Indah terduduk di kursi pinggiran jalan Malioboro, disana ia menatap orang - orang dan kendaraan yang berlalu lalang di hadapan nya. Tatapan nya yang kosong membuat Indah tak merasakan ada sosok lain yang duduk di sebelah nya. Farah menghembuskan nafas nya kasar, ia tahu apa penyebab teman nya hanya diam seperti patung itu. Farah menyaksikan juga bagaimana sosok Langit yang membela gadis lain di hadapan publik dengan menelontarkan bahwa gadis itu milik nya. Siapapun pasti akan merasakan sakit juga bukan?
"Makan yuk?" ajak Farah seraya menampilkan senyum agar teman nya itu bisa tersenyum juga.
"Lagi males Far," ucap Indah lirih.
"Lo, baru keluar dari rumah sakit. Gimana kalau Ayah lo tahu, kalau lo mengabaikan diri lo begini? Lo kan harus operasi nanti, jadi lo harus menjaga diri lo mulai sekarang," ucap Farah.
Ya, pada akhir nya Indah akan menjalani operasi. Namun bukan di Yogyakarta ia akan menjalani operasi, melainkan di Bandung. Ayah nya memberikan syarat pada Indah untuk kembali ke Bandung jika memang Indah tak menyetujui Ayah nya yang menjadi pendonor ginjal untuk nya. Indah yang tak menginginkan sang Ayah menjadi pendonor nya, ia pun mengiyakan syarat yang di ajukan oleh sang Ayah.
"Yuk, makan ayam gepuk Pak Gembus. Nggak kangen lo?" Indah terkekeh mendengar ajakan dan tawaran yang menggiurkan dari teman nya itu.
Siapa yang tidak rindu ayam gepuk Pak Gembus yang sudah di kenal citra rasa nya yang tidak memiliki tandingan itu.
"Kalau Ayah gue tahu, lo biang kerok atas ayam gepuk Pak Gembus yang masuk ke dalam usus-usus cantik gue, gue rasa Ayah bakalan pecat lo jadi teman gue," ucap Indah dengan meledek Farah.
"Yaelah ya jangan bilang sama bokap lo yang badan nya kaya gapura kabupaten itu dong,"
Indah bangkit dari posisi duduk nya, lalu ia berjalan mendahului Farah yang juga menyusul nya dengan berlari. Kedua gadis cantik itu berjalan kearah tempat Farah memparkirkan sepeda motor nya, lalu kedua melajukan sepeda motor milik Farah dengan Farah yang mengendarai nya.
Setiba nya di kedai Ayam Gepuk Pak Gembus yang terkenal selalu ramai itu, Farah memicingkan mata nya saat tak sengaja melihat sosok laki-laki yang di kenal nya.
"Eh, itu temen gue, Ndah. Kesana yuk, meja nya kosong juga," Indah menganggukkan kepala nya saja.
"Woi Bagas, lo disini? Ngapain?" tanya Farah yang langsung mencomot kulit ayam di piring laki-laki bernama Bagas itu.
Laki - laki berdarah Jawa itu terlihat memicingkan mata nya untuk melihat sosok gadis yang sudah mencuri kulit ayam kesayangan nya tanpa dosa.
"Balikin nggak?" sentak Bagas kesal. Bagas semakin kesal saat melihat kulit ayam nya sudah masuk ke dalam mulut Farah. Farah hanya mengunyah tanpa dosa seraya tersenyum, sedangkan Bagas rasa nya laki-laki itu ingin sekali mencekik leher jenjang Farah sampai memuntahkan kulit ayam nya.
"Yaelah pelit banget sih Gas, kulit ayam doang," ucap Farah enteng. Bagas melototkan mata nya mendengar kata 'kulit ayam doang?' What the hell?
"Duduk sini Ndah jangan berdiri terus," ucap Farah seraya menepuk kursi di sisi nya yang kosong.
"Kenalin Gas, ini temen kuliah gue, nama nya Indah," ucap Farah yang memperkenalkan Indah pada Bagas.
"Ndah ini Bagas bestie gue," Indah tersenyum seraya menganggukkan kepala nya. Bagas mengulurkan tangan nya yang kotor itu dengan menyebutkan nama nya.
"Bagas," Indah menerima uluran tangan nya dan menyebutkan nama nya juga.
"Gue pesen makan dulu deh," ucap Indah seraya bangkit untuk memesan makan nya.
"Lo kaya biasa kan Far?" Farah hanya mengangkat jempol nya sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Langit
RomanceRaden Langit Tirtoadji, mahasiswa semester 6 yang masih menjabat sebagai Presma alian Presiden Mahasiswa. Raden Langit Tirtoadji, kerap di sapa Langit itu. Langit laki-laki yang selalu sibuk dengan dunia nya, di jodohkan dengan seorang gadis kutu bu...