Bab Sepuluh

9.3K 247 6
                                    

Jangan lupa Vote and komen ya💕

_____

Chara dan Bayu masuk ke dalam kelas sambil mengobrol ralat sambil bertengkar maksudnya.

Pertengkaran mereka baru berhenti saat melihat di dalam kelas ada Raven yang sedang menatap tajam mereka, dan Alesya yang menundukan kepalanya dengan wajah memerah.

"Curut selametin gue plis." Chara berbisik.

"Harusnya gue yang ngomong gitu kunyuk!"

Setelah tiba di bangku masing-masing kini suasana begitu hening karena rasa takut mereka pada Raven.

Chara menyenggol Alesya. "Lo nggak diapa-apain kan sama dia? kok lo nggak keluar aja tadi, udah tau bahaya deket-deket dia." ucap chara dengan suara sangat pelan.

"A-aku nggak diapa-apain kok sama dia ... Um ngomong-ngomong kamu udah tau belum tentang Zhiva, Yuri sama Zara?"

Chara memutar posisi duduknya menghadap Alesya sambil mengeluarkan keripik kentang.  "Iyalah gue udah denger, gue sih nggak peduli siapa yang ngelakuin itu tapi gue senang mereka dapat karma. Moga aja cepat mati si nenek lampir itu!"

"Hus! Chara nggak boleh gitu,"

"Nih makan keripik kentangnya dulu buka mulutnya aaa"

"Aaaa..." Alesya membuka mulutnya dan satu keripik kentang berhasil masuk ke mulutnya.

"Nah enakan makan keripik kentang daripada ngomongin si nenek lampir itu bikin nafsu makan gue turun aja!"

"Hahahaha kamu emosi banget ya?"

"Yaiyalah gue emosi, berani banget mereka bertiga ngebully lo!" jawab Chara dengan nafas naik turun.

Obrolan pun terus berlanjut hingga jam pelajaran pertama dimulai.

Raven sama sekali tidak memperhatikan karena fokusnya saat ini hanya pada Alesya, namun meskipun begitu Raven bisa menjawab semua soal yang diberikan guru.

Dua jam telah berlalu dan tibalah saatnya jam istirahat, Raven sudah tak berada di bangkunya karena saat ini dia sedang kumpul dengan teman-teman gengnya.

"Lo kenapa sih Rav, gue lihat lo akhir-akhir ini sering banget senyum-senyum sendiri?," tanya Anthon curiga.

Denuca memicingkan matanya, "kok gue curiga si Raven suka sama gadis dari desa itu ya?"

"Maksud lo Alesya?" Rafael membuka suara yang diangguki oleh Denuca. "Alah nggak mungkin tipe Raven kayak gitu ngadi-ngadi aja lo!"

"Iyalah tipe Raven pasti Irene," celetuk Haruto.

"Denuca benar kayaknya gue mulai tertarik sama gadis desa itu," Raven menyungging kan senyum sambil menatap ponselnya.

Mendapat Jawaban seperti itu dari Raven teman-temannya saling pandang, raut kaget sangat kentara di wajah mereka.

"Dia milik gue, sampai ada yang berani menyentuhnya harus berhadapan sama gue!"

"Tunggu! Jangan-jangan yang bikin Zhiva dan antek-anteknya masuk rumah sakit itu lo bro?!"

•••

"Apa Raven masih ada di kelas?"

Semua mata tertuju pada gadis cantik dengan rambut terurai panjang dengan tubuhnya yang indah dan menguar wangi Vanila, Sangat manis. Sudah dipastikan setiap lelaki yang memandangnya akan terpesona.

Alesya yang baru keluar dari kelas menghentikan langkahnya, dia ingat Irene adalah gadis yang disebut-sebut oleh Zhiva dkk. Juga gadis yang waktu itu menempel pada Raven.

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang