Vote sebelum membaca 😘
___________________________________________Sesampainya di rumah Alesya menghempaskan tubuhnya di kasur, tak henti-hentinya ia menggerutu, mengumpati nama Raven berkali-kali. Merutuki dirinya yang bodoh tak melawan saat dicium Raven.
"Arghh! Echa bodoh Echa bodoh!" Alesya mengacak-acak rambutnya hingga kusut.
"Ini semua karena tadinya aku takut sama dia aku jadi nggak bisa ngelawan! Lain kali aku akan mempertahankan harga diriku," kata Alesya sembari mengepalkan tangan kanannya.
"Aku nggak akan takut lagi sama dia daripada dia bersikap kurang ajar lagi mendingan aku lawan!"
"Bodoh amat mau aku dibunuh sekali---eh dibunuh?," otak Alesya loading sejenak. Ia belum siap untuk mati!!
Lain dengan ucapannya lain juga di hati ia masih merasakan takut pada Raven namun juga sangat sangat membencinya.
Tok tok tok
"Eh bibi?,"
Buru-buru Alesya membuka pintu kamarnya, tampak Rose berdiri dengan senyuman manisnya sambil membawa sesuatu, sebuah kotak kecil?,
"Oh bibi, ada apa bi?," tanya Alesya dengan mata melirik kotak tersebut.
"Tadaa bibi beliin kamu hape!" seru Rose.
"Hah hape?"
Rose menuntun Alesya masuk ke kamar dan duduk di pinggir ranjang sembari membuka kotak ponsel tersebut. Alesya menganga tak percaya melihat ponsel dengan merk Oppo berwarna merah tersebut.
"Maaf ya bibi cuma bisa beliin kamu hape ini, teman-teman kamu pasti pakai iphone---"
"Huwaa bibi!!" Alesya menghamburkan pelukan nya pada Rose. "Echa senang banget ... Kenapa bibi sampai repot-repot begini demi Echa,"
Rose membalas pelukan Alesya, jujur Rose tak memiliki anak dengan suaminya jadi ia dengan senang hati merawat dan membahagiakan keponakannya Alesya dengan penuh kasih sayang.
Alesya melerai pelukannya dan mengusap air matanya. "Selama di desa Echa cuma bisa pegang hape kawan dan itupun cuma sebentar, Echa nggak nyangka bakal punya hape."
"Bibi senang kamu juga senang sayang, nanti simpan nomor bibi ya. Ekhem kalau perlu simpan juga nomor cowok-cowok ganteng di sekolahmu,"
Alesya membelalak seketika ingatan saat Raven mencium nya kembali muncul di benaknya, ia memukul-mukul pelan keningnya menjauhkan pikiran-pikiran negatif tersebut.
"Kenapa Cha?," tanya Rose bingung.
"N-nggak bi Echa cuma lagi mikirin mau nyimpan nomor siapa aja di sekolah," jawab Alesya tergagap.
~~~
Malam harinya Alesya fokus pada ponsel barunya, ia tak sabar untuk membuat akun sosmednya.
"Ah jadi gini rasanya punya hape sendiri sama punya WiFi dirumah hihi..." Alesya terkikik sendiri.
Setelah membuat akun sosmed Alesya berselfie cantik di dalam kamarnya, dari tersenyum dengan dua jari, menggembungkan pipi juga gaya-gaya foto lain yang menurutnya kiyowo. Setelah selesai Alesya memilih salah satu untuk foto profilnya.
"Ah kok aku jadi kepo ig nya Chara ya sama bayu,"
Alesya mulai mengetik nama Chara di pencarian nya, dan yup ketemu!
"Wah followers Chara banyak banget," sambil menopang dagunya di kasur Alesya menstalking akun Chara.
Tak banyak foto chara namun nampak estetik apalagi saat gadis itu berfoto di pantai dan taman wisata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)
Teen FictionMevriano Raven Megantara, merupakan ketua geng Xlovenos yang kejam dan tidak takut apapun. Memiliki wajah tampan dan dikagumi semua orang tentu menjadi ciri khas Raven___suatu hari takdir mempertemukannya dengan Alesya jingga Riscanara gadis desa ya...