Bab enam

10.3K 321 2
                                    

Happy reading

Jangan lupa Vote ama komennya ya, Thankyou 😘

________________________________________

"Esya psst sya! Ada pak suprito tuh,"

Alesya menghela nafas sejenak, mengalihkan pandangannya pada Chara juga menatap kearah bangku Raven. Pemuda itu terlihat santai seolah pertengkaran tadi hanya angin lalu baginya.

"Ah aku kelamaan melamun jadi nggak sadar ada guru," ucap Alesya sembari mengeluarkan buku dan pulpen nya dari dalam tas.

Chara menarik-narik seragam Alesya dengan muka memelas, "kenapa sih tu guru killer harus masuk!"

"Sst Char nanti dia denger,"

"Ekhem!," Pak Suprito berdehem pelan membuat para siswa yang tadi berbisik-bisik mendadak diam seketika.

"Baiklah materi kali ini tentang matriks dasar dan operasi matriks ....." Pak Suprito pun menjelaskan dengan tegas tentang matriks, tak sedikit murid yang tak mengerti dengan penjelasan nya juga ada yang tak mendengarkan tapi karena takut dengan pak Suprito mereka pura-pura memperhatikan.

"Apa kalian sudah mengerti?!"

Hening

"Baiklah kali ini saya akan menunjuk beberapa orang dari kalian untuk maju kedepan,"

Para siswa kini saling pandang, meneguk ludahnya lantaran takut namanya dipanggil.

"Aku kurang paham gimana nih padahal udah dengerin juga nyatat," gumam Alesya.

"Arga maju kedepan!"

Arga yang menelungkupkan kepalanya dimeja kini mengangkat kepalanya dengan tatapan tak setuju. "Ada apa dengan muka mu, habis berantem?"

Semua mata tertuju pada Arga, tak ada yang berani berbicara apalagi sampai cepu ke pak Suprito jika Arga bertengkar dengan Raven.

"Enggak pak ini habis ditonjok orang," ungkap  Arga sambil melirik sinis Raven.

"Yasudah lain kali jangan berantem lagi kalau ketahuan berantem saya seret kamu keruang BK. Cepat maju kedepan tunggu apalagi!"

Arga meringis lalu menjawab soal yang ditulis pak Suprito di papan tulis dengan asal.

"APA INI KAMU NGGAK DENGARIN SAYA TADI! KENAPA JAWABANMU SALAH SEMUA!"

"BERDIRI SAMPAI JAM PELAJARAN SAYA SELESAI!"

"Soal selanjutnya Raven dan Alesya maju!"

Alesya menggenggam tangan Chara seolah meminta doa keselamatan, dan Chara yang mengerti pun menyemangati.

"Semangat ya lo pasti bisa,"

Alesya mengangguk dan tersenyum kemudian maju kedepan papan tulis, berbeda dengan Alesya yang gemetaran Raven justru menjawab soal dengan mudah. Padahal tadi ia tak terlihat memperhatikan.

"Duh gimana ini susah banget lagi," lirih Alesya yang masih memegang spidol. Belum menulis satu angka pun.

"Yap bagus Raven jawabanmu benar semua, meskipun kelakuan mu bikin darah tinggi tapi otakmu patut diacungi jempol," puji pak Suprito.

Yang mana hal itu membuat mata Alesya membelalak, kenapa bisa cowok modelan Raven bisa menjawab soal dari pak Suprito.

"Alesya kamu ngapain dari tadi?! Mana jawaban mu?,"

Jantung Alesya berdegup kencang, ingin sekali ia minta dilenyapkan dari bumi sekarang juga.

"M-maaf pak saya nggak bisa,"

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang