KDA_11

22 8 0
                                    

Happy reading..., 🪐

"Ayleen kamu dipanggil sama bu kyai," ujar Ayumi.

"Makasih, udah ngasih tau," ujarnya bergegas ke tempat tujuan.

Setibanya di sana, dirinya terkejut melihat Kanzaya yang duduk dengan sumringah. Sial! Kejadian semalam kembali teringat di benak Ayleen. Dirinya menunduk malu.

Ekspresi Kanzaya seperti  mengakatan. "Lo kan yang nabrak gue semalam?" Pandangan Kanzaya fokus pada banyaknya perban putih yang terlilit pada tangan gadis tersebut.

"Udah diobatin lukanya?" tanya Kanzaya tiba-tiba.

"Su-sudah," balasnya gugup.

Kanzaya tak mengerti dengan gadis di depannya, mengapa dia selalu menunduk dan suaranya selalu terdengar gugup. Apakah gadis tersebut takut padanya?

"Sebelumnya saya minta maaf atas kejadian semalam. Sebenarnya saya...," ujar Kanzaya menggantungkan ucapannya.

"Itu bukan salah guz, memang saya yang kurang hati-hati." Potong Ayleen, dirinya sudah tidak sanggup dengan situasi saat ini.

"Baiklah, terimakasih." ujar Kanzaya.

"Sudah minta maaf? ujar bu kyai yang baru datang dari balik tirai.

"Udah nek," balas Kanzaya.

Ayleen merasa dongkol dengan situasi saat ini. Apakah bu kyai memanggilnya karena permasalahan semalam?

"Saya minta maaf atas tindakan ceroboh yang di lakukan Kanzaya," ujar bu kyai dengan sangat santun.

Tolong, Ayleen semakin tak karuan dengan perlakuan bu kyai. "Ah ti-tidak apa-apa, sebenarnya tadi malam memang karena terlalu terburu-buru." ujarnya membalas permintaan maaf dari bu kyai.

Setelah semuanya selesai, Ayleen kembali ke asramanya.

"Kamu suka sama dia?" tanya sang nenek to the point.

"Aku masih belum mikir ke sana nek," ujar Kanzaya cekikikan. "Lagian, emang dia mau sama gue yang modelan kayak preman gini." batinnya lagi.

••••••••••

"Kurang ajar kamu!" Nada suara seorang pria naik 5 oktaf.

Hampir saja lemparan gelas dari pria tersebut mengenai kepala remaja laki-laki yang tengah berdiri itu. Namun, serpihan-serpihan kaca dari gelas yang pecah malah mengenai pipinya.

"Gue salah apa sih?" Monolognya bingung dengan tingkah ayah sambungnya.

Ya, dia adalah Immanuel Divaleo.
Ibunya telah meninggal. Namun, jenazahnya belum ditemukan, bahkan ketika dia ingin memeriksa kamar ibunya, ayah sambungnya melarang Nuel. Hal ini yang membuat dirinya menaruh kecurigaan pada ayah sambungnya. Untuk saat ini dia belum memiliki bukti tetapi, jika benar ayah sambungannyalah penyebab kematian ibunya. Maka dia berjanji akan membalas perlakuan keji tersebut.

Ayahnya kemudian berjalan ke arah Nuel. Siapapun pasti bisa mencium bau alkohol yang sangat menyengat ini.

Ah ternyata manusia di depannya ini sedang mabuk. Apalagi yang bisa dilakukan ayahnya selain menghambur-hamburkan uang. Tapi, hal yang sangat membuat Nuel bingung adalah banyaknya bekas luka di sekujur tubuh ayah sambungnya. Kerjanya hanya mabuk-mabukan. Namun, banyak sekali luka yang membekas ditubuh ayah sambungnya.

"Kamu dari mana Nuel?" tanyanya sembari tertawa.

"Dari luar." jawab Nuel malas.

"Kamu sama seperti ibumu, pergi malam pulang pagi. Dasar anak jal...," Belum selesai ayahnya berbicara. Nuel langsung melayangkan bogeman mentah di wajah ayah sambungnya. Kemudian Nuel langsung mengangkat kerah baju ayah sambungnya

Dia tau ayahnya mabuk. Namun, ucapannya kali ini sangat di luar kendala. Ayahnya boleh mengatai dia gila atau apapun itu, asalkan jangan membawa ibunya. "Beraninya mulut lo yang busuk ini, nyebut-nyebut nyokap gue!" Nafasnya naik turun disertai dengan wajahnya yang merah padam.

Dirinya kemudian langsung melepaskan tangannya dari kerah tersebut. Untuk apa dia marah-marah pada orang mabuk seperti ayahnya ini. Sesaat emosinya langsung hilang.

"Sini kamu Nuel!" Teriak ayahnya.

"Sial!" Nuel terus melangkah ke kamarnya tanpa memedulikan teriakan ayahnya.

Saat tiba di dalam kamar, dia langsung merebahkan dirinya. Kepalanya menoleh ke arah bingkai foto yang tergantung rapi di dinding. Dirinya tersenyum melihat wanita yang memakai jas putih bertuliskan gelar dokter forensik.

Ya, sang ibu adalah seorang dokter forensik, banyak sekali kenangan manis yang ditorehkan oleh sang ibu. Bagi Nuel, ibunya adalah ibu yang sangat tangguh. Dia akui ibunya memang memiliki jam kerja yang padat. Namun, waktu bersama anaknya tak pernah kurang demi memberikan perhatian yang cukup.

Hal yang sangat disesalinya adalah mengapa sang ibu menikahi berandalan gila sebagai ayah sambungnya. Entah apa yang merasuki ibunya sehingga menerima lamaran laki-laki tersebut.


Please vote.

KANZAYA DEANDRA AL-GHAZIY[ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang