuannya, ia sempat tidak percaya jika putra mungilnya ini sudah mau masuk SMA kelas satu, karena jika dilihat dari postur tubuhnya kio malah terlihat seperti bocah yang baru masuk SMP, tetapi jeno langsung faham dimana kio mendapatkan tubuh mungil dan berisi ini, karena tubuh dan postur kio menurun pada nana yang juga memiliki badan yang mungil

    "Bunda kenapa baju-baju bunda dimasukin ke dalam koper, kita mau kemana bunda? " Tanya kio yang duduk anteng di pangkuan sang papa, karena saat melewati kamar sang bunda yang kebetulan pintu kamarnya terbuka, kio dapat melihat jika ada dua buah koper yang berisikan pakaian dan barang-barang milik bundanya

   "Kio mau ikut papa gak" Ucap jeno mengelus rambut halus sang putra

   "Kemana? " Tanya kio mendongak untuk melihat wajah tampan papanya

  "Ke rumah papa, nanti kita tinggal disana" Jawab jeno yang masih mengelus rambut halus kio

  "Sama bunda juga ndak? " Tanya kio lagi karena ia tak ingin berpisah dari bundanya

  "Iya sama bunda sayang, dan disana kio ada dua abang loh" Ujar jeno seakan merayu putra kecilnya

   "Wahh,Bunda kio ada abang"ucap kio senang karena ia akan memiliki dua kakak yang dipikirnya ia akan memiliki teman bermain

   " Jadi adek mau gak? "Tanya nana yang menyajikan masakan terakhirnya

   " Adek mau bunda, adek mau"jawab senang kio bahkan tubuh mungil namun berisinya sedikit terlonjal-lonjak di pangkuan sang papa

   "Yaudah sekarang kita sarapan, habis itu kita rapihin keperluan adek yang bakal di bawa kerumah papa ya" Ucap nana yang mengambil kan makanan untuk kio

   "Maaf ya kak makanan nya sederhana" Ucap nana saat jeno menatap masakan nana yang tersaji didepan nya

   "Gak masalah sayang" Ujar jeno yang menerima piring berisikan makanan untuknya yang telah nana ambilkan

    Jeno merasa senang pagi ini karena impiannya untuk sarapan pagi dengan istri dan anaknya sudah terwujud kan

                         **********

   "Taro bagasi sini" Ucap jeno yang sudah membuka bagasi mobilnya dan memasukkan barang-barang milik kio dan nana kedalam nya

     Dan mobil jeno sudah dibenarkan hingga akhirnya mobil itu bisa digunakan kembali

   "Ayo masuk sini" Ucap jeno membuka kan pintu mobil untuk nana, sedangkan nana terlihat bingung jika ia duduk didepan bersama jeno yang mengemudi makan kio akan duduk sendiri di bangku belakang

   "Bunda kio ndak papa duduk sendiri dibelakang" Ucap kio yang seakan tau pikiran sang bunda

   Nana pun akhirnya masuk dan duduk di depan dengan kio yang duduk dibelakang dengan beberapa cemilan yang sengaja jeno belikan agar putra mungilnya itu tidak mudah bosan

   "Udah siap semua" Ucap jeno yang sudah menyalahkan mesin mobilnya

   "Siap, ayo papa kita berangkat" Ujar kio dengan senang karena ia akan pergi kerumah papanya

    Mobil itupun bergerak meninggal kan pekarangan rumah nana, rumah yang selama belasan tahun menjadi saksi jerit payah nana dengan kio, nana menatap rumah itu yang semakin lama semakin tak terlihat

   "Nanti kita bisa kesini lagi kok" Ucap jeno yang seakan tau isi pikiran nana dan ia menggenggam tangan calon istri nya

   Tadi juga jeno sudah menitipkan rumah itu kepada tetangga nana, jeno juga membayar mereka untuk merawat dan membersihkan rumah milik nana

     Jeno tak henti-hentinya melunturkan senyumnya karena sekarang ia sangat amat bahagia rasanya, ia senang karena sebentar lagi ia akan menikahi nana dan mempunyai keluarga yang ia impikan selama ini















      JANGAN LUPA VOTE YHH><

     Paypaypay👋

Bad boy is my husband (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang