KDA_10

18 9 0
                                    

Happy reading....

Sedangkan ditempat lain telah terjadi kericuhan. Terdapat anak laki-laki yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya, dia bergulir dari lantai satu ke lantai yang lain.

"Bunda tolong Kanzaya," batinnya. Dia sudah tidak sanggup dengan kondisinya saat ini.

Setelah lama bergulir dia sudah tiba di halaman depan bangunan tersebut. Namun, naas penjaga ruangan tersebut kembali menariknya dengan paksa.

Kanzaya berteriak memanggil-manggil ibunya. "Bunda..., tolongin Kanzaya."

Mendengar rintihan anaknya, Kayra memberanikan diri untuk menggunakan senjata yang dipegangnya.

Detik berikutnya salah satu dari penjaga tersebut terkena tembakan peluru. Pelakunya tak lain adalah ibu Kanzaya, tangannya gemetaran mengangkat pistol.

Saat mengetahui anaknya hilang dia langsung melapor ke pihak yang berwajib, plot twistnya sang polisi yang tak lain adalah ayah Ayleen juga kehilangan anaknya, akhirnya mereka pergi bersama.

"Gunakan pistol ini jika anda tersudut," ujar ayah Ayleen memberikan pistol pada wanita berhijab di sampingnya.

"Tolong menjauh dari anak saya, kalau kamu tidak mau terkena tembakan," Ancamnya mengangkat pistol sembari mendekat ke arah anaknya.

Tentu saja penjaga tersebut menjauh dan masuk ke dalam bangunan. Tapi, mereka kembali dengan membawa pistol.

Saat ingin berlari keluar dari wilayah tersebut, sang ibu kembali tertembak dibagian kakinya. Dengan langkah tertatih-tatih keduanya lari dan menjauh.

Ibunya tak menghiraukan kondisinya, saat ini yang penting adalah keselamatan Kanzaya.

"Kanzaya harus kuat, ya" ujarnya berlari dengan kakinya yang terus berdarah.

Sedangkan di belakang sana, terdapat orang-orang yang sedari tadi mengejar mereka.

"Ikuti jejak darahnya," ujar salah satu dari mereka.

Saat tengah berlari Kayra menemukan mobil yang tampak familiar baginya, mobil tersebut tak lain adalah mobil milik suaminya.

Tidak salah lagi, Sarah yang membawanya ke sini. Awalnya mereka hanya mau bersembunyi di mobil tersebut tetapi, para antek-antek penculik tadi malah menggedor-gedor kaca mobil.

Alhasil sang ibu mengambil keputusan untuk lari dari situ, ibunya memang pernah belajar menyetir. Namun, belum terlalu lancar dalam berkendara.

Tidak hanya sampai disitu, terjadilah
aksi kejar-kejaran antara ibu Kanzaya
dan para penculiknya tadi.

Sementara ditempat lain...,

Ketika kembali di tempat kejadian, tempat tersebut kosong melompong, akhirnya ayah Ayleen memeriksa
CCTV.

Dilihatnya Kanzaya yang
ditembak menggunakan pistol matanya tak luput dari layar tersebut, dia tidak sanggup melihat perjuangan Kanzaya bergulir, sampai detik dimana ibu Kanzaya terkena peluru demi menyelamatkan nyawa anaknya.

"Kalian terlambat!" Bentak ayah Ayleen kepada para anggotanya, nada
suaranya naik 5 oktaf.

Bisa-bisanya mereka yang berlabel
polisi membiarkan perempuan mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan anaknya.

Sedangkan Kanzaya sedari tadi dirinya terguncang dengan kejadian yang baru saja terjadi. Dia bangga memiliki ibu seperti ibunya. Namun, karena kehabisan banyak darah sang ibu sudah tidak sanggup menyetir sehingga kehilangan kendali, mobil mereka menabrak pohon hingga
terpental.

"Bunda sayang sama Kanzaya," ujar sang ibu tersenyum membelai anaknya.

Samar-samar Kanzaya melihat senyum ibunya, telinganya menangkap ungkapan sayang yang dilontarkan sang ibu.

Suara sirene mobil polisi dan mobil
ambulance yang sahut-sahutan membuat suasana tempat kejadian
semakin mencekam.

"Saya minta maaf dengan tindakan
ceroboh, yang telah saya lakukan,"
batin Ayah Ayleen menangis, dirinya merasa bersalah atas kejadian
tersebut. Telah banyak kasus yang
ditanganinya. Namun, kasus kali ini membuatnya terguncang secara
mental dan fisik.

"Papa kenapa?" tanya Ayleen yang pandangannya tak luput dari ayahnya.

Ah sial, kenapa dia menangis
dihadapan anaknya. "Nggakpapa, mata papa kelilipan," ujarnya berusaha terlihat kuat dihadapan anaknya.

Flashback off

Renata sebagai ibu sambungnya, telah merawatnya sejak dia berumur lima tahun. Namun, lambat laun dia mulai jengkel dengan perhatian suaminya yang selalu terarah pada anak sambungnya.

Dengan pikiran yang dangkal, dia memutuskan untuk menjual Ayleen, karena tragedi ini lah yang membuatnya diceraikan oleh
suaminya.

Sebelum keluar dari rumah suami,
Renata memohon kepada Ayleen untuk selalu mengabarinya, sebenarnya dia sayang pada anak sambungnya. Tetapi, penyakit gilanya selalu kambuh melihat Ayleen yang semakin hari semakin mirip dengan mendiang ibunya.

Dia ingin menyingkirkan Ayleen ketika melihat wajah rupawan itu. Wajahnya yang kecil dengan
hidung mancung, disertai dengan
matanya yang persis dengan mata orang-orang Arab. Tentu tak luput
dari bulu matanya yang lentik dan alis tebal dari gen ayahnya.

Sungguh terlihat sempurna.
Bagaimana tidak sempurna? Ibunya yang peranakan Sunda-Turki bertemu
dengan ayahnya campuran Jawa-Arab. Kebayang nggak bagaimana visual anaknya?

Ayleen mengiyakan permintaan Ibunya. Namun, semakin kesini ibu
sambungnya semakin bertingkah. Dia ingin memanfaatkan Ayleen secara
terang-terangan.

Please votee!!

KANZAYA DEANDRA AL-GHAZIY[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang