Bab Sebelas

4.9K 128 2
                                    

Jangan lupa Vote and komen nya ya ♥️

________________

"Gue ... suka sama lo, Raven"

Raven terdiam antara kaget dan tak percaya, "Selama ini gue selalu perhatian sama lo itu bukan hanya sekedar sebagai sahabat, Rav!"

"Gue sayang sama lo..." Irene memeluk tubuh Raven. "Gue cinta sama lo dan menginginkan---"

"Lepas!"

"Gue nggak cinta sama lo!" ungkap Raven dengan nada marah.

Kini Irene yang terdiam, dia larut dalam pikirannya. Dia tau kalau cintanya tak akan terbalas, Irene berpikir apakah ada cara supaya Raven mau menerima cintanya.

Lantas ia mengusap air matanya, "gimana kalo gue buat lo suka sama gue."

Raven menautkan alisnya dan terkekeh sinis. "Percuma, hati gue udah milik orang lain" katanya sambil mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Namun ponselnya direbut Irene.

"Apa gadis desa itu yang udah rebut hati lo dari gue?!"

"Dia nggak pernah rebut hati gue dari lo! Karena lo emang nggak pernah milikin hati gue," sarkas Raven.

"Gue bahkan jauh lebih cantik dari dia Rav! Atau ... atau karena proporsi tubuhnya yang sedikit lebih berisi dari gue?"

Irene membuka sedikit kancing kemejanya yang membuat Raven membelalakkan matanya. "Ngapain lo?!"

"Gue bisa ngasih badan gue buat lo kalo lo mau, asal lo nerima cinta gue." Irene menunduk, tangannya yang tadi dia gunakan untuk melepas kancing kemejanya kini meremas kuat roknya.

Irene mengigit bibir nya dan mengangkat kepalanya. "Harus apa biar lo nerima gue, Rav?!"

"Lo udah gila?! Lo bukan Irene yang gue kenal." Raven bangkit dari sofa nya, pergi ke kamarnya sambil menggelengkan kepalanya.

"gue emang udah berubah Rav, sejak gue jatuh cinta sama lo" Irene meremas dadanya yang sakit.

•••

Alesya merenung di dalam kamarnya sambil menatap ponselnya, beberapa panggilan tak terjawab dari Raven tak dia hiraukan.

"Haa~ lagian aku kenapa sih tadi pake kebawa suasana segala"

Drrrt

Alesya menutup kupingnya. "Berhentii aku nggak mau ganggu hubungan orang!!!"

Ting!

Raven : Angkat syg gw kngn♥️

Alesya memegang dadanya yang berdegup kencang saat Raven mengirimi nya pesan, dia menaruh ponselnya dibawah bantal guna menenangkan hatinya.

"Aku kenapa sih?!"

Ting!

Merasa penasaran Alesya mengambil lagi ponselnya, dua pesan masuk dari Raven.

Raven : bsok lo sbuk gk, gw mw ajk lo ke danau

Raven : nggk ad penolakan!

"Lah ini dia nanya sibuk apa nggak aku besok, tapi dibawanya dia bilang nggak ada penolakan. Kan aku belum jawab sibuk apa nggak nya huh~

Alesya : aku sbuk mw ngrjain pr.

Raven : lo nolak gw cium

Alesya : hiiii~~

Alesya buru-buru mematikan ponselnya, dia rasa Raven benar-benar gila dan berbahaya. Meskipun di dalam hati Alesya ingin berteriak jika dia sangat senang dengan perlakuan Raven.

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang