Selamat membaca.....
Disinilah Kanzaya sekarang, berada di tengah-tengah santriwan. "Kamu ngapain masuk ke dapur santriwati?" tanya salah satu dari mereka.
"Gue gak sengaja, gue kira itu warung makan." Kanzaya membela diri, dia pikir dapur santriwati adalah warung makan jadi mumpung belum makan, dia ditarik masuk. Kanzaya tidak berpikir kalau masalah yang terjadi akan sebesar ini.
"Alah..., mana ada maling ngaku." Reza langsung melayangkan bogeman
mentah diwajah Kanzaya.Reza kesal karena Kanzaya telah duluan melihat Ayleen dengan jelas, sedangkan dirinya hanya bisa melihat Ayleen dengan remang-remang melalui perantara pembatasan masjid berupa kain hijau.
"Bangsat!" balas Kanzaya menendang Reza. Siapa sih yang mau dipukul tanpa sebab.
Karena situasi yang semakin tak terkendali, seorang ustadz langsung mengamankan keduanya. Dipanggilah mereka di hadapan pak kyai.
"Salah gue apa sih?" batin Kanzaya bertanya dengan dirinya sendiri. Dia bingung, pasalnya saat ini dia hanya seorang diri dikelilingi orang-orang yang tak dikenal, belum lagi ada seorang kakek yang duduk di hadapannya.
"Assalamu'alaikum," ujar pak kyai membuka pertemuan kali ini.
"Waalaikumsalam."
"Saya sudah dengar masalah kali ini silahkan berbicara, kalian berhak bersaksi atas diri kalian masing-masing," ujarnya mempersilahkan Kanzaya berbicara.
"Sebelumnya saya minta maaf, saya mengira tempat yang saya masuki adalah warung makan. Tapi, ternyata tempat para perempuan berkumpul, dan juga saya minta maaf telah sembarangan bersikap dan tidak tau aturan," jelas Kanzaya panjang lebar.
“Pak kyai, dia bohong,” timpal Reza.
"Gue nggak bohong, lo punya mata kan? Lihat penampilan gue. Gue kaya,
ngapain gue maling." ujar Kanzaya.Sial! Reza langsung diam tak bergeming.
"Benar juga sih," batinnya sembari melihat Kanzaya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Untung tadi gue make baju yang disaranin bibi. Gue bisa habis kalau
cuman pakai hoodie sama sendal jepit doang." batin Kanzaya sangat bersyukur.Pak Kyai hanya diam tak bergeming menatap Kanzaya, bukannya
mendengarkan penjelasan Kanzaya, dia justru sibuk melihat wajah pemuda di depannya itu. Wajahnya tampak tak asing."Kakek," ujar Kanzaya
melambai-lambaikan tangan.“Heh! Kurang ajar ya, itu pak kyai
bukan kakek kamu," tegur Reza."Siapa namamu?" tanya pak kyai,
tiba-tiba lamunannya buyar dan ucapan tersebut keluar tanpa disadari olehnya."Kanzaya, Kek." ujar Kanzaya tak
peduli dengan teguran Reza."Kanzaya apa?" tanya Reza.
"Ya Kanzaya lah!" tegas Kanzaya jengkel, pertanyaan macam apa yang
dilontarkan Reza."Maksud kakek, Kanzaya punya nama
lengkap?" tanya pak kyai, dirinya
merasa kalau pemuda ini memiliki ikatan batin dengannya.Reza semakin stress dengan tingkah pak kyai yang semakin ikut ngeblank.
"Kakek katanya? Pak kyai nggak sakit kan? batin Reza bingung.
"Punya, Kanzaya Deandra Al-Ghaziy." ucap Kanzaya.
Bagaikan disambar petir, seluruh santriwan yang mendengarnya
terperanjat kaget.“Al-Ghaziy katanya?”
"Apakah tidak salah?"
"Jadi dia pewaris yang pernah diceritakan sama pak kyai?"
Seketika ruangan itu dipenuhi
oleh pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah jelas.“Cucu ku…,” pak kyai menangis terharu memeluk Kanzaya.
"Ha?" Kanzaya bingung tetapi, masih
sempat membalas pelukan pak kyai.Kanzaya tau kalau dia adalah pewaris pesantren Al-mu'minun. Namun, bukankah dia menjadi pewaris dikarenakan pesantren itu dibeli oleh ayahnya? Bukan tetebengek guz atau apalah semacamnya.
Sedangkan Reza, dia kaget, perasaan bingungnya tak terbayang dengan
kejadian itu.“Assalamu’alaikum warahmatullah
wabarakatuh," salam wanita yang mengenakan jilbab panjang.“Waalaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh," balas santriwan
menundukkan pandangan."Didalam kok rame?" tanyanya
bingung."Anu ustadzah, katanya ada cucu pak kyai, yang baru ditemukan" ujar
santriwan."Cucu?" Detak jantungnya tak
beraturan, dia kemudian bergegas masuk untuk memastikan. Apakah
dugaannya benar atau salah?Kayra Maryam Al-Ghaziy, putri sulungdari pak kyai Hasyim Syaifullah Al-Ghaziy. Dialah ibu dari Kanzaya Deandra Al-Ghaziy.
Please vote...
KAMU SEDANG MEMBACA
KANZAYA DEANDRA AL-GHAZIY[ON-GOING]
Teen FictionSiapa yang akan kau salahkan jika garis takdirmu berbeda dengan garis takdir orang lain? Ketika dirimu berada di bawah payung kesengsaraan, tentu saja tetesan air kebahagiaan tidak akan mengenaimu. Oleh karena itu lepaskanlah payung-payung yang memb...