Rumah Sakit

82 9 6
                                    

Saat Langit menghilang tanpa kabar, Indah saat itu sedang membutuhkan sosok Langit. Namun apa daya, Langit bahkan belum memberi kabar apapun sejak makan malam bersama di asrama nya itu.

Saat Indah mencari keberadaan Langit di kampus dan berakhir bertemu dengan Genta, teman kekasih nya itu. Indah membolos kuliah, karena tiba-tiba tubuh nya terasa ngilu dan sakit. Indah kembali ke asrama nya untuk beristirahat agar ia kembali sehat.

Namun bukan nya semakin membaik, kondisi tubuh Indah semakin memburuk. Indah bahkan sudah memuntahkan isi perut nya berkali-kali. Indah yang bingung harus menghubungi siapa pun, akhirnya memilih menghubungi Farah.

Farah, teman yang di kenal saat kedua nya menjalani ospek bersama. Sebenarnya Farah dan Indah beda fakultas. Farah si anak Ekonomi, dan Indah si anak kedokteran.

Farah terkejut saat mendapati Indah tergeletak di lantai dapur kamar asrama nya. Indah tidak pingsan, karena tubuh nya lemas, jadi ia tak bisa beranjak dan berakhir terkulai lemas di lantai dapur.

Farah membantu Indah untuk meminum obat, dan juga membantu Indah untuk mengganti pakaian nya.

"Lo itu kalau sakit langsung hubungin gue dong, Ndah," geram Farah seraya fokus menyetir. Ya, kini kedua gadis itu sudah berada di dalam mobil milik Farah.

Entah Farah akan membawa Indah kemana, Indah pun tidak tahu. Indah hanya memejamkan mata nya sembari memijat pelipis nya yang berdenyut nyeri.

"Ke minimarket dulu Far, gue mau beli sesuatu," ucap Indah lirih.

"Lo, lagi lemah begini. Bisa-bisa nya mau ke minimarket?" Pekik Farah terkejut.

"Sebentar doang Far, tolong lah..." Lirih Indah dengan menatap teman nya memohon. Farah berdecak kesal, kenapa sih Indah itu harus jadi spesies keras kepala.

"Yaudah iya, tapi gue aja yang turun," ucap Farah kesal. Indah menganggukkan kepalanya lirih.

Sesampainya di minimarket, Indah memberikan sebuah catatan apa saja yang harus di beli Farah. Farah pun masuk ke dalam minimarket, namun tiba-tiba Indah ikut menyusul Farah masuk ke dalam minimarket.

Saat Farah sedang mengantri untuk membayar belanjaan nya, tiba-tiba Indah muncul dan mengatakan bahwa untuk meminta di kirim saja belanjaan nya ke alamat asrama nya.

Setelah kedua gadis itu menyelesaikan transaksi belanja dan meninggalkan alamat asrama. Kedua nya pergi meninggalkan minimarket, tanpa Indah sadari bahwa sedari tadi ada sosok wanita cantik yang ingin memanggil Indah namun tak sempat memanggil nya.

Indah dan Farah pun kembali ke mobil, Indah meminta Farah untuk ke rumah sakit. Tubuh nya semakin ngilu, dan tak bisa diatasi oleh obat yang di miliki oleh Indah.

"Lo kenapa Ndah? Duh, jangan bikin gue parno dong. Lo mau muntah?" tanya Farah yang panik dan khawatir saat melihat Indah yang sudah lemas dan seperti menahan mual nya.

"Please, please... Tahan okey, tahan," tangan Farah sibuk mencari kantong plastik untuk Indah.

"Nih, nih. Cepet muntahin," Suara muntahan Indah pun terdengar, dan tubuh nya semakin lemas.

"Minum dulu, sebentar lagi kita sampai," ucap Farah seraya mengelus lengan teman nya itu. Wajah Indah benar-benar sudah pucat pasi.

Saat mobil nya telah sampai di depan lobby Rumah sakit, Farah berteriak memanggil para perawat, agar membantu nya mengangkat tubuh Indah yang lemah di dalam mobil.

Tiga perawat datang dengan membawa brankar. Tubuh Indah di angkat, dan di letakkan di brankar. Farah berjalan cepat mengikuti brankar teman nya itu. Mata Indah perlahan tertutup, jemari Indah semakin lemas.

Dia LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang