Bab Delapan

10.8K 293 1
                                        

Jangan lupa Vote sebelum membaca ya♥️
Komen juga biar makin semangat nulisnya🙏

Happy Reading

____________________

Alesya menundukkan kepalanya masuk ke dalam kelas, kini suasana begitu ramai membicarakannya dan Raven yang berangkat bersama, sementara Raven sendiri, cowok itu bahkan tak merasa terganggu sedikitpun.

"Esya jelaskan apa yang terjadi?! Kenapa lo bisa berangkat bareng si Monster." Chara memutar bangkunya dengan mata menyipit meminta penjelasan atas apa yang terjadi pagi ini.

"J-jelasksn apa ya?," tanya Alesya dengan gugup.

Baik Chara maupun Bayu memelototi Alesya yang tak menjawab rasa penasaran mereka, berharap Chara melupakan kejadian tadi Alesya mengalihkan pembicaraan.

"Anu.. kamu udah lama datangnya?" tanya Alesya sambil menggaruk belakang lehernya.

"Sya tega bner lo jelasin ngapa sih gue penasaran, kok bisa lo berangkat bareng si Raven? Atau jangan-jangan---" Chara menutup mulutnya dengan tangan lentiknya.

"Jangan-jangan Raven mau balas dendam sama lo tapi kok bisa berangkat bareng? Apa kalian temu di jalan." celetuk Bayu dan Chara menganggukan kepala setuju dengan pertanyaan Bayu.

"Eh tunggu--- tapi kalo balas dendam pasti Esya nggak nyampe sekolah sih pasti dijatohin di jalan,"

"Ngg---kami tetanggaan dan soal kenapa bisa berangkat bareng nanti aku jelaskan tapi nggak bisa sekarang..." Alesya melirik ke bangku Raven yang kini kosong sepertinya pemuda itu tengah berkumpul bareng temannya diluar kelas.

"TETANGGA AN?!" kaget Chara dan Bayu bersamaan dan Alesya mengangguk.

"Kenapa lo nggak pernah bilang pada kami kalo kalian tetanggaan!"

Alesya menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menjawab. "Bukan nggak mau bilang tapi... aku rasa itu nggak penting,"

"Nggak penting darimananya Sya! Sekarang lo punya masalah sama Raven kesan pertama lo buruk di depan Raven, dan kita semua tau dia orang dendaman gimana kalo lo di apa-apa in sama dia!" oceh Chara panjang lebar.

Alesya terdiam mencerna ucapan Chara sekali lagi, apa perlakuan Raven beberapa hari ini adalah bentuk balas dendam. Raven yang pura-pura tertarik padanya Raven yang menciumnya dan... Seolah-olah menyukainya. Dari awal Alesya sudah curiga mana mungkin baru kenal sudah tertarik.

"Kok diam?! Kasih tau apa dia pernah nyakitin lo atau apa-apa in lo biar gue balas dia!" tegas Chara sok berani.

"Ffft emang lo berani kunyuk?"

"Y-ya nggak sih! Palingan gue santet dia"

"Belum sempat nyantet, lo udah mati duluan fft!" sembur Bayu.

•••

Selama jam pelajaran berlangsung Alesya sama sekali tak memperhatikan, sudahlah bodoh dalam pelajaran, sekarang ia harus stres gara-gara mikirin Raven yang ingin balas dendam padanya.

"Kalo dia dendam sama aku kenapa harus pura-pura deketin ... Atau jangan-jangan dia mau bikin aku baper trus buang aku setelah di apa-apain, cowok kan gitu!"

Alesya mengigit jadi jempolnya dengan gemetar. "Atau bukan gitu... Tapi dia mau deketin aku supaya lebih mudah bunuh aku"

Pikiran Alesya makin lama makin bercabang kemana-kemana, bukannya memikirkan cara bagaimana supaya menghindari Raven ia justru negatif Thinking.

Saat sedang sibuk berfikir sebuah buntalan kertas mendarat di bawah kakinya, Alesya mengambil buntalan tersebut dan membukanya saat tau itu berasal dari Raven.

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang