Happy reading
jangan lupa Vote and juga komen ya ♥️
__________________________________________
Kini Alesya dan Gibran tengah memegang dua buah es krim di tangan masing-masing, mereka duduk di sebuah bangku yang ada di taman sambil mengobrol, lebih tepatnya Gibran saja yang kebanyakan ngomong dan sok akrab.
"Gimana rasa eskrim nya enak kan?, Lo suka kan?" tanya Gibran sambil menjilati es krimnya.
"Um suka kak es krimnya enak... Lain kali nggak perlu repot-repot ya,"
Gibran tertegun, ia merasa Alesya masih sedikit canggung dan kikuk mengobrol dengannya, ia sendiri aneh mengapa berlaku demikian pada seorang gadis. Tak seperti biasanya Gibran bahkan selalu menolak secara halus ajakan para gadis-gadis untuk jalan-jalan dengannya namun kini malah ia sendiri yang mengajak duluan.
"Sorry gue nggak bermaksud bikin lo nggak nyaman, tapi gue ngajakin lo murni karena gue mau minta maaf soal tadi,"
"Apa lo risih sama gue?,"
Alesya spontan menggelengkan kepalanya. "Nggak kok kak nggak sama sekali, lagipula kakak orangnya sopan dan baik cuma mungkin karena kita baru kenal aja masih canggung."
Mendengar jawaban Alesya Gibran merasa sedikit lega, "syukurlah kalau begitu gue, yasudah sekarang udah mau sore gue antarin lo pulang ya. nanti kasih tau aja alamat lo,"
"B-baik kak,"
Di perjalanan tak ada percakapan pun di antara kedua manusia tersebut, Alesya yang masih Canggung sementara Gibran sibuk dengan pikirannya.
"Nah itu rumah bibi, aku turun disini aja kak, makasih ya kak udah antarin pulang juga traktir es krim."
"Iya sama-sama," Gibran mengulas senyum termanisnya. Saat itulah Alesya baru tersadar jika Gibran sangatlah tampan.
Seperginya Gibran Alesya mengelus dadanya, ia pikir akan terjadi hal buruk padanya menerima ajakan orang baru dikenal, rupanya sangat menyenangkan apalagi Gibran terlihat berbeda dari laki-laki disini yang tidak waras seperti----
"Raven," Alesya bergumam dan buru-buru melangkah ke gerbang saat melihat sosok Raven tengah menatap tajam kearahnya.
Kenapa pula cowok itu berdiri di gerbang rumahnya sambil menatap lurus kearah Alesya seolah tengah menungguinya.
Belum sempat Alesya masuk ke dalam gerbang rumah bibinya tangannya di tarik kasar oleh Raven yang entah sejak kapan berada di belakangnya.
"Akhhh---hmmp!"
"Diam!"
Raven membekap mulut Alesya dengan tangannya yang besar, "Ngapain lo pulang bareng dia, hm?!"
Alesya meronta berusaha melepaskan namun Raven justru menyeretnya masuk ke dalam gerbang rumahnya dan memeluknya dari belakang.
"Jawab?! Kenapa lo pulang bareng dengan dia!"
Air mata Alesya luruh membasahi pipinya, takut tentu ia takut pada Raven apalagi teringat perkataan Chara.
Raven melepas bekapannya namun masih memeluk Alesya, dagunya ia tumpukan di bahu kecil Alesya. "Lo milik gue sejak kita pertama kali bertemu, jadi jangan pernah lo jalan sama cowok lain!"
Mata Alesya membulat tak bisa percaya ini mimpi atau kenyataan tapi ini sangat menakutkan.
Nafasnya memburu dengan tubuh gemetar, Alesya tak percaya cowok gila ini berkata seperti itu.
Mengumpulkan keberaniannya Alesya pun menginjak kuat-kuat kaki Raven hingga pelukan Raven terlepas. Namun bukannya bisa kabur ia justru malah semakin masuk ke perangkap Raven.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)
Teen FictionMevriano Raven Megantara, merupakan ketua geng Xlovenos yang kejam dan tidak takut apapun. Memiliki wajah tampan dan dikagumi semua orang tentu menjadi ciri khas Raven___suatu hari takdir mempertemukannya dengan Alesya jingga Riscanara gadis desa ya...