Happy reading....
"Zayn?" Kanzaya melambaikan tangannya tepat di wajah temannya.
"Kanzaya cubit gue," ujar Zayn yang masih tak percaya.
Dengan segera Kanzaya menyubit lengan temannya. "Sshh..., sakit ege," Rintih Zayn.
"Kan udah persiapannya, lo gimana sih?" ujar Kanzaya.
"Lo hebat banget," Puji Zayn, dirinya kagum akan kesiapan temannya ini, setiap langkah yang diambilnya selalu tepat sasaran dan tak pernah mengecewakan.
"Lantunan takbir dari masjid mu tidak akan pernah seiras dengan dentuman lonceng dari katedral ku,"
Immanuel Divaleo.Sedangkan diluar sana, terlihat seseorang yang mengenakan jaket hitam, pandangannya tak pernah luput dari banyaknya jamaah yang mengikuti sholat dzuhur.
Dirinya melamun, tentu saja pikirannya terus melayang-layang. Disatu sisi dia bimbang. Namun, disisi lain Nuel terus meyakinkan dirinya untuk terus melangkah. Mengikis batas tembok yang menjulang tinggi, sungguh sangat susah untuk dirobohkan.
"Hai?" tegur Zayn.
"Lo ngapain kayak anak yatim," ujar Zayn ceplas ceplos.
"Emang gue anak yatim, lo lupa?" balas Nuel santai.
"O-oh, kok bisa lupa sih? Kan jadi dark banget," batin Zayn merasa bersalah.
Sedangkan diarea santriwati pembahasan tentang guz yang
mengumandangkan adzan tadi siang menjadi trending topik."Kamu dengar nggak Ay?" tanya seorang temannya.
"Jelas dengar lah Ayumi...." Ayleen pasrah dengan tingkah temannya. Pertanyaan apa yang dia lontarkan? Bukankah sudah jelas bahwa Ayleen
juga mendengarnya."Maksud aku, itu kan guz yang lagi
trending?" tanya Ayumi"Iya, sampe bingung. Emang ada ya?
Guz modelan maling kayak gitu," batin Ayleen memikirkan kejadian beberapa minggu yang lalu."Astagfirullahaladzim," ujar Ayleen. Sadar akan tingkahnya.
Senja yang cantik perlahan-lahan menghilangkan sinarnya. Usai melaksanakan sholat isya, Kanzaya sengaja berjalan-jalan mengintari area pesantren.
Kebetulan saat itu mati lampu dan
suasananya sangat sejuk dengan hembusan angin. "Ya Allah," Satu kata
yang keluar dari mulutnya membuat Kanzaya mengingat betapa lalai
dirinya dimasa lalu. Tetapi, sontak saja dia menabrak seseorang yang sedang membawa sayur panas."Astaghfirullahalazim," ujar Ayleen, dia tidak tau telah menabrak siapa.
"Maaf..., sa-saya tidak sengaja," ujarnya menunduk membersihkan kerudung miliknya.
Kanzaya yang awalnya tidak tau
menabrak siapa akhirnya familiar dengan suara gadis di depannya."Ini kan...?" Dia kembali mengingat
suara Ayleen sewaktu teriak meminta
tolong. Suasana gelap saat ini cukup membuat Ayleen ketakutan. Hal ini dikarenakan Kanzaya yang belum menjawab permintaan maaf dari Ayleen."Iya...," Satu kata dari Kanzaya cukup membuat Ayleen bungkam.
"Guz?" ujar Ayleen tiba-tiba.
"Ya?" Kanzaya kembali menjawab.
"Asfu, lam 'aqsid dhalika, aetaqadt' anak talib li'anak kunt fi mintaqatina
(Maaf saya tidak sengaja, saya mengira anda santriwati karena anda berada dikawasan kami)," Sontak saja Ayleen langsung menggunakan bahasa Arab."Maksud lo?" ujar Kanzaya bingung
dengan ucapan Ayleen."O-oh, dia tidak bisa bahasa Arab?"
batin Ayleen semakin tertekan."Ma-maaf," ujar Ayleen pergi
meninggalkan Kanzaya yang bingung.Esok paginya, kulit Kanzaya memerah
akibat kejadian semalam."Ini kenapa nak?" tanya neneknya bingung dengan kondisi cucunya.
"Oh..., ini ketumpahan sayur semalam." balas Kanzaya.
"Sayur?"
Neneknya kembali mengingat kejadian semalam. "Tadi malam Ayleen bawa sayur. Tapi, katanya sayurnya tumpah di tengah jalan, mungkin dia nabrak Kanzaya." batin Neneknya berasumsi.
"Yang bawa sayur perempuan?" Neneknya kembali bertanya untuk
memastikan."Iya nek,"
"Ya udah sini nenek olesin obatnya," ujarnya membantu Kanzaya
mengobati luka bakar."Lain kali, kalau jalan tuh hati-hati,"
Nasihat neneknya."Hati-hati, kok. Cuman tadi malam
gelap, makanya Kanzaya nggak bisa
lihat," ujarnya membela diri."Iya, tapi tabrakan juga 'kan?"
"Iya...." Kanzaya cengegesan tak bisa mengelak dari neneknya.
Sedangkan kedua temannya
sudah pulang sedari tadi karena mereka belum menyelesaikan tugas
sekolahnya.Saat sedang mengoleskan obat, mata neneknya sangat jeli. "Ini kenapa?" tanya neneknya melihat luka bekas tembakan dibahu kiri cucunya.
"Oh ini...." Kanzaya menggantungkan
ucapannya, tragedi tersebut masih. teringat jelas diingatannya saat ibu
sambungannya. Sarah, menjualnya.
Tragedi itu yang membuat dia dan
ibunya kecelakaan.Ibunya yang memang tidak tau menyetir. Tapi, malah melakukannya demi membawa Kanzaya kabur dari para berandalan saat itu.
"Kok ngelamun?"
Lamunannya buyar ketika sang nenek menegurnya.
"Oh ini karena dilempar teman pakai
batu," ujar Kanzaya. Alasannya sangat tak masuk akal. Namun, sang nenek
hanya mengangguk.Vote...!
KAMU SEDANG MEMBACA
KANZAYA DEANDRA AL-GHAZIY[ON-GOING]
Teen FictionSiapa yang akan kau salahkan jika garis takdirmu berbeda dengan garis takdir orang lain? Ketika dirimu berada di bawah payung kesengsaraan, tentu saja tetesan air kebahagiaan tidak akan mengenaimu. Oleh karena itu lepaskanlah payung-payung yang memb...